12/20/2018

BUMBU MASAK INSTAN

Abuy Reyhan

Perkenalkan nama saya Yudi dari Malang, memulai usaha ini sekitar 2 tahun yang lalu. Berawal ketika saya pulang dr Saudi tahun 2013 sebagai TKI, setelah sebelumnya sempat jatuh bangun di dunia konveksi.

Pulang dari Saudi bermodal uang sedikit ada yang mengajak ikut MLM, karena waktu itu saya masih bingung mau usaha apa, dan juga yang mengajak sahabat baik. Akhirnya langsung saya iyakan.

Tapi ternyata selang beberapa bulan modal kami ludes semua di bawa upline.
Selepas itu ada teman yang mempercayakan uangnya untu saya pake jual beli motor bekas sama mobil bekas
Saya mencari unit di Kaltim kemudian dikirimkan ke Jawa Timur. Usaha inipun tidak berjalan lama
Pemasaran lancar tetapi mencari unit yang sesuai kriteria lumayan susah dan modalpun saya kembalikan.


Sekitar dua tahun saya jalani jual beli kendaraan. Tapi berawal dari situ, rekanan saya di Samarinda yang biasa mencarikan motor dan mobil, mengenalkan produk bumbu instan dan mengajak saya untuk joint.
Singkat cerita, saya ketemu produsennya dan di beri wilayah di Kalimantan Selatanl plus di beri hutang berupa bumbu buat di pasarkan di sana.

8 bulan di Kalimantan Selatan dari rutinitas sebagai sales, saya mengalami titik jenuh pada hal penghasilan lumayan. Akhirnya saya punya pikiran, bagaimana kalau usaha di Kalimantan Selatan ini saya over kepada orang lain dan nantinya setiap orang yang mau order bumbu harus melalui saya dan saya tentu ambil untung sekian persen.

Setelah presentasi beberapa orang, saya pun menemukan orang yang pas unuk menjadi rekanan saya. Dia jujur, muda plus punya dana buat take over stock yang ada dan stock titipan di pasar

Kemudian saya pindah ke Palangka raya. Tidak
perlu waktu lama, cuma 2 mingguan di sana, ada lagi orang yang take over usaha saya dengan sistem seperti di Kalimantan Selatan. Akhirnya saya ketagihan
diam di rumah tetapi tiap minggu ada yang order dari Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah yang memberi kontribusi ke saya

Saya pun terbang ke Pangkalan bun untuk "babat alas", buka pasar di sana. Dalam selang 5 bulan sudah ada lagi yang ambil alih.

Saya pulang lagi ke pulau Jawa dan mencoba berkompetisi di Jawa tepatnya di daerah Bojonegoro/ dan Blora.
Alhamdulillah dengan sistem kerja arahan dari pabrik yang saya terapkan.

Saya bisa bersaing di pulauJjawa dan lagi lagi di ambil alih oleh orang setempat. Dan sekarang saya memulai babat alas lagi di daerah Pekalongan, sudah berjalan selama satu setengah dan kayaknya tidak lama lagi sudah ada yang melirik dan mau ambil alih.

Insyaallah dlm tri wulan ini saya mau di ajak sama pihak pabrik uuntuk survey pasar ke Malaysia
Minta saran dan dukungan beserta doa dari sahabat sahabat semua agar usaha yang saya rintis bisa terus berkembang
Dan saya sekalian promosi bagi rekan rekan di wilayah yang belum ada komoditas bumbu ini bisa kita pasarkan di sana, terutama di luar pulau..

Terimakasih sudah di ijinkan belajar menulis dengan berbekal ijazah SMP saya 


BUMBU DAPUR SACHET






Akhmad Kusaini (Husein)

Perkenalkan saya dikasih nama Akhmad Kusaini, dipanggil Husein sama orang-orang, Usia baru 24 tahun jalan dan jomblo dari desa Gandrungmangu Kab. Cilacap, Jateng 53254, berdagang sayuran, bumbu dan klontong, 4 tahun silam di pasar rakyat Setuan Sidareja dengan modal nekat.

Alhamdulillah gulung tikar cuma untung relasi, tempat usaha (kios), motor, bikin kamar mandi buat ortu sama bisa bayar premi asuransi dan hutang Rp. 45 juta lunas tahun 2018 ini dan insyaallah berlanjut utang lagi (ketagihan ditagih

Memutuskan vakum karena permodalan melemah, sistem berdagang yang kurang cocok, umur terasa dikurung. Dan setahun terakhir fokus di perusahaan asuransi yang alhamdulillah klik dengan passion saya (adventure) sedikit - sedikit sudah dapet ilmunya dan komisinya, tinggal action mumpung masih muda. Insya Allah di bisnis ini saya komitmen seumur hidup. 

