12/21/2018

BERDAGANG DI TEMPAT RAMAI

Wahyu Subiantoro

Location , Location, Location.

Saya sadar kalau produk saya yang batik tulis, kebaya dan produk ethnic itu bukan kebutuhan primer. Kebanyakan (potensial) customer lihat-lihat dahulu, dan syukur-syukur saya ingat meberi kartu nama sambil mengobrol : “kalau ada kebutuhan, nanti mampirnya di sini saja ya..”. Kebanyakan memang mampir lagi (tapi ya memang entah kapan).

Karena sifat produk saya yang begini, maka saya tidak mau membuka di tempat “mandiri”, seperti ruko atau buka di rumah. Karena saya sadar, berapa orang sih yang “bela-belain” mencari batik, puter balik (waktu lihat papan iklan di luar ruko) , parkir dan masuk toko mandiri seperti itu. Sering customer rada takut atau sungkan.

Buka di Mall atau tempat belanja itu lumayan enak. Kemungkinan produk/usaha kita ‘dilihat’ orang , lebih tinggi daripada di luar (asal ya jangan salah pilih Mall). Seperti kita rasakan kalau kita jadi pengunjung, mall ada ‘kelas’nya sesuai dengan segment yang ingin mereka bidik.

Mall tempat saya buka bukan mall kelas atas. Tidak ada high-end tenants seperti L*uis Vuitt*n atau G*cci nya. Paling juga M*t*h*ri Dept.Store. Jadi memang mall kelas menengah. Cocok dengan segmen yang mau saya bidik.

Lalu lokasi dalam Mall.
Tahu sendiri, dalam mall yang sama, ada lokasi favorit seperti lantai utama (Ground Floor), biasanya ini lantai tempat atrium berada. Jarak lantai-langit-langit relatif lebih tinggi dibanding lantai-lantai lainnya. Dan karena ini akses utama, biasanya ‘anchor tenants’ alias penyewa utama seperti M*t*h*ri Dept. Store berada di sini.
Ini penting, karena sifat anchor tenant adalah salah satu penarik utama traffic pengunjung. Jadi, dari parkiran dan akses masuk mall,pengunjung biasanya akan melangkah ke sini.

Lokasi atrium dan ruang terbuka lain juga penting, karena sering dilakukan banyak acara dan promosi, sehingga pengunjung bergerombol (dan outlet kita lebih sering dilirik orang).
Tetapi ada juga tidak enaknya, kalau acara atau pameran yang sedang berlangsung itu, memasang booth atau propertinya terlalu tinggi, sehingga outlet kita tertutup property mereka (walaupun biasanya di mall ada ketentuan tinggi maksimum untuk properti pameran, tetapi rasanya ini tidak berlaku di atrium utama).

Lokasi favorit lain adalah di jalan utama, karena biasanya adalah akses pengunjung untuk menuju pusat-pusat atraksi di mall tersebut (ya anchor tenant itu, atau section/area khusus seperti foodcourt). Kalau tidak bisa di akses utama, di second-road nya juga masih ok, asalkan masih bisa kelihatan dari jalan utama, dan dekat outlet-outlet yang ramai.

Sebenarnya ada bagusnya, mall menetapkan zona khusus. Ada yang zona fashion saja, kadang malah dibuat spesifik seperti ‘kampung batik’ . Tidak perlu kuatir persaingan barang sejenis, karena justru dengan ‘bergerombol’ ini pengunjung yang berniat mencari produk tersebut, biasanya lebih suka ke area begini (karena banyak pilihan).

Seperti di sebelah saya, ada 6 outlet wedding organizer. Awalnya hanya 2 outlet, tetapi lama-lama jadi 6. Saingan ? iya pasti. Tapi karena berngumpul , lokasi ini malah terkenal dan jadi tempat ‘jujugan’ banyak calon manten (dibandingkan outlet yang buka sendiri di pojok sono). Nah, ramai deh (kalau sudah banyak calon customer, pandai-pandai kita-lah mengemas produk kita biar menarik.

Akhirnya, dengan begitu banyak pertimbangan baik yang didapat dari teori maupun pengalaman, memang kita tidak dapat memperhitungkan semua variabel lokasi (kebanyakan analisis, tidak jadi membuka). Dan memang ada hal-hal yang di luar teori, namun (kelihatan) berhasil . 


Contohnya, ada toko peralatan selam, buka di area basement, campur dengan craft center. Atau outlet kaus dan asesoris Punk/Underground yang buka di lantai UG di gang sepi, dan sebelahan dengan outlet merchandise K-Pop yang nyempil tapi banyak anak abegeh tahu (ternyata toko ini eksis di medsos), atau seperti saya yang salah buka outlet di section sepi, tetapi ternyata tertolong gara gara ada Samsat Corner dan Pegadaian di depan.
Yang penting cukup dianalisis, usaha dibuka, kerja keras, lalu serahkan sama Yang Diatas.

Sebagai tambahan, mungkin bisa dipertimbangkan, apakah mall yang akan kita pilih ini, bagian dari konsorsium/group mall , atau mall 'satuan' .
Karena dari pengalaman/pengamatan saya, grup pengembang mall yang punya beberapa mall, biasanya lebih gencar dalam berpromosi dan melakukan program program customer. Dan gaung-nya (ke mass media) jadi lebih kedengaran, karena melibatkan lebih banyak mall serta skala programnya lebih besar.
Di Surabaya ada grup mall dalam management Pak*w*n Grup, di Jakarta mungkin Ag*ng Podom*r* dan Lip** .
Well.debate-able.

12/20/2018

BUMBU MASAK INSTAN

Abuy Reyhan

Perkenalkan nama saya Yudi dari Malang, memulai usaha ini sekitar 2 tahun yang lalu. Berawal ketika saya pulang dr Saudi tahun 2013 sebagai TKI, setelah sebelumnya sempat jatuh bangun di dunia konveksi.

