Niken Sulistyani
Belajar menulis
artikel untuk share cerita awal saya memulai usaha catering kecil kecilan ini.
Saya memulai usaha ini bisa dikatakan tidak sengaja. Waktu itu bekal makan
siang untuk anak saya di sekolah selalu habis oleh teman temannya. Anak saya
selalul pulang dalam keadaan kelaparan.. Kalo saya tanya dia bilang bekalnya
habis dimakan teman teman.
Akhirnya saya nyeletuk
bagaimana kalau teman temanmu catering saja ke ibu. Singkat kata saya mendapat
WA dari orang tua teman anak anak saya.yang mau catering makan siang.
Dari 6 orang tiap bulan bertambah 1-2 orang, akhirnya menjadi 21 orang anak. Kemudian usaha kecil ini makin berkembang karena ada juga beberapa kantor di sekitarrumah yang beberapa pegawainya pegawainya pesan makan siang juga..
Dari 6 orang tiap bulan bertambah 1-2 orang, akhirnya menjadi 21 orang anak. Kemudian usaha kecil ini makin berkembang karena ada juga beberapa kantor di sekitarrumah yang beberapa pegawainya pegawainya pesan makan siang juga..
Bulan puasa yang lalu,
seorang teman lama minta saya untuk masak lauk buka dan sahur, waktu itu saya
belum berpengalaman menyusun menu.Untung teman saya berbaik hati menyusun menu
sendri dan saya tinggal belanja, masak dann delivery.
Alhamdulillah tetangga
tetangga teman juga ikutan catering paket menu buka dan sahur..Kemudian orang
tua teman anak yang minta supaya catering lauk untuk rrmhnya juga. Begitu kira
kira kisah usaha saya.
Saat ini saya tinggal
di Semarang setelah 20 tahun merantau dengan segala suka dukanya..
Saya berasal dari keluarga yang berjiwa wirausaha, orang tua saya mendidik kami anak anaknya untuk berwirausaha dari kecil.
Meski ortu mampu membiayai sekolah kami tetapi dari kecil sepulang sekolah, disaat sore hari teman teman sebaya bisa bermain, kami diberi tugas membungkus es lilin sepanci besar dimana setiap anak membantu para karyawan yang ada..
Saya berasal dari keluarga yang berjiwa wirausaha, orang tua saya mendidik kami anak anaknya untuk berwirausaha dari kecil.
Meski ortu mampu membiayai sekolah kami tetapi dari kecil sepulang sekolah, disaat sore hari teman teman sebaya bisa bermain, kami diberi tugas membungkus es lilin sepanci besar dimana setiap anak membantu para karyawan yang ada..
Produksi es lilin
iwaktu itu 1.000-2.000 bungkus perhari, belum lagi usaha rias pengantin, catering
dan agen minyak tanah.
Ternyata didikan itu melekat dalam diri saya yang tidak bisaa diam untuk tetap berwirausaha..Jiwa wirausaha itu sekarang jang melekat dlm diri anak saya..Sejak masih duduk dibangku SD, setiap saya belikan alat tulis yang unik unik dan kemudian ada teman sekolah yang tertarik, pasti dijual alat tulis tsb oleh anak saya ke teman sekolahnya.
Ternyata didikan itu melekat dalam diri saya yang tidak bisaa diam untuk tetap berwirausaha..Jiwa wirausaha itu sekarang jang melekat dlm diri anak saya..Sejak masih duduk dibangku SD, setiap saya belikan alat tulis yang unik unik dan kemudian ada teman sekolah yang tertarik, pasti dijual alat tulis tsb oleh anak saya ke teman sekolahnya.
.
Sekarang anak saya duduk di bangku SMA kelas X, hanya butuh waktu 3 bulan menyesuaikan diri di sekolah, sudah bisa melihat peluang usaha untuk dirinya sendiri..Kemudian dia membuat sendiri kue kue sesuai selera kids zaman now dan dibawa ke sekolah utntuk dijual.
Sekarang anak saya duduk di bangku SMA kelas X, hanya butuh waktu 3 bulan menyesuaikan diri di sekolah, sudah bisa melihat peluang usaha untuk dirinya sendiri..Kemudian dia membuat sendiri kue kue sesuai selera kids zaman now dan dibawa ke sekolah utntuk dijual.
Uang yang dia peroleh
ditabung dann dipakai untuk memenuhi kebthannya sendiri. Dari 10 buah dengan
satu jenis varian, berkembang jadi 3 varian dengan jumlah @ 15 buah.
.
Begitulah sharing pengalaman yang bisa saya sampaikan.
Begitulah sharing pengalaman yang bisa saya sampaikan.
***
No comments:
Post a Comment