4/20/2018

UNTUNG SAAT MEMBELI PROPERTY SECONDARY

Image result for rumah  secondary
Ade Rahardja
Sejak 2009 saya menggeluti bisnis property sebagai pengembang, yang tentu hal baru bagi saya seorang profesional pelayan kesehatan. Tidak "ujug - ujug",dimulai saat sejawat saya (dokter) membeli franchise Agent Property yang kemudian mengajak saya menjadi property konsultan. Saya pun setuju, sambil on the job training.
Pembekalan saya jalani dan menjadi mulai mengerti bagaimana mencari listing, kanvasing, flyreing dan yang paling berkesan buat saya adalah teori “Magic  25”.
Ternyata menjual property yang paling efektif adalah menginformasikan pada radius 25 rumah disekitar listing rumah yamg kita punyai.


Anda bisa bayangkan disebuah kota yang berpenduduk 850 ribu jiwa dan saya adalah seorang tenaga kesehatan yang bertemu banyak pasien tentu dan mengenal saya. 
Melawan rasa "prestige" saya pun tetap flyering dan kanvasing terutama sehabis shalat Jumat membagikan flyer tersebut. Hasilnya saya punya listing (rumah yang akan saya jual) dan melakukan kegiatan penjualan.
Meskipun hasilnya sebagai property konsultan hanya berhasil menjual tanah, menjual satu unit rumah dan menyewakan ruko sebelum berhenti menjadi property konsultan karena kesibukan praktek, namun saya merasakan "sensasi" transaksi property.
Pada akhirnya bertemu dengan seorang klien praktek saya yang menitipkan (konsinyasi) tanahnya yang cukup luas untuk saya developed.
Tahun 2009 saya naik tingkat menjadi pengembang property, yang ternyata jauh lebih rumit sequensialnya. Saya akan membagi pengalaman getir dan manisnya jadi pengembang. Banyak dari sahabat juga sebagai admin memberi komentar dibawah tulisan ini. 

Sekarang flyering, kavasing dan iklan baris tidak begitu efektif dalam menyampaikan informasi produk kita, setidaknya pengalaman saya. Fakta bahwa saya merekayasa property secondary klien saya dan akhirnya mendapatkan hot prospek dari digital ecosistem melalui internet. Dan ahirnya pada bulan maret kemaren saya mendapatkan pembeli unit saya dan sekarang saya sedang proses kredit KPR di Bank. Berikut gambar rumah secodary yang saya jual.
Image may contain: house, sky and outdoor
Perlu diingat bahwa ada sebuah “dogma” untuk usaha jual beli rumah secondary. apabila kita ingin menjual rumah dengan cepat pada harga pasar atau dibawahnya.
Ketrampilan memperoleh stok rumah untuk dijual kembali adalah pada saat menemukan alasan mengapa orang menjual propertynya. Ada empat alasan kenapa orang menjual property lebih murah dari harga pasar yaitu :
1. Menjual karena terlilit hutang
2. Menjual karena mau membagi waris
3. Menjual karena perceraian
4. Menjual karena mau pindah ke kota lain.

Image result for BERCERAI
Selain berpatokan pada empat alasan tersebut, ada baiknya kita mengintip harga pasar melalui jasa KJPP dengan membayar ratusan ribu rupiah saja. Tapi Anda harus memiliki dasar yang kuat untuk menawar. Untuk orang yang telah terampil, mereka menggunakan pengalamannya untuk menilai harga pasar.
Setelah itu silakan Anda renovasi untuk meperbaiki fitur rumah agar meningkat harga pasarnya. Bagi para milenial, mereka sangat suka dapur yang luas dan bisa untuk kongkow bersama sahabat. Atau bagi kelas menengah ingin memiliki gudang ataupun carport yang lebih luas. Untuk mempelajari keinginan konsumen, perbanyak berkomunikasi dengan konsultan property Anda.
Karena pada dasarnya sukses berbisnis jual beli rumah secondary adalah Untung Saat Membeli Bukan Untung Saat Menjual,  kita akan untung apabila memapu membeli harga dibawah harga pasar dan menjual nya pada harga pasar.

Image result for RUMAH WARISAN