Pulang dari Saudi bermodal uang sedikit ada yang mengajak ikut MLM, karena waktu itu saya masih bingung mau usaha apa, dan juga yang mengajak sahabat baik. Akhirnya langsung saya iyakan.

Tapi ternyata selang beberapa bulan modal kami ludes semua di bawa upline.
Selepas itu ada teman yang mempercayakan uangnya untu saya pake jual beli motor bekas sama mobil bekas
Saya mencari unit di Kaltim kemudian dikirimkan ke Jawa Timur. Usaha inipun tidak berjalan lama
Pemasaran lancar tetapi mencari unit yang sesuai kriteria lumayan susah dan modalpun saya kembalikan.


Sekitar dua tahun saya jalani jual beli kendaraan. Tapi berawal dari situ, rekanan saya di Samarinda yang biasa mencarikan motor dan mobil, mengenalkan produk bumbu instan dan mengajak saya untuk joint.
Singkat cerita, saya ketemu produsennya dan di beri wilayah di Kalimantan Selatanl plus di beri hutang berupa bumbu buat di pasarkan di sana.

8 bulan di Kalimantan Selatan dari rutinitas sebagai sales, saya mengalami titik jenuh pada hal penghasilan lumayan. Akhirnya saya punya pikiran, bagaimana kalau usaha di Kalimantan Selatan ini saya over kepada orang lain dan nantinya setiap orang yang mau order bumbu harus melalui saya dan saya tentu ambil untung sekian persen.

Setelah presentasi beberapa orang, saya pun menemukan orang yang pas unuk menjadi rekanan saya. Dia jujur, muda plus punya dana buat take over stock yang ada dan stock titipan di pasar

Kemudian saya pindah ke Palangka raya. Tidak
perlu waktu lama, cuma 2 mingguan di sana, ada lagi orang yang take over usaha saya dengan sistem seperti di Kalimantan Selatan. Akhirnya saya ketagihan
diam di rumah tetapi tiap minggu ada yang order dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah yang memberi kontribusi ke saya

Saya pun terbang ke Pangkalan bun untuk "babat alas", buka pasar di sana. Dalam selang 5 bulan sudah ada lagi yang ambil alih.

Saya pulang lagi ke pulau Jawa dan mencoba berkompetisi di Jawa tepatnya di daerah Bojonegoro/ dan Blora.
Alhamdulillah dengan sistem kerja arahan dari pabrik yang saya terapkan.

Saya bisa bersaing di pulauJjawa dan lagi lagi di ambil alih oleh orang setempat. Dan sekarang saya memulai babat alas lagi di daerah Pekalongan, sudah berjalan selama satu setengah dan kayaknya tidak lama lagi sudah ada yang melirik dan mau ambil alih.

Insyaallah dlm tri wulan ini saya mau di ajak sama pihak pabrik uuntuk survey pasar ke Malaysia
Minta saran dan dukungan beserta doa dari sahabat sahabat semua agar usaha yang saya rintis bisa terus berkembang
Dan saya sekalian promosi bagi rekan rekan di wilayah yang belum ada komoditas bumbu ini bisa kita pasarkan di sana, terutama di luar pulau..

Terimakasih sudah di ijinkan belajar menulis dengan berbekal ijazah SMP saya 


BUMBU DAPUR SACHET






Akhmad Kusaini (Husein)

Perkenalkan saya dikasih nama Akhmad Kusaini, dipanggil Husein sama orang-orang, Usia baru 24 tahun jalan dan jomblo dari desa Gandrungmangu Kab. Cilacap, Jateng 53254, berdagang sayuran, bumbu dan klontong, 4 tahun silam di pasar rakyat Setuan Sidareja dengan modal nekat.

Alhamdulillah gulung tikar cuma untung relasi, tempat usaha (kios), motor, bikin kamar mandi buat ortu sama bisa bayar premi asuransi dan hutang Rp. 45 juta lunas tahun 2018 ini dan insyaallah berlanjut utang lagi (ketagihan ditagih

Memutuskan vakum karena permodalan melemah, sistem berdagang yang kurang cocok, umur terasa dikurung. Dan setahun terakhir fokus di perusahaan asuransi yang alhamdulillah klik dengan passion saya (adventure) sedikit - sedikit sudah dapet ilmunya dan komisinya, tinggal action mumpung masih muda. Insya Allah di bisnis ini saya komitmen seumur hidup. 

Biar kacang tidak lupa kulitnya, sayapun mengulang kenangan 4 tahun silam jualan bawang merah lagi kecil-kecilan dengan desain packing yang lebih cool dan segala atributnya.
Kalau dulu yang digoreng adalah 'sisa' dari pilihan pembeli sekarang sudah tidak lagi, melainkan join sama bandarnya. Kenapa tidak produksi sendiri?. Karena lebih efisien ini dan menunjang profesi belakangnya.

Pemasaran melalui Online gratisan
dan nitip di Swalayan, dan kadang memberi Quota kepada teman, bahkan yang tidak kenal sekalipun buat bom ke grup Sosmed mereka.

Alhamdulillah keluar kandang juga produknya, jelas kurang greget karena modal lagi kekeringan. Akhirnya opsi gratis pun saya 'embat', berikan masukan di group ini..
Sharing disini lebih ke perkenalan biar menambah relasi dan ilmu, tentunya sekalian mencari masukan dari para master disini, biar hidup makin hidup.
Apakah langkah saya patut dipertahankan atau didedikasikan saja keorang lain sementara modal kekeringan? 

Maaf tulisannya tidak sopan ala anak jalanan semoga  menginspirasi dan jadi koreksi saya pribadi.