Biar kacang tidak lupa kulitnya, sayapun mengulang kenangan 4 tahun silam jualan bawang merah lagi kecil-kecilan dengan desain packing yang lebih cool dan segala atributnya.
Kalau dulu yang digoreng adalah 'sisa' dari pilihan pembeli sekarang sudah tidak lagi, melainkan join sama bandarnya. Kenapa tidak produksi sendiri?. Karena lebih efisien ini dan menunjang profesi belakangnya.

Pemasaran melalui Online gratisan
dan nitip di Swalayan, dan kadang memberi Quota kepada teman, bahkan yang tidak kenal sekalipun buat bom ke grup Sosmed mereka.

Alhamdulillah keluar kandang juga produknya, jelas kurang greget karena modal lagi kekeringan. Akhirnya opsi gratis pun saya 'embat', berikan masukan di group ini..
Sharing disini lebih ke perkenalan biar menambah relasi dan ilmu, tentunya sekalian mencari masukan dari para master disini, biar hidup makin hidup.
Apakah langkah saya patut dipertahankan atau didedikasikan saja keorang lain sementara modal kekeringan? 

Maaf tulisannya tidak sopan ala anak jalanan semoga  menginspirasi dan jadi koreksi saya pribadi.


Salam dari Cilacap




                                    ***
























12/19/2018

KEKUATAN CERITA KOPI



Adi Fuad

Awalnya saya bekerja di Biro wisata di jember, Jawa Timur  oleh karena ada peristiwa kecelakaan bus di daerah Jawa Tengah, akhirnya istri meminta saya berhenti jalan, karena risiko perjalanan yang tinggi.

Setelah beberapa waktu vakum dan tidak berpenghasilan, saya pulang kerumah ibu di daerah pedesaan yang jauh dari kota Jember. Kebetulan ibu juga mempunyai stok kopi dari kebun yang lumayan banyak, saya akhirnya mencoba membuat kemasan kopi bubuk.

Dan kebetulan juga di desa ibu saya banyak janda janda yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, saya ambil keputusan untuk membuat kopi tradisional yang tidak diolah dengan mesin, tapi diolah dg cara tradisional, diroasting dengan wajan tanah liat dan ditumbuk dengan lesung dengan tenaga produksinya dari janda janda sekitar rumah.


Awal pemasaran ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi, karena juga tidak mempunyai ijin edar.
Setelah 6 bulan menunggu perijinan PIRT keluar, akhirnya saya berinovasi dengan membuat kemasan dan menciptakan trade mark kan ketradisionalan kopi saya.

Alhamdulillah, setelah keluar ijin edar PIRT, penjualan mulai merangkak naik sedikit demi sedikit.
Memang mutu kopi saya jauh dengan kopi yang sudah terkenal, karena kopi saya adalah kopi Robusta yang notabene kurang diminati pecinta kopi.


Setelah mempelajari teknik pemasaran dari beberapa rekan dan juga pembelajaran tentang kemasan dari beberapa pihak, termasuk dari anggota grup disini, akhirnya saya mempunyai teknik tersendiri.

Memang kopi saya adalah kopi lokal tidak terkenal, tapi dengan kekuatan cerita, alhamdulillah para konsumen mulai suka dan kopi saya mendapat tempat di hati mereka..

Intinya dari pengalaman yang saya dapat, kekuatan cerita, dan penjelasan tentang proses suatu produk sangat membantu dalam pemasaran.
Maaf tulisan saya blepotan, maklum newbie dalam hal tulis menulis.

Jangan patah semangat, teruskanlah berinovasi, karena tidak ada yang tidak bisa

SARJANA HUKUM JUAL BUAH



Endah Puspaningrum


Saya sekolah mendalami ilmu hukum, tapi ketika melihat kebobrokan mafia hukum dan sepertinya tidak ada yang bisa saya perbuat maka saya memutuskan untuk tidak bekerja di bidang itu. Ilmu hanya untuk saya praktekkan buat diri sendiri dulu.

Selepas kuliah saya masih berusaha mencari pekerjaan kantoran. Tapi kok kayaknya standar gajinya belum ada yang sesuai dengan harapan saya. Setelah lelah akhirnya saya dan suami memutuskan menikah tanpa pekerjaan. Nekat ya ?. Iya, sampai sekarangpun saya masih belum percaya dulu berani mengambil keputusan itu. Tapi inilah titik awal yang membuat kami akhirnya jadi wiraswasta, karenakepepet.

Menikah baru sebulan saya hamil dan harus sakit terus menerus, pas kandungan usia 4 bulan ada toko dikontrakkan di pasar. Nekad, meminjam uang mertua, lalu kami kontrak.
Tapi kami tidak tau apa yang harus kami jual. Modal tidak punya, apalagi keahlian berdagang.



