4/07/2018

AHLI IT BUKA PERCETAKAN

Image may contain: 2 people, people smiling, people standing
Muhamad Habibi
Sadarkah kita, bahwa skill yang dimiliki bisa menjadi modal usaha sendiri ? Sudah banyak contohnya seperti Dokter bisa buka klinik sendiri atau Sarjana hukum bisa buka firma hukum sendiri, lalu desainer grafis bisa buka usaha creative agency sendiri.Begitu juga Programmer bisa buka usaha software house sendiri. Sedang Internet marketer bisa buka online shop sendiri.
Itu memang kategori hard skill yang artinya skill teknis yang didapat dari pendidikan. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesempatan dan kemampuan yang sama untuk itu.
Bagaimana jika tidak punya skill teknis ? Jika Anda tidak punya skill teknis, maka minimal dapatkanlah knowledge atau pengetahuan.


Image result for PROGRAMMER
                                Programmer

Beda antara skill dan knowledge adalah demikian. Kalau mempunyai skill, anda sendiri harus bisa menjalankan teknisnya. Sedangkan knowledge, tidak harus punya skill teknisnya, tapi anda tahu "alur ceritanya", cara dan jalannya. Tunjuk saja orang lain (karyawan/subkontrak) untuk mengerjakan teknisnya. Yang penting anda tahu apa yang harus dilakukan, outputnya bagaimana, termasuk aspek-aspek QA nya seperti apa.
Sebagai contoh, saya lulusan IT, tapi saya pernah berbisnis offset printing/percetakan offset selama +/- 10 tahun sebelum akhirnya membuka usaha berbasis IT. Usaha percetakan tsb saya likuidasi pada bulan April 2014.

 Image result for OFFSET PRINTING
                         Offset printing


Singkatnya, saya tidak mengetahui dunia cetak mencetak, tetapi saya berani menyemplung di usaha itu karena ada kesempatan untuk mensuplai cetakan ke sebuah penerbit besar di kota saya. Jumlahnya tidak main-main : 50 ribu eksemplar buku per judul per bulan. Tapi sekali lagi, saya nol besar soal percetakan.

Related image

Lalu bagaimana mendapatkan knowledge/pengetahuan ?
Tahap pertama, harus banyak baca informasi. Zaman now, internet bisa menjadi acuan untuk memulai. Browsinglah situs-situs web dan forum-forum yang mendukung usaha anda. Dari situ, anda akan punya dasar pengetahuan.
Waktu itu internet belum berkembang seperti sekarang, jadi praktis informasi yang saya dapatkan sangat terbatas. Untung ada tahapan berikutnya.
Tahap kedua, perluas jejaring. Berkat beberapa relasi, saya bisa "magang" di sebuah percetakan di kota saya. Dari situ saya pelajari secara ringkas aspek produksi, operasional, dan tentu saja aspek kalkulasi bisnisnya.
Dari sini saya juga tahu bahwa proses bisnis percetakan sering melibatkan beberapa sub/vendor; istilahnya “lempar luar”.
Hasil dari "magang" adalah tahu apa saja proses yang harus dilakukan ketika dapat order cetakan, termasuk mengkalkulasi biayanya.
Penting dicatat bahwa di tahap kedua inilah kita bisa memutuskan akan lanjut atau tidak.
Tahap ketiga, terjun langsung yaitu dilakukan setelah kedua tahap sebelumnya dilakukan.
Lalu, apakah semuanya lancar ? Jawabnya, tidak 10% lancar, karena saya hanya punya knowledge, bukan skill, maka di tahap awal saya jadi belajar dari operasional lapangan.
Salah cetak, mesin rusak, "dikerjain" karyawan, "dikerjain" vendor, dsb.

Tapi tidak apa apa karena itulah resiko bisnis. Karena saya sudah punya knowledge, ditambah pengalaman lapangan, meskipun saya tidak pernah pegang mesin cetak tetapi saya jadi semakin mengetahui bagaimana menjalankan bisnis percetakan, dan dari situ semakin terbuka jalan dan peluang di bisnis tsb.
Knowledge yang didapat dari pembelajaran dan pengalaman itu sama berharganya dengan skill dan pengalaman.

                                    ***

KERJASAMA DENGAN BUMDes


Husein's Profile Photo, Image may contain: Husein, smiling, closeup                         Husein

Entah sebutan apa yang tepat, ketika saya bangun bisnis dengan modal nekat, ngesot hingga merangkak, perlahan melangkah dari order sampe repeat order, dari sekilo jadi 10 kg dan seterusnya hingga saat ini.
Memang rejeki bocah ya tetap bocah, Tuhan sudah adil dari dulu, semua sesuai porsinya, tinggal bagaimana kita menempatkan kelebihan rejeki itu, jika lebih dari segelas tinggal kita siapkan gelas lain, bahkan ember sekalipun biar engga tumpah berserakan, kan sayang. 