Salam dari Cilacap




                                    ***
























12/19/2018

KEKUATAN CERITA KOPI



Adi Fuad

Awalnya saya bekerja di Biro wisata di jember, Jawa Timur  oleh karena ada peristiwa kecelakaan bus di daerah Jawa Tengah, akhirnya istri meminta saya berhenti jalan, karena risiko perjalanan yang tinggi.

Setelah beberapa waktu vakum dan tidak berpenghasilan, saya pulang kerumah ibu di daerah pedesaan yang jauh dari kota Jember. Kebetulan ibu juga mempunyai stok kopi dari kebun yang lumayan banyak, saya akhirnya mencoba membuat kemasan kopi bubuk.

Dan kebetulan juga di desa ibu saya banyak janda janda yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, saya ambil keputusan untuk membuat kopi tradisional yang tidak diolah dengan mesin, tapi diolah dg cara tradisional, diroasting dengan wajan tanah liat dan ditumbuk dengan lesung dengan tenaga produksinya dari janda janda sekitar rumah.


Awal pemasaran ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi, karena juga tidak mempunyai ijin edar.
Setelah 6 bulan menunggu perijinan PIRT keluar, akhirnya saya berinovasi dengan membuat kemasan dan menciptakan trade mark kan ketradisionalan kopi saya.

Alhamdulillah, setelah keluar ijin edar PIRT, penjualan mulai merangkak naik sedikit demi sedikit.
Memang mutu kopi saya jauh dengan kopi yang sudah terkenal, karena kopi saya adalah kopi Robusta yang notabene kurang diminati pecinta kopi.


Setelah mempelajari teknik pemasaran dari beberapa rekan dan juga pembelajaran tentang kemasan dari beberapa pihak, termasuk dari anggota grup disini, akhirnya saya mempunyai teknik tersendiri.

Memang kopi saya adalah kopi lokal tidak terkenal, tapi dengan kekuatan cerita, alhamdulillah para konsumen mulai suka dan kopi saya mendapat tempat di hati mereka..

Intinya dari pengalaman yang saya dapat, kekuatan cerita, dan penjelasan tentang proses suatu produk sangat membantu dalam pemasaran.
Maaf tulisan saya blepotan, maklum newbie dalam hal tulis menulis.

Jangan patah semangat, teruskanlah berinovasi, karena tidak ada yang tidak bisa

SARJANA HUKUM JUAL BUAH



Endah Puspaningrum


Saya sekolah mendalami ilmu hukum, tapi ketika melihat kebobrokan mafia hukum dan sepertinya tidak ada yang bisa saya perbuat maka saya memutuskan untuk tidak bekerja di bidang itu. Ilmu hanya untuk saya praktekkan buat diri sendiri dulu.

Selepas kuliah saya masih berusaha mencari pekerjaan kantoran. Tapi kok kayaknya standar gajinya belum ada yang sesuai dengan harapan saya. Setelah lelah akhirnya saya dan suami memutuskan menikah tanpa pekerjaan. Nekat ya ?. Iya, sampai sekarangpun saya masih belum percaya dulu berani mengambil keputusan itu. Tapi inilah titik awal yang membuat kami akhirnya jadi wiraswasta, karenakepepet.

Menikah baru sebulan saya hamil dan harus sakit terus menerus, pas kandungan usia 4 bulan ada toko dikontrakkan di pasar. Nekad, meminjam uang mertua, lalu kami kontrak.
Tapi kami tidak tau apa yang harus kami jual. Modal tidak punya, apalagi keahlian berdagang.



Setelah berdiskusi denan suami, maka kami akan meneruskan usaha pemilik terdahulu. Pemilik toko adalah orang sepuh yang berjualan buah dann setelah meninggal toko dikontrakkan pada kami. Jadilah kami jualan buah karena modalnya relatif kecil.

Awal berjualan banyak banget orang yang nyinyir :
"Dikuliahkan orang tua dengan susah payah, ternyata cuman berjualan buah di pasar, mending anak saya, tidak usah sekolah tinggi tinggi, kalau tidak bisa menjadi pegawai".. Omongan itu adalah makanan kami sehari hari. Kami hanya menelan ludah pahit banget.

Tapi Gusti Allah maha baik, jualan kami laris. Rambutan 2 ton bisa habis hanya dalam sehari dua hari. Waktu itu ambilnya Rp.1.500,- dan kami bisa jual Rp. 2.500,-. Omongan orang adalah cambuk bagi kami untuk terus berinovasi,

Apalagi ya yang bisa kita lakukan biar tidak stuck di situ? Akhirnya kami melirik mainan anak dan camilan camilan yang berbentuk lucu. Kami tarik anak anak lebih dahulu untuk membangun brand. Kami percaya kalo anak anak sudah merengek pada orang tuanya pasti mereka otomatis menyebut toko kami dan lama lama orang tuanya akan familiar dengan kami.

Baru berjalan 2 tahun ( dari kontrak 5 thn), ahli waris pemilik toko mau menjual tokonya, karena butuh uang. Inilah pertama kalinya kami kenal dengan Bank .😁
Tidak berdaya, karena baru memulai usaha, belum lagi buat biaya persalinan karena harus SC, kami harus membayar toko. Akhirnya berbekal Sertifikat milik orang tua kami masuk ke Bank.
Itu adalah awal perjalanan kami, selanjutnya kami bisa menggalang dana sendiri



Pada akhirnya bisa beli toko yang saya kontrak, setelah hutang ke Bank. Dan ternyata dari hasil yang tidak besar, berhasil membayar angsuran dengan baik.
Masalah selanjutnya adalah tempat tinggal karena rang tua saya tidak menyediakan tempat tinggal setelah saya menikah. “Pikiren dewe”, itu istilah almarhum ibu pada saya. Ibu hanya bisa menyekolahkan.