Setelah berdiskusi denan suami, maka kami akan meneruskan usaha pemilik terdahulu. Pemilik toko adalah orang sepuh yang berjualan buah dann setelah meninggal toko dikontrakkan pada kami. Jadilah kami jualan buah karena modalnya relatif kecil.

Awal berjualan banyak banget orang yang nyinyir :
"Dikuliahkan orang tua dengan susah payah, ternyata cuman berjualan buah di pasar, mending anak saya, tidak usah sekolah tinggi tinggi, kalau tidak bisa menjadi pegawai".. Omongan itu adalah makanan kami sehari hari. Kami hanya menelan ludah pahit banget.

Tapi Gusti Allah maha baik, jualan kami laris. Rambutan 2 ton bisa habis hanya dalam sehari dua hari. Waktu itu ambilnya Rp.1.500,- dan kami bisa jual Rp. 2.500,-. Omongan orang adalah cambuk bagi kami untuk terus berinovasi,

Apalagi ya yang bisa kita lakukan biar tidak stuck di situ? Akhirnya kami melirik mainan anak dan camilan camilan yang berbentuk lucu. Kami tarik anak anak lebih dahulu untuk membangun brand. Kami percaya kalo anak anak sudah merengek pada orang tuanya pasti mereka otomatis menyebut toko kami dan lama lama orang tuanya akan familiar dengan kami.

Baru berjalan 2 tahun ( dari kontrak 5 thn), ahli waris pemilik toko mau menjual tokonya, karena butuh uang. Inilah pertama kalinya kami kenal dengan Bank .😁
Tidak berdaya, karena baru memulai usaha, belum lagi buat biaya persalinan karena harus SC, kami harus membayar toko. Akhirnya berbekal Sertifikat milik orang tua kami masuk ke Bank.
Itu adalah awal perjalanan kami, selanjutnya kami bisa menggalang dana sendiri



Pada akhirnya bisa beli toko yang saya kontrak, setelah hutang ke Bank. Dan ternyata dari hasil yang tidak besar, berhasil membayar angsuran dengan baik.
Masalah selanjutnya adalah tempat tinggal karena rang tua saya tidak menyediakan tempat tinggal setelah saya menikah. “Pikiren dewe”, itu istilah almarhum ibu pada saya. Ibu hanya bisa menyekolahkan.

Sementara suami dua bersaudara dan kakaknya beserta keluarga kecilnya sudah menumpang di rumah mertua.  Untuk budaya orang Jawa, tidak boleh tinggal 3 pasangan dalam satu rumah. Kami putar otak, setelah menikah dan akhirnya kami "nunut" di rumah nenek dengan konsekuensi menanggung seluruh biaya keperluan rumah. Pas 2 tahun selesai menggangsur toko, rumah disebelah nenek pas di jual. Nah ini skenario Gusti Allah yang pas banget.

Nekad, masuk ke Bank BRI lagi.Tidak berhenti di sini, kami selalu memikirkan inovasi yang bisa kami lakukan untuk usaha kami. Masak kami yang sarjana, melakukan hal yang sama saja, mestinya harus bisa agak lain, itu istilah kami. Kami ingin menunjukkan pada lingkungan kami,, bahwa tidak rugi menyekolahin anak, walau tidak mejadi pegawai yang tiap hari pakai seragam dan bersepatu, kami juga bisa unjuk gigi 😁

Akhirnya kami menambah varian dagangan yang semula makanan ringan dan mainan, tambah palen dan rokok. Alhamdulillah, akhirnya bertambah lagi sembako.
Setelah tau rasanya karena beli beli, jadi ketagihan.
Dan itu jadi target kami selanjutnya. Selalu beli properti atau apalah., yang penting tiap tahun ada target yang harus tercapai.

Setelah sekian tahun berusaha, saya rasa hutang di Bank memberatkan. Di daerah kami hanya ada Bank BRI dan ketika saya ambil dulu, rata rata bunganya 2% per bulan. Dari sinilah kami cari alternatif baru, ini juga yang ingin saya bagi ceritanya dengan teman teman.

Kenapa saya tidak memanfaatkan potensi yang ada di srkitar saya ? Karena tempat usaha kami di pasar, kami membuka kesempatan pada pedagang lain untuk menaruh uang mereka yang ngganggur di tempat saya dengan catatan uang itu saya kembalikan pas puasa, sebelum lebaran dengan tambahan hasil, berupa kebutuhan pokok.  Saya tidak harus pinjam Bank BRI dengan bunga yang tinggi. Mereka juga bisa menyimpan uang dengan imbal hasil yang lebih besar dari pada di taruh di Bank.

Semua yang saya uraikan di atas adalah gambaran kasar usaha saya. Dan semua itu bisa saya capai karena banyak faktor. Tapi faktor terpenting adalah :
1. Karena Allah sayang