Adriana Nova Granita
Jujur saja, ini bukan pengalaman saya pribadi, melainkan pengalaman keponakan saya yang sampai saat ini memiliki beberapa toko di online shop. Saya tergerak menulis ini karena ada teman baik saya, pak Joseph Lebaniyang menanyakan cara memulai bisnis di olshop, dan kebetulan memang keponakan saya pernah memberitahukan langkah2nya pada saya. Saya harap hal ini bisa sedikit membantu.
Memulai bisnis di olshop tidak serumit yang kita pikirkan. Modal yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar. Bisa mulai dari beberapa ratus ribu saja. Berbeda dengan kalau kita membuka bisnis/toko konvensional. Jika membuka toko biasa, kita akan dibebani dengan : sewa toko, pajak, biaya beli barang, biaya/gaji karyawan, dan biaya2 lain termasuk biaya tak terduga. Kita juga harus memikirkan lokasi toko, apakah ada di jalur strategis atau tidak. Dan semakin strategis toko kita, makin mahal lah ongkos sewanya. Tetapi semua itu bisa kita minimalisir dengan Online Shop. Kita tidak perlu sewa toko, bayar karyawan, pajak (mungkin), dan lain2. Yang kita perlukan hanya perangkat laptop (komputer) dan atau HP, serta jaringan internet yang baik.
Keponakan saya membuka toko perlengkapan bayi. Modal awalnya hanya 500 rb rupiah. Sekarang tokonya sudah berkembang dan omzet hariannya rata2 Rp 500 rb/hari. Laba bulanannya 3-5 juta/bln untuk satu toko. Dia punya 2 toko olshop. Dari modal yang hanya beberapa ratus ribu itu, dia bisa mengembangkan usahanya dengan baik. Laba yang diambil juga ga besar, antara 1000-5000 rupiah per item barang. bahkan dia pernah beli mainan di tukang mainan keliling utk dijual di olshopnya dengan keuntungan hanya seribu perak.
Tapi jangan meremehkan uang yang 1000 rupiah itu. karena kita tidak mengeluarkan biaya sewa toko, dll, maka keuntungan 1000 perak itu bisa jadi besar. Sekarang, beberapa brand terkenal seperti Pige**, Zwits**, Cart**, dll., malah menawarkan kerjasama dengan keponakan saya utk menjualkan produknya. Harganya? Tentu bersaing dengan yang ada di toko real.
Lalu bagaimana caranya dapat barang?
Barang didapat dari belanja di olshop lain yang lebih murah, atau beli di toko grosir. Atau, bila track kita sudah baik, maka pemilik brand akan mendatangi kita, seperti pengalaman keponakan saya itu. Ada yang bertanya..., kok beli di Olshop lalu jual lagi di Olshop juga? Jadi gini, karakter pembeli olshop itu mirip dengan pembeli real. Ada yang males ngubek2 olshop (kaya ada orang yang males muter2 di pasar atau mall), dan ada pula yang ceriwit banget, sampe harga ongkir pun diperhitungkan. Mana yang akan jadi sasaran? Tergantung luck saja...
Barang didapat dari belanja di olshop lain yang lebih murah, atau beli di toko grosir. Atau, bila track kita sudah baik, maka pemilik brand akan mendatangi kita, seperti pengalaman keponakan saya itu. Ada yang bertanya..., kok beli di Olshop lalu jual lagi di Olshop juga? Jadi gini, karakter pembeli olshop itu mirip dengan pembeli real. Ada yang males ngubek2 olshop (kaya ada orang yang males muter2 di pasar atau mall), dan ada pula yang ceriwit banget, sampe harga ongkir pun diperhitungkan. Mana yang akan jadi sasaran? Tergantung luck saja...
Lalu, apa yang bisa kita lakukan supaya bisa berjualan? Saran dari keponakan saya adalah menentukan jenis jualan kita. Jika kita sudah menetapkan diri akan berjualan apa, kita bisa menyasar toko online tertentu, misal, jika kita ingin berjualan elektronik, tentu yang kita sasar adalah startup olshop yang bergerak di bidang elektronik. Jika barang yang mau kita jual hanya 1 atau 2,TAK PERLU membuka toko, ada OL* yang bisa langsung jual barang dengan mempertemukan pembeli dan penjual. Di sini Anda bisa langsung ketemu dengan pembeli, tawar menawar, tanpa dikenai pajak.
Langkah kedua, kita perlu membuat FP dengan nama toko kita. Tujuannya adalah agar tidak tercampur dengan FP umum yang kita miliki sebelumnya. FP ini kadang ditanyakan olshop tertentu. Tapi kadang juga tidak diperlukan. Miliki email khusus toko. Alasannya sama dengan FP. Jika sudah, buka startup olshop yang kita sasar, misal Shop**. Di halaman pertama, biasanya di pojok atas, ada pilihan "JUAL". Klik pilihan "JUAL" itu, lalu ikuti langkah selanjutnya. Dan.... Anda sudah bisa berjualan di Olshop tersebut.
Langkah ketiga, foto produk yang akan Anda jual semenarik mungkin dan upload di Olshop yang dimaksud. Sertakan keterangan barang, bisa berupa kelebihan, ukuran, jumlah ketersediaan barang, kedaluwarsa, dll. Bisa dibilang iklan singkat tentang barang/produk yang Anda jual. Usahakan sejujur mungkin. Bumbu2 boleh saja, ... tapi kalau terlalu jauh dari kenyataan, maka biasanya orang akan kapok beli di toko Anda lagi.
Kalau penjualan Anda bagus, dan tidak ada komplain (minim komplain dari pelanggan) biasanya Anda akan mudah menjual di olshop lain. Oya, ongkir biasanya ditanggung Anda dulu, nanti baru akan dibayarkan Olshop yang bersangkutan pada akhir/awal bulan.
Demikian sedikit "cerita" dari saya. Mohon maaf apabila ada kekurangan.Selamat menjadi wirausaha online.