Sementara suami dua bersaudara dan kakaknya beserta keluarga kecilnya sudah menumpang di rumah mertua.  Untuk budaya orang Jawa, tidak boleh tinggal 3 pasangan dalam satu rumah. Kami putar otak, setelah menikah dan akhirnya kami "nunut" di rumah nenek dengan konsekuensi menanggung seluruh biaya keperluan rumah. Pas 2 tahun selesai menggangsur toko, rumah disebelah nenek pas di jual. Nah ini skenario Gusti Allah yang pas banget.

Nekad, masuk ke Bank BRI lagi.Tidak berhenti di sini, kami selalu memikirkan inovasi yang bisa kami lakukan untuk usaha kami. Masak kami yang sarjana, melakukan hal yang sama saja, mestinya harus bisa agak lain, itu istilah kami. Kami ingin menunjukkan pada lingkungan kami,, bahwa tidak rugi menyekolahin anak, walau tidak mejadi pegawai yang tiap hari pakai seragam dan bersepatu, kami juga bisa unjuk gigi 😁

Akhirnya kami menambah varian dagangan yang semula makanan ringan dan mainan, tambah palen dan rokok. Alhamdulillah, akhirnya bertambah lagi sembako.
Setelah tau rasanya karena beli beli, jadi ketagihan.
Dan itu jadi target kami selanjutnya. Selalu beli properti atau apalah., yang penting tiap tahun ada target yang harus tercapai.

Setelah sekian tahun berusaha, saya rasa hutang di Bank memberatkan. Di daerah kami hanya ada Bank BRI dan ketika saya ambil dulu, rata rata bunganya 2% per bulan. Dari sinilah kami cari alternatif baru, ini juga yang ingin saya bagi ceritanya dengan teman teman.

Kenapa saya tidak memanfaatkan potensi yang ada di srkitar saya ? Karena tempat usaha kami di pasar, kami membuka kesempatan pada pedagang lain untuk menaruh uang mereka yang ngganggur di tempat saya dengan catatan uang itu saya kembalikan pas puasa, sebelum lebaran dengan tambahan hasil, berupa kebutuhan pokok.  Saya tidak harus pinjam Bank BRI dengan bunga yang tinggi. Mereka juga bisa menyimpan uang dengan imbal hasil yang lebih besar dari pada di taruh di Bank.

Semua yang saya uraikan di atas adalah gambaran kasar usaha saya. Dan semua itu bisa saya capai karena banyak faktor. Tapi faktor terpenting adalah :
1. Karena Allah sayang saya
2. Disiplin tingkat tinggi
3. Trust.

Jika saya tidak dipercaya pasti tidak akan ada orang yang naruh uang kepada saya, dan sampai saat ini saya berusaha selalu menepati semua ucapan saya. Jika karena sesuatu hal yang tidak bisa saya hindari, saya akan selalu bicara dan minta maaf.

Jadi inti dari wiraswasta adalah disiplin dan kepercayaan. Percayalah, jika orang percaya, maka jalan anda akan terbuka dengan sendirinya.

Sebagai penutup, saya ingin teman teman juga mencoba berusaha. Walau awalnya kecil, jika kita konsisten dan tidak cepat putus asa, pasti akan banyak tangan tangan terulur membantu anda. Itu adalah tangan Tuhan...
Kisah yang agak tidak enak tidak usah diceritakan, biar tidak pada takut untuk berwiraswasta 
😁



Salam wiraswasta 💪

Top of Form




                                    ***










































12/18/2018

ANDA DICARI BUYERS ?


Pilih mana, mencari buyer atau sebaliknya buyer yg cari kita.
Kalau buyer yg cari kita kan nego harganya kita kuat.
Pengalaman anggota PUAN, bpk Jones Hattu dari Cirebon produsen dan exportir furniture seperti ceritanya berikut ini :
Saat ini peran medsos sangat membantu dalam mencari buyer.
Yang saya rasakan saat ini dari INSTAGRAM banyak di contact oleh buyer
Saya juga melakukan direct email ke buyer. Tetapi memang untuk direct email ke buyer kita harus sabar menunggu response dari mereka.
Saya tidak pernah ragu atau kuatir dengan design product saya akan di copy oleh orang. Saya punya keyakinan bahwa kalau kita yang pertama mengeluarkan design secara psikologis kita menang. Karena buyer akan lebih confidance kepada kita.
Sebab kita sudah membuktikan dengan foto product yang kita upload atau share.
Yang sering saya alami Buyer akan bertanya where is your location? Atau I'm interested with your product. Please send your catalogue.
Kemudian saya persilahkan dia untuk visit ke website kita. Disana dia bisa download catalogue dan juga bisa meminta informasi tambahan dengan menulis dan mengirim pesan dari website kita.
Jujur saya baru sekali ikut sebagai peserta pameran IFFINA tahun 2014. Tapi bagi saya pameran yang saya ikut itu tidak terlalu berdampak kepada kita dalam hal mendapat buyer.
Yang sering saya lakukan adalah kemana-mana selalu saya bawa CD catalogue. Terutama kalau ada pameran. Saya akan datang sebagai visitor.
Disana mata dan telinga saya harus betul2 fokus.
Saya bisa melihat dan tahu mana buyer, buyer agent dan mana visitor.
Kalau yang buyer atau buyer agent, biasanya saya akan menunggu dia diluar areal pameran.
Saat dia keluar dari area pameran saya akan ajak kenalan dan ngobrol beberapa menit, setelah sudah agak akrab, saya akan ajak makan atau minum kopi. Saat itulah saya berikan CD catalogue.
Saya punya pengalaman juga mendapat buyer saat di ruang tunggu di bandara.
Saya melihat dia membawa majalah furniture, saya coba dekati dan berkenalan dengan dia. Saya tanya apakah dia punya usaha furniture?
Dia jawab tidak, dia sering membeli furniture dari Indo untuk dijual di negaranya. Disitulah saya menceritakan tentang saya sambil saya berikan CD.
Sebenarnya IG dan Web sama2 efektifnya bu. Hanya IG itu adalah medsos jadi jadi setiap kita posting apa langsung bisa dilihat oleh banyak orang dimanapu. LinkedIn juga cukup efektif.
Kisah ini termasuk dalam kuliah telegram PUAN tgl 16 Desember 2018 dari narasumber Naning Sudiarta.
Tp karena beda pendekatan, dibuat postingan terpisah. Sehingga postingan PUAN semakin kaya tentang Eksporr

JASA SETRIKA, MODAL MINI


Reposting untuk PUAN...….