Terkendala modal sudah pasti, bahkan bagi saya hal yang wajar karena 'tulang kecil', dihening malam 'otak reptil' saya terbangun untuk mengusik Bayang Goyeng yang sudah lelah kian kemari, lobi sana sini, sambil berbisik 'Ilustrasi B.E.P nya kasih BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) saja, karena disana banyak uang, yang mungkin bisa dimanfaatkan dulu, syukur dapat gratis! bikin skema 60/40 atau apalah-apalah'. 


Related image


Reflek tangan pun mengambil laptop sambil otak atik angka hingga akhirnya jadi satu file 'Pengajuan Unit Produk Makanan dan Minuman' ke BUMDes desa kami.
Selang sehari 'head to head' dengan ketuanya, bahas bla bla bla, sononya ho'oh ho'oh sini ok ok, kemudian meeting dengan official dan akhirnya tanda tangan kontrak kerja sama pun tertuang disecarik kertas, yang intinya saya kerja ke BUMDes, kontrak minimal setahun, konyol sekali bukan?


Image result for bayang goyeng


Saya dikasih dua opsi :
1. BUMDes mengcover modal sesuai B.E.P, tanpa pengembalian lagi (hibah), risiko ditanggung BUMDes, laba masuk ke BUMDes semua, saya jadi pengelola dan gajian bulanan. 
2. BUMDes cover modal sesuai B.E.P, bagi hasil 50/50 risiko tanggungan saya, mengembalikan modal dan saya engga gajian..
Entah saya mengidap penyakit apa, memiilih opsi nomor 1, padahal kaloau bicara duit, banyak dapat dari opsi ke 2.

Kembali ke 'otak reptil' ,ketika diotak atik, ternyata bisa keluar lagi dari kalimat 'Koordinator Produk Makanan dan Minuman se Kecamatan, artinya produk siapapun yang sejenis, berada dibawah tangan saya, dan saya bisa berimajinasi lagi di lain waktu pada semua produk, pasif incomenya 5%/thn dari total pendapatan BUMDes. Saya pun tanda tangan lagi dan dapat Surat Keputusan dari pak Lurah.

Karena di BUMDes konsepnya win-win, saya kira seperti ini udah cukup win-win. Produk saya dikontrak minimum setahun saya gajian, sementara kontrak Koordinator 5 tahun. Apapun kontraknya, basicnya saya wirausaha.
Apakah disini ada cerita serupa?


                                   
Related image***









PRE ORDER DENGAN GOJEK ON LINE





Ayoe Pratiwi Handayani

Awalnya saya terpaksa menjadi penjual daging ayam dan sapi karena saya seorang dokter hewan yang bekerja di RPH milik Pemda DKI, kadang dititip oleh tetangga meminta tolong dibawakan daging.

Karena bekerja dimalam hari, saya memilih berdagang yang tidak butuh waktu full untuk menjaga toko, terpikir membuka online shop karena dibantu pengiriman oleh kurir ojek online.

 Image result for ON LINE SHOP

Saya hanya bermodalkan foto dan sistem pre-order yang membuat bisnis ini agak enteng untuk dimulai. Selanjutnya mencari supplier yang bisa dipercaya dan kadang bersedia dihutangi. Dengan alasan jeda waktu sehari, uang saya terima setelah pengiriman barang sampai ke konsumen dan butuh waktu agar uang ditransfer ke rekening kita.

Permasalahan awal terjadi di kebijakan market place soal kurir. Sekarang terdapat perbedaan soal same day service dan instant courier. Ternyata konsumen online shop di Indonesia termasuk yang malas membaca.😅Tanpa pernah membaca syarat dan ketentuan kurir, lalu marah-marah ke penjual kenapa barangnya tidak sampai-sampai. Walaupun sudah tertera di catatan toko hanya sedikit konsumen saya yang membaca.

Berikut penjelasan syarat dan ketentuan pengantaran barang di ojek online
1. Uber tidak menerima kiriman barang (diluar negeri sudah ada tapi belum diterapkan di Indonesia)
2. Same day service di gojek berlaku untuk angkutan barang max 7kg dan kurir mampir ke beberapa tempat (max 7 lokasi) begitu di klik pick up di app market place kurir bisa datang sekitar 3-4 jam. Dan tentu saja tidak langsung ke lokasi pembeli, bisa saja urutan berdasarkan jalur yang secara otomatis di buat oleh sistem gojek.
Sebaiknya disarankan kepada konsumen agar langsung menghubungi nomor kurir untuk perkiraan waktu yang lebih pasti, kapan pesanannya sampai.
Jangkauan pengantaran sampai 40 km dari lokasi penjual, hal ini berbeda dengan pemesanan via app Gojek yang dibatasi hanya sampai 25 km.

