Lala
Beberapa hari yg lalu saya mengadakan event kuliner di teras BIP Bandung,,, acara tersebut memang per enam bulan sekali saya gelar kerjasama dgn management BIP...
Sifat tenant setiap event berbeda2 dan ada saja yg membuat EO kesal, seperti kejadian kemaren, dari 20 stand ada 2 stand yg dagangannya sama yaitu Pentol pedas Baso, dan 1 lagi seblak Baso khas Bandung.
Kalau diperhatikan ketiga makanan tersebut hampir sama, mungkin yg membedakan hanya rasa dari bumbunya. Kedua pedagang Pentol tsb aman, tdk merasa bersaingan, karena pedagang yg 1 lebih berkreasi pada makanannya dan kedua2nya punya langganan sendiri sendiri dan laris manis, Yang mendapat kendala ialah penjual Seblak Baso yang merasa tersaingi dan dagangannya kurang rame,
Tenan baso itu ngomel melalui WA pada EO, berbunyi : "Jualannya tidak laku, seharusnya dalam 1 pameran yang jualan mirip2 Baso hanya cukup 1 penjual". Dalam hati, ingin sekali membalas WA nya yang menyebalkan. Untungnya, sebagai EO penyelenggara, saya sudah kebal dgn tenant seperti itu. WAnya hanya saya jawab :"besok kita ketemu ya Bu".
Kalau diperhatikan ketiga makanan tersebut hampir sama, mungkin yg membedakan hanya rasa dari bumbunya. Kedua pedagang Pentol tsb aman, tdk merasa bersaingan, karena pedagang yg 1 lebih berkreasi pada makanannya dan kedua2nya punya langganan sendiri sendiri dan laris manis, Yang mendapat kendala ialah penjual Seblak Baso yang merasa tersaingi dan dagangannya kurang rame,
Tenan baso itu ngomel melalui WA pada EO, berbunyi : "Jualannya tidak laku, seharusnya dalam 1 pameran yang jualan mirip2 Baso hanya cukup 1 penjual". Dalam hati, ingin sekali membalas WA nya yang menyebalkan. Untungnya, sebagai EO penyelenggara, saya sudah kebal dgn tenant seperti itu. WAnya hanya saya jawab :"besok kita ketemu ya Bu".
Ke esokan harinya saya mendatangi tenan Seblak baso tersebut, dan saya bertanya sambil tersenyum berkata :" ada apa ibu dgn seblak basonya?", seperti yg saya ceritakan diatas.
Mulailah dia nyerocos, saya cuma jawab, " Bu, begini ya tolong dengarkan, seandainya Mall BIP yg besar ini cuma jual 1 toko baju, 1 toko celana dan 1 toko sepatu kira2 rame gak? Gak kan?". Lalu saya menambahkan : "Justru tiap toko mau itu toko baju, celana, sepatu harus punya kreasi sendiri, biar toko kita banyak dilirik dan dikunjungi pelanggan. Dia hanya terdiam saya nyerocos lagi :" Sama halnya dgn Seblak Baso ibu bagaimana caranya biar pembeli lebih minat sama dagangan ibu, Dia diam, dan saya permisi pamit untuk cek ke stand yg lain. Keesokam hari dagangan seblak baso ibu itu dirubah tampilannya, dengan ditambahin sosis,kerupuk dan akibatnya...... lumayan rame.
Mulailah dia nyerocos, saya cuma jawab, " Bu, begini ya tolong dengarkan, seandainya Mall BIP yg besar ini cuma jual 1 toko baju, 1 toko celana dan 1 toko sepatu kira2 rame gak? Gak kan?". Lalu saya menambahkan : "Justru tiap toko mau itu toko baju, celana, sepatu harus punya kreasi sendiri, biar toko kita banyak dilirik dan dikunjungi pelanggan. Dia hanya terdiam saya nyerocos lagi :" Sama halnya dgn Seblak Baso ibu bagaimana caranya biar pembeli lebih minat sama dagangan ibu, Dia diam, dan saya permisi pamit untuk cek ke stand yg lain. Keesokam hari dagangan seblak baso ibu itu dirubah tampilannya, dengan ditambahin sosis,kerupuk dan akibatnya...... lumayan rame.
Dari kejadian itu pada dasarnya tenant hanya bisa menyalahkan orang lain, EO penyelenggara atau penjual lain yg rame, mereka inginnya disuapin dulu, tdk mencari cara bagaimana makanan kita lebih baik dari orang lain
Itu kejadian dari event Fashion & Food, semoga ada manfaatnya untuk kita kalau mau mencoba ikut event disuatu tempat. Maaf ya tulisannya blm bagus. Terimakasih Om Pino.