Muhammad Ikhsan


Setelah sedikit bertukar pikiran dgn istri, akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha apa saja, asalkan harus dibidang jasa ( karena saya menganggap peluang bisnis dibidang jasa lebih jelas, nyata dan tidak ada matinya ) . “Tapi kiran kira apa ya ?”, kata saya kepada istri. Istri masih tetap dengan pendiriannya membuka laundry, Hmmm, the power of emak emak sedikit mulai diterapkan olehnya.

Saya diam sejenak dan lalu panggil istri lagi dan bertaanya :” Yakin kamu mau buka laundry lagi ?”.
“ Iya yakin”,  jawabnya. 
“Sekarang modal kita tidak lebih dari Rp. 8 juta. Saat itu, kebetulan saya dapat pesangon peralihan kontrak kerja dari perusahan lama ke perusahaan baru, pemenang tender transportasi di perusahan minyak tersebutt.
“Apakah cukup uang segini untk buka laundry, sementara disekeliling kita sudah menjamur usaha laundry kiloan dengan teknologi yang sudah cukup mumpuni ?.
“Saya ada kalung & gelang emas, kita jual saja ini untk tambahin modalnya”
“Masih tidak cukup itu, kalau bisa emas yang ada jangan di jual, apalagi itukan emas turun temurun dari orang tua kamu dek”.


L alu saya kembali bertanya :” Kamu kan ibu Rumah tangga, kira kira pekerjaan rumah tangga apa yang paling menyita waktu ?.
“ Menggosok” jawabnya singkat.
Ting.., seperti mendapatkan sebuah hidayah, lalu saya bilang :
“Dek gimana kalau kita buka jasa setrika pakaian saja, sistem tetap sama kiloan seperti laundry, yang mana resiko lebih kecil, tidak memikirkan kain orang kena luntur, tidak diumpat pelanggan karena pakaian mereka kurang bersih”

Secara disetiap rumah tangga pasti sudah mempunyai mesin cuci, yang mana mereka pasti tidak begitu repot dalam pekerjaan itu, tinggal letakkan kain kotor ke mesin, isi air lalu tambahin detergen sesuai keinginan mereka. Tapi jelas tidak dengan menggosok pakaian yang telah mereka cuci. Pasti waktu mereka akan tersita untk itu,


Dan kebetulan Ruko kita ini dikelilingi perumahan yang kebanyakan dari mereka adalah pekerja baik itu suami ataupun istrinya. Kemarin saya ada lihat iklan setrika uap yang menggunakan gas elpiji hasil setrikanya lebih rapi dari setrika listrik, lebih cepat & aman.

Dana yg ada saat ini lebih dari cukup untuk membelinya, Rp.6 juta sudah sama ongkos kirimi, sedangsisanya bisa dipakai untuk menyetak spanduk & brosur untuk disebar ke perumahan perumahan.

Seiring berjalannya waktu, usaha ini bergeliat, tepat pada Januari 2017, apa yang saya cemaskan sebagai karyawan kontrak terjdadi, kontrak kerja hampir 800 orang karyawan jasa transportasi ditempat saya bekerja tidak diperpanjang dan saya termasuk di didalamnya.

Alhamdulillah, walaupun saya berhenti bekerja tetapi tidak membuat kami berhenti berpenghasilan. Sekarang saya dan istri fokus pada usaha kecil kami ini. Saya juga tidak canggung pada peralihan ini, karena dulu saat masih bekerja, dihari off, saya selalu fokus membenahi setiap kekurangan dari usaha yang telah kami rintis ini.

Alhamdulillah penghasilan kami saat ini jauh lebih baik dari saat saya masih menjadi seorang pekerja kontrak diperusahaan Migas tersebut. Maka dr itu nikmat ALLAH mana lagi yang akan kami dustakan ?.

Maaf jika tulisan saya ini agak belepotan, krn memang saya bukanlah seorang penulis, dan mudah mudahan bisa menjadi inspirasi buat rekan rekan yang ingin membuka usaha dgengan modal terbatas seperti saya. Saat ini perbulan nya kami bisa meraih untung kotor  Rp. 12  - 15 juta perbulannya diluar gaji kryawn..

Ruko tidak sewa, jika rekan rekan ingin mencoba usaha yang sama tetapi belum sanggup menyewa tempat, manfaatkan saja ruangan yang ada dirumah, bisa itu paviliun, gudang, ruangan kosong dsb, yang penting sirkulasi ruangan tersebut harus ada & terbuka untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dari kesalahan & kelalaian kita dalam menggunakan gas elpiji.

Semoga bermanfaat bagi anggota grup PUAN

Mau join di  grup FB PUAN, Google saja Pasar Usaha Anak Negeri





                                                ***

















 

KUE LAPIS NENEK JAY, 70 THN



Dian Ismaya, Surabaya



Saya bekerja sebagai karyawati di bagian Finance, tapi sebenarnya sudah lama ingin mempunyai usaha sendiri. Untuk mengobati kegalauan, sekarang saya ikut pelatihan UMK (Usaha Micro Kecil) di tempat saya tinggal.

Waktu awal awal mendaftar sempat merasa minder karena sudah berumur tapi belum bisa apa apa di bidang usaha. Tiap kali pertemuan ada 2 sesi, yang pertama sesi seminar tentang digital marketing dan lanjut ke success stories para pelaku usaha.

