Indi Melia
Saya sering bilang wirausaha itu kurang seru kalau tidak ada fase bangkrutnya..
Saya sering bilang wirausaha itu kurang seru kalau tidak ada fase bangkrutnya..
Kali
ini saya mau cerita fase sulit dan sengsaranya dalam merintis usaha, ketika hutang
menumpuk dan bagaimana caranya menyicil hutang dan merayu bos bos yang ngambek
hingga mereka luluh, memaafkan dan menyerahkan uangnya untuk saya putar. 😂
Dua tahun pertama, saya usaha cuma bisa memutar dan cukup untuk
makan dan membayar kontrakan, waktu itu belum ada yang percaya memberi pinjaman
.Mungkin karena saya belum punya asset, masih mengontrak.
Masuk tahun ketiga, saya kenal bos yang baik hati, sebut saja
bos A. Bila orang lain memberi Down payment, bos ini selalu membayar dengan cash
di muka dan pesan dalam partai besar, misal lemari 20pcs. Dia akan bayar 100% dimuka.karena.
Karena itulah saya mulai berani ambil pinjaman Bank agak besar untuk beli
tanah.
Saya beranikan diri bangun rumah tinggal seadanya dan gudang buat kerja. Inilah awal petaka.bikin rumah sederhana dan gudang menghabiskan dana sekitar Rp. 400 juta lebih. Karyawan waktu itu baru 10 orang.
Saya tertimbun hutang.hutang baham baku. hutang Bank..hutang
material bangunan.karena Sedang semua
lemari sudah dibayar di muka..tidak mungkin saya minta duit lagi pada bos
A.karena pusing di tagih..lemari yang kurang 15 pcs, saya jual 2 pcs tanpa
setahu bos A..Ketika mengetahui itu bos A marah.
Dia mendiamkan saya sekitar 2 bulan, tidak diberi order sehingga
saya kalang kabut.tidak ada pilihan kecuali saya dan suami datang kerunahnya
untuk meminta maaf. Saya ceritakan masalahnya sejujurnya dan janji untuk tidak
mengulanginya lagi. Butuh waktu 6 bulan agar bos A kembali kepercayaannya.
Alhamdulilah masalahnya kelar Sampai sekarang saya tidak berani mengecewakannya
lagi.
Masalah lain, saya terlambat bayar hutang pada penjual kayu. Berapapun
duit yang dapat langsung amblas untuk membayar hutang lain. Alhasil hutang
kepada bos kayu tersebut macet hampir 3 bulan sehingga suami malu, tidak berani
menemui bos kayu tersebut
Saya pikir gak bisa begini, hidup di Jepara, bila ada satu saja
rekan bisnis yang kecewa ini bisa mempengaruhi usaha saya. Bisa saja karena
kecewa bos kayu tsb bikin testimoni buruk sehingga bikin mereka yang mau
kerjasama dengan saya mundur.
Maka saya berniat menyelesaikan hutang tsb pelan pelan.dengan
mencicil hutang semampunya, Rp. 500.000,-,..sejuta, Rp..5juta. Pokoknya punya
sisa duit berapa, saya antar kerumahnya setiap minggu sambil cerita apa adanya
dan minta maaf. Rupanya beliau percaya dan simpati,.akhirnya selama menyicil 3
bulan hutang lunas.sampai sekarang bos kayu tsb baik dan saya bebas ambil kayu
berapapun tanpa jaminan, tanpa menagih. Alhamdulillah, dia bilang.percaya penuh
kepada saya.
Kembali ke bos A, menawari saya beli mobil tetapi saya bilang tidak..Hutang ke BRI belum lunas.berat tidak kuat saya. Dia memaksa memberi uang untuk membeli mobil pick up dengan cara membayar satu pcs lemari.sebulan. Selanjutnya dia belikan saya mobil keluarga. Dengan cara membayar setiap bulan dengan satu buah lemari.
Jadi untuk membuat orang jatuh cinta dan percaya memberi pinjsaman
kepada kita..butuh kejujuran dan kerja keras.kalau selama ini kita sulit
mendapat pinjaman dari instansi atau individu, coba instropeksi.
Perbaiki diri..untuk membuat orang percaya bentuklah pribadi
kita untuk layak di percaya.kepercayaan bukan semata dr ucapan tetapi lebih
pada perbuatan kita..