Related image

3. Same day di Grab tidak disarankan untuk produk fresh maupun beku, karena sistem yang dianut berbeda dengan Gojek.
Gojek telah memiliki kurir khusus untuk antar barang Sehingga proses pengambilan barang di penjual dilakukan oleh kurir yang berbeda dengan kurir yang mengantar ke konsumen. Barang antaran di drop dulu di gudang terdekat. Bayangkan apa yang terjadi dengan produk Frozen dan segar macam yang saya jual.
Sedangkan Grab masih masih menggunakan pengemudi yang sama untuk Grabe bike. 
Harga yang terjangkau, sekitar Rp. 15.000 – Rp. 20.000 membuat same day service menjadi favorit konsumen untuk pengantaran di market place.
4. Instan kurir Gojek/Grab lebih menyenangkan untuk penjual karena waktu tunggu kurir yang tidak begitu lama (sekitar 15 menit) dan pengantaran langsung ke satu konsumen saja. Tetapi bagi konsumen market place tentu saja tidak menguntungkan (kecuali bersamaan dengan adanya promo ongkos kirim di market place), karena harga ongkos kirim yang jauh lebih mahal daripada same day service.
Demikian sedikit sharing saya semoga bisa menjadi tambahan informasi bagi kerabat semua.
Toko online Azka Meat Shop milik saya bisa dilihat dengan klik link di bawah ini:

BISNIS NENEK JAI, USIA 70 TAHUN


Image may contain: 1 person, indoor
            Dian Ismaya, Surabaya

Saya bekerja sebagai karyawati di bagian Finance, tapi sebenarnya sudah lama ingin mempunyai usaha sendiri. Untuk mengobati kegalauan, sekarang saya ikut pelatihan UMK (Usaha Micro Kecil) di tempat saya tinggal.
Waktu awal awal mendaftar sempat merasa minder karena sudah berumur tapi belum bisa apa apa di bidang usaha. Tiap kali pertemuan ada 2 sesi, yang pertama sesi seminar tentang digital marketing dan lanjut ke success stories para pelaku usaha.
Sesi ke 2 pelatihan membuat produknya. Bagi yang sudah punya produk, dimasukkan ke kelas lanjutan yaitu untuk peningkatan mutu dan membuat produk baru. Bagi yang belum punya produk dimasukkan kelas basic, sesuai minat peserta masing-masing.
Pada sesi seminar ada seorang ibu yang bagi saya menginspirasi banget. Beliau sudah berusia 70 tahun waktu pertama kali ikut pelatihan, tapi semangatnya luar biasa seperti usia 17 tahun, namanya Bu Jai.
Beliau sering suntuk di rumah karena anak anaknya bekerja semua, sedangkan cucunya juga sibuk sekolah dan kuliah. 

Image result for digital marketing

Setiap selesai sesi digital marketing beliau selalu antusias bertanya kepada para pelatih bagaimana caranya bikin FB dan instagram untuk promosi usahanya. Yang repot pelatihnya ini, nenek nenek pasti gampang lupa Pada akhirnya pelatih punya akal, Waktu pelatihan marketing disuruh mengajak anak atau cucunya yang paham tentang internet. Akhirnya ada salah satu cucunya yang bersedia mengajar Bu Jai di dunia Maya untuk menghandle pemasaran produk neneknya.
Bu Jai sendiri focus untuk membuat produk yang akan dipasarkan. Karena beliau hobby bikin kue, produk andalan Bu Jai Lapis Surabaya dan Coklat.
Image result for digital kue lapis coklat
Nama usahanya Dapur Flamboyan. Pada acara akhir tahun 2017, yang diadakan oleh Pemkod Surabaya bertajuk “Mlaku mlaku Nang Tunjungan, omzetnya Bu Jai tembus Rp. 7.000.000 dlm 1 hari mulai jam 10 pagi s/d jam 9 malam, belum sampai malam produk beliau sudah habis.
Banyak yang meragukan kalau kue atau coklat yang membikin dia sendiri.
Sampai ada Bapak bapak beli sambil kepo kepo saking tidak percayanya dengan produktifitas Bu Jai, mengetes dengan cara menanyakan cara bikin dan apa saja resepnya Bu Jai dengan sabar menjelaskan dan ujung ujungnya si bapak borong kue lapisnya.
Bu Jai yang dulu bekerja sendiri, kini sudah punya enam asisten. Pelanggannya di banyak daerah, terutama Jakarta. Alhamdulillah, tahun ini, Bu Jai bisa membiayai anaknya menunaikan ibadah umrah. Barokallah.
  
Image result for digital kue lapis coklat nenek jai surabaya
Jadi kesimpulannya jangan jadi mentri kehutanan yang hobby bikin alas (maksudnya jangan banyak alas an) keterbatasan tenaga, usia, modal dan waktu, jangan dijadikan menjadi kendala untuk memulai.
Ayo yang mau pensiun atau menjelang pensiun cepatan wujudkan mimpimu, gunakan waktu yang tersisa untuk meraih mimpi yang bisa membanggakan keluarga dan lingkungan anda.
Image result for digital kue lapis coklat nenek jai surabaya

Om Pino saya nulis ini karena saya belum banyak  pengalaman, masih baru di tempat pelatihan kami tapi Alhamdulilah sudah punya produk dan berusaha focus untuk produksi. Tantangan kelas kami tahun ini menciptakan souvenirs khas untuk kota tempat kita tinggal.
                                    ***