Sesi ke 2 pelatihan membuat produknya. Bagi yang sudah punya produk, dimasukkan ke kelas lanjutan yaitu untuk peningkatan mutu dan membuat produk baru. Bagi yang elumpunya produk dimasukkan kelas basic, sesuai minat peserta masing-masing.

Pada sesi seminar ada seorang ibu yang bagi saya menginspirasi banget. Beliau sudah berusia 70 tahun waktu pertama kali ikut pelatihan, tapi semangatnya luar biasa seperti usia 17 tahun, namanya Bu Jai.
Beliau sering suntuk di rumah karena anak anaknya bekerja semua, sedangkan cucunya juga sibuk sekolah dan kuliah.

Setiap selesai sesi digital marketing beliau selalu antusias bertanya kepada para pelatih bagaimana caranya bikin FB dan instagram untuk promosi usahanya. Yang repot pelatihnya ini, nenek nenek pasti gampang lupa Pada akhirnya pelatih punya akal, Waktu pelatihan marketing disuruh mengajak anak atau cucunya yang paham tentang internet. Akhirnya ada salah satu cucunya yang bersedia mengajar Bu Jai di dunia Maya untuk menghandle pemasaran produk neneknya.

Bu Jai sendiri focus untuk membuat produk yang akan dipasarkan. Karena beliau hobby bikin kue, produk andalan Bu Jai Lapis Surabaya dan Coklat.

Nama usahanya Dapur Flamboyan. Pada acara akhir tahun 2017, yang diadakan oleh Pemkod Surabaya bertajuk “Mlaku mlaku Nang Tunjungan, omzetnya Bu Jai tembus Rp. 7.000.000 dlm 1 hari mulai jam 10 pagi s/d jam 9 malam, belum sampai malam produk beliau sudah habis.

Banyak yang meragukan kalau kue atau coklat yang membikin dia sendiri.
Sampai ada Bapak bapak beli sambil kepo kepo saking tidak percayanya dengan produktifitas Bu Jai, mengetes dengan cara menanyakan cara bikin dan apa saja resepnya Bu Jai dengan sabar menjelaskan dan ujung ujungnya si bapak borong kue lapisnya.

Bu Jai yang dulu bekerja sendiri, kini sudah punya enam asisten. Pelanggannya di banyak daerah, terutama Jakarta. Alhamdulillah, tahun ini, Bu Jai bisa membiayai anaknya menunaikan ibadah umrah. Barokallah.

Jadi kesimpulannya jangan jadi mentri kehutanan yang hobby bikin alas (maksudnya jangan banyak alas an) keterbatasan tenaga, usia, modal dan waktu, jangan dijadikan menjadi kendala untuk memulai.
Ayo yang mau pensiun atau menjelang pensiun cepatan wujudkan mimpimu, gunakan waktu yang tersisa untuk meraih mimpi yang bisa membanggakan keluarga dan lingkungan anda.


Om Pino saya nulis ini karena saya belum banyak  pengalaman, masih baru di tempat pelatihan kami tapi Alhamdulilah sudah punya produk dan berusaha focus untuk produksi. Tantangan kelas kami tahun ini menciptakan souvenirs khas untuk kota tempat kita tinggal.

                                    ***








MENYEWAKAN RUMAH DI Airbnb




Kami memiliki sebuah rumah di daerah Pejaten Barat dekat Kemang Timur, biasanya saya datang sekali-sekali saja kesana kalau lagi ke Jakarta. 
Ada beberapa guru dari Australian International School yang kost disana, dan kelihatan tahun-tahun terakhir tinggal satu pasangan saja.

Saya kemudian merenovasi kolam renang, mencat ulang seluruh rumah, dan membersihkan semua ruang dan kamar, menata dan mendaftarkannya pada Airbnb, setelah pasangan Australia yang menyewa kamar pindah ke Australia.

Berkomunikasi kepada penyewa, mengatur pembantu, terkadang menata menu dll, membuat saya sibuk, kegiatan yang sangat menyenangkan, karena setiap kali kita bertemu dengan orang baru, kharakter baru dan tentu saja dengan persiapan baru.

Saya tidak bertemu mereka secara langsung, tapi berkomunikasi lewat e-mail atau WA, ada rombongan dari Korea yang dengan percaya diri sewa mobil dan tersesat saat ketempat kami. Lucunya dia kirim gambar lokasi dia, padahal saya di benua Eropa dan dia di pasar minggu, mereka tidak bisa bahasa Inggris dengan baik. Akhirnya berbekal foto lokasi, saya minta satpam menjemput mereka dengan sepeda motor, dan akhirnya bisa membawa mereka kerumah, untung mereka berfoto dengan latar belakang Pejatenmall.

Ada yang membuat acara keluarga, ada yang sekedar ngumpul bersama teman, ada yang mau BBQ, atau berenang bersama sambil menginap. Tempat kami cukup luas untuk tempat berkumpul keluarga. anda dapat melihatnya pada page Roemah Ida, atau Airbnb Roemah Ida.
Kesimpulan:
Teruslah mencari potensi yang dapat di eksplorasi, jangan lupa untuk belajar dan mempelajari apa saja hal yang dapat kita lakukan.
Keterbatasan saya adalah jarak, yang dapat di jembatani oleh teknologi masa kini yaitu internet, pegawai disana bisa menghubungi saya kapan saja, demikian pula tamu, sehingga komunikasi berjalan dengan lancar.


Bisnis on line.

Jangan terlalu alergi dengan internet, atau mendiskreditkan mereka yang selalu memegang gadget , ada banyak hal yang dapat kita pelajari secara gratis lewat internet.
Semua tergantung kebutuhan kita, dan manfaat baik hanya akan anda temui pada bacaan yang positif , hindari membuka tulisan hoax, maka internet akan menjadi jendela dunia.

