4/12/2018

TIDAK PUNYA MODAL ?

Image may contain: Pinondang Situmeang
Om Pino bawakan puisi
 
Jika Anda mengamati komen komen di group Wirausaha Pemula Indonesia, WPI atau jika bertemu dengan teman atau keluarga dan bertanya :" Mengapa tidak buka usaha sendiri ?". Banyak yang menjawab :"Tidak punya modal".

Namun jika dilakukan pembicaraan lebih dalam, maka mereka akan cerita bahwa mereka sebenarnya mempunyai sesuatu yang berharga untuk dipakai sebagai Modal kerja.
Sebut saja, mempunyai Tabungan di Bank, punya perhiasan, punya kendaraan lebih dari satu, punya beberapa bidang tanah kosong atau beberapa rumah, ada juga tagihan pada beberapa orang. 

Related image
Related image


Semua kekayaan tersebut sebenarnya merupakan faktor yang dapat dijadikan Modal kerja. Bahkan family dekat bisa menjadi sumber modal, jika Character kita baik, dapat dipercaya.
Penghasilan bunga dari Tabungan relatif tidak seberapa jika dibandingkan dengan keuntungan dari usaha. Perhiasan dilemari atau di Brandkas, yang hanya dipakai sesekali, tidak menghasilkan apa apa, atau jika dimaksudkan sebagai Investasi, kenaikan harganya belum tentu sebesar profit dari usaha sendiri.
Kendaraan roda dua atau roda empat lebih dari satu bahkan lebih dari dua, hanya untuk mempertahankan gengsi sosial, bukan menghasilkan, tetapi justru membebani biaya operasional dan pemeliharaan. Bahkan nilai jual/nilai pasarnya semakin kecil dari tahun ketahun. Oleh sebab itu lebih baik naik angkutan umum dan Asset tersebut diswitch menjadi modal kerja.
Asset berupa tanah atau rumah bisa dimanfaatkan dengan menjualnya atau bisa juga digunakan sebagai Jaminan pinjaman ke Bank, tentu dengan meningkatkan status kepemilikan haknya dari Letter C atau Akte Jual beli menjadi Sertifikat Hak milik atau Hak Guna Usaha/Guna Bangunan.
Image may contain: plant
          Om Pino, villa Cipanas

Dari pengalaman saya kerja sebagai executive Bank, demikian juga pandangan sesama Bankir, maka yang menjadi kendala utama justru apa pada faktor "Marketting". Pemasaran adalah ujung tombak kelangsungan hidup suatu usaha. Jika pasar produk/jasa sudah jelas, maka pihak Bank akan menilai peryaratan lainnya. Dengan terjaminnya pasar, maka penghasilan usaha akan mampu untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Yang menjadi kendala kedua adalah ketiadaan Collateral atau Jaminan.
Tentu fihak Bank akan menilai faktor faktor lainnya dari calon peminjam dan perusahaannya. Faktor ini disebut sebagai "Lima C" dengan urut urutan prioritas 1. Charakter, 2. Capasitas, 3. Capital/Modal 4. Condition (Economic) dan 5. Collateral (Jaminan). Dan yang menjadi prioritas pertama ada pada factor Character atau nama baik, sedangkan C yang terakhir adalah Collateral atau Jaminan. Jika punya Character atau bisa dipercaya, Colateral itu merupakan factor pendukung.
Tentu Anda bisa menyampaikan beberapa faktor kendala lain seperti Jenis usaha yang minim risiko atau profit yang relatif tinggi, lokasi tempat usaha, pengalaman dan beberapa faktor lainny