Terdampar di negri suami tidak membuat saya surut dalam melangkah, meskipun saya tidak boleh bekerja, (suami melarang saya jadi tukang bersih/sektor informal lain) karena saya tidak bersekolah disana, maka peluang kerja hanya pada jenjang tertentu.

Menerima pesanan makanan adalah bagian daripada kegiatan saya yang menyenangkan, karena memasak dan makan enak adalah hobby sekaligus memberi penghasilan tambahan buat saya.

Di saat putri sulung memutuskan untuk keluar dari rumah, maka kamarnya yang berupa studio, terletak di lantai paling atas rumah kami kosong, saya membersihkan dan menatanya, kemudian mendaftarkannya pada Airbnb.

Percaya atau tidak studio tersebut hampir tidak pernah kosong, begitu laris, mungkin karena lokasi rumah kami yang hanya dalam radius 2KM dari pusat kota dan stasiun KA.

Kamar yang di lengkapi tempat tidur double bed dan dua singel bed berbentuk drawer, dapur mini dengan peralatan memasak lengkap, toilet, sofa set, dan meja makan.

Perlengkapan handuk, wifi dan pada lemari es kami menyediakan minuman untuk di jual, juga makanan kecil, bahkan bagi yang menginginkan kuliner Indonesia bisa memesannya, dan saya memasak buat mereka.

Sebenarnya saya lebih suka menyewakannya kepada pelajar Indonesia yang sedang belajar di kota kami. Kota tempat saya menetap adalah sebuah kota pelajar dan terkenal dengan pusat kota sebagai medieval city atau kota abad pertengahan, lengkap dengan gedung tua, sehingga berasa seperti sedang berada pada masa lalu.

Studio Ida Gent, nama yang kami pakai, anda bisa melihatnya pada page FB juga pada Airbnb, hanya sekarang studio sedang snooze di Airbnb, karena ada mahasiswi Indonesia yang menyewa.


MENYEBAR COMPANY PROFILE



8 tahun lalu, suami mutusin keluar kerja, karena gaji cuma Rp 2 juta, tinggal di Bali, sementara sudah punya 2 orang anak yang perlu biaya. Bermodalkan keahlian teknisi suami, saya di administrasi dan pastinya modal bismillah, kami mulai jadi supplier spareparts kitchen di hotel.



Beli komputer dan printer Rp. 3,5 juta, nomor fax pinjam wartel, Kop surat/company profile, kartunama, semua saya buat sendiri pake printer yang ada. Saya tantang suami, cari target untung Rp 1 jt per bulan (biaya makan, insyaallah saya bisa cukupkan 1 bulan Rp. 1 juta). Tabungan cukup untuk 3 bulan.

Rencana, suami tugas sales, setiap hari saya bawakan 20 company profile. Minimal memasukkan company profile ke 10 hotel/restaurant per hari. Target 1 bulan sebarin company profile. Nasehat kakak saya sewaktu melamar pekerjaan dulu tidak akan saya lupa : “ Dari 10 surat lamaran apa tidak ada satupun yang undang interview; dari 10 interview apa tidak ada satupun yang diterima”.

Hotel pertama di hari pertama jadi sales, suamiku menangis sebelum masuk pos security, antara takut dan malu campur aduk, maklum dia orang lapangan, tidak tahu cara berkomunikasi.

Guess what ??. Hari pertama sudah ada yang menanyakan spareparts. Girangnya minta ampun. Ada yang mencari spareparts water dispenser sudah 1 tahun tidak ada yang bisa mencari, dan suami bisa mencari, dengan modal Rp. 3.000 dan dijual seharga Rp. 15.000 (saya antara girang dan mau nangis, polos sekali suamiku, kenapa gak dijual Rp. 50.000 , minimal cover biaya makan dan bensin).
Minggu pertama, target Rp. 1juta tertutup. Sisa 3 minggu untuk mencari tambahan pelan pelan. Secara teknis,
menyebar company profile cuma berjalan 1 minggu, selebihnya hanya dari mulut ke mulut.

Banyak suka duka dalam 8 tahun berjalan, termasuk satu tahun pertama kontrak toko, tidak satupun pembeli, nota utuh. Perjalanan rumah toko 45 menit naik motor, belum lagi mengatur waktu sama suami mengojek 2 orang anak. Itu yang membuat hari ini terasa lebih manis, meski buat orang lain kehidupan kami biasa saja.

Ternyata rasa takut itu cuma bayangan yang tidak terlalu buruk pada nyatanya. Waktu berjalan, alhamdulillah, hari ini kami bisa mencicil Ruko kami sendiri, cuma 5 menit dari rumah, insya Allah 4 tahun lagi lunas.

Maaf bukan pamer, hanya bersaksi bahwa dibalik kesulitan pasti ada kemudahan.



AIR MANCUR MENARI



AIR MANCUR MENARI
(Produk member PUAN no 32 Budi Irmawan)
Tehnisi lokal ternyata piawai mendesign perangkat keras dan lunak Air mancur menari, Dancing fountain.
Semua daerah baik Pemda dan usaha property bisa order perangkat ini sesuai dengan budget anggarannya.
Ada air mancur menari dari Rp 100 juta untuk 100 nozzles hingga Rp 86,9 milyard seperti di Sri Baduga di Purwakarta.
Untuk 1 nozzle bisa mengcover luas kolam 1,5 meter2.
Perangkat keras dan lunak secara tekhnis sudah selesai waktunya tinggal commècial
Pd tahap awal akan disewakan untuk acara EO utk show indoor dancing fountain
Bentuk nozle tergantung luas kolam yang akan di bikin. Nozle tapal kuda yg di propose ke perumahan Ciiputra, ada 18 kuda dan setiap tapaknya muncul air mancur.
Designer air menari Monas, Lapangan Banteng, dll ada di team mereka.
Saat ini sedang melokalkan pembuatan air mancur menari.
Material kuningan bahan nozle harganya lumayan mahal, software profesional synchronorm harganya Rp. 500 juta. Pompa pendorong, valve dan system control juga mahal. Kalo sampa Rp i 50 M yg di Purwakarta itu termasuk juga infrastruk taman dan kolam. ITS Surabaya produksi utk Kenjeran, Surabaya harganya RP 2,5 Milyard.
Bagi mereka yg berminat dapat menghubungi member No 32



12/14/2018

MENGAPA HARUS MEMBANGUN MARKET SENDIRI


Dasarnya produk itu hanyalah barang yang bisa ditiru dan kita tidak bisa mempatenkannya.
Jadi wajar saja ketika penjualan naik dan profit meningkat, ada saja yang cemburu.
Berusaha membuat produk kloningan.
Dan ketika pemasaran sudah stabil atau cenderung baik. Maka direbutlah pangsanya.
Distributor adalah orang yang paling berkuasa, ketika konsumen bertanya bagaimana produk anu, mereka bisa jawab. Produk anu sudah tutup... Ini gantinya.
Kan?
.
Jadi untuk menghindari hal hal seperti itu, sebaiknya pemasaran dilakukan sendiri.
Mungkin saat ini berdarah darah dan lelah. Tapi setelahnya kita bisa nikmati tanpa khawatir.
.
Cerita tentang almarhum mama yang bangkrut justru karena sahabat yang bahkan lebih dari saudara.
Lin yang notabene dipercaya sebagai distributor es krim mama tanpa syarat, justru merusak produk mama dengan cara menjemur sesaat setelah produk dikirim.
Maka banyak barang rejek,otomatis merugi.
Setelah mama mundur dari dunia es krim... Sang saudara angkat bikin pabrik sendiri dengan resep yang digunakan mama.
.
Sebab itu saya belajar.... Meski saudara harus ada legalitas hitam diatas putih jika berurusan dengan bisnis
.
#momystory
Lin:nama samaran

ENINGGALKAN ZONA AMAN




#ComfortZone

Sebagai echelon II di Bank BUMN ruang kantor 4×5 meter di bilangan Semanggi dapat fasilitas rumah dan pengobatan full kendaraan merek Jerman. Ke luar Negeri minimal 1x setahun. Berada di wilayah Comfort zone.

Sejak tugas di daerah 3 dekade lalu saya sudah terlibat bisnis property, tanah dan bangunan hingga saya resign. Secara financial saya sudah siap membuka usaha sendiri.

Disela sela tugas formal, saya sudah urus pembuatan badan usaha, PT beserta ijin ijinnya lengkap.

Disitu ada opportunity kesempatan secara financial dan formal kita sudah siap.

Kesempatan pertama.

Ada Franchise California fried chilcken. Saya sudah bayar Rp 125 juta thn 1995. Sudah job training dan rencana tgl opening ceremony. Tetapi ada masalah antara pemilik gedung dengan California Fried chicken. Acara batal. Saya mundur. Untung uang saya kembali utuh 100%.

Kesempatan lain datang lagi yaitu sewa alat berat. Saya survey ke lapangan dan menguntungkan diatas kertas. Kesempatan tidak saya sia siakan . Urus ijin PMDN di kantor BKPM dan impor bebas Bea masuk. Urus pinjaman Leasing. Tentu networks pertemanan sangat membantu.

Sebelum resign, dr pagi sampai.petang pakai dasi di ruang AC, makan disiapkan. Setelah buka usaha sendiri switch mental 180 derajat sebagai mental pengusaha. Rumah sendiri, gaji pensiun sangat kecil. Tidak ada fasilitas pengobatan. Celana jeans sepatu kets.

Meninggalkan Comfort zone jangan coba coba tanpa mempersiapkan switch mental, financial dan formal. Disitu ada opportunity tangkap karena kesempatan tidak datang 2 kali.

Tidak harus bidang usaha yang kita kuasai. Bidang apapun kita bisa pelajari dibantu oleh orang yang ahli










ANTARA BANK & IMVESTOR








#Modal

Memenuhi permintaan anggota saya coba menjelaskan alternatif pilihan untuk kita diskusikan.

Beberapa postingan mempertanyakan komposisi bagi hasil

Ada juga tulisan dan komen agar menghindari pinjam ke Bank. Tetapi ada beberap orang yang malah dikejar Bank untuk menambah kreditnya.

Mari kita coba bicara pilihan investor. Memilih investor karena tidak ribet dengan segala macam persyaratan. Kadang malah karena saling percaya justru tidak memakai Surat perjanjian.

Begitu juga dengan investor peer to peer di Fintech dengan bunga yang relatif tinggi karena risiko tinggi. High risk high return.

Memilih investor pada umumnya relatif nominal kategori kecil dan mikro.

Hubungan dengan investor pada umumnya antar teman atau keluarga yang saling mempercayai dengan atau tanpa agunan.

Memilih Bank pada umumnya wirausaha yang dapat dan mau mengurus berbagai izin dan dokumen agunan barang tidak bergerak maupun barang bergerak.

Jika Bank sudah percaya melihat perkembangan usaha maupun transaksi di rekening, Bank dengan relatif murah hati menambah pinjamannya. Karena wirausaha yang prospeknya baik nominal kredit tidak ada batasannya.

Lagi pula investor mendapat bagian keuntungan besar. Sedang fihak Bank hanya dapat sebahagian kecil berupa bunga.

Pengalaman invest diusaha teman kurang baik hasilnya walau sudah ada Surat perjanjian tetap hasilnya tidak menguntungkan.

Sedang sebagai bankir sudah diseleksi calon peminjam dan menguntungkan buat Bank, belum pernah saya sampai menyita agunan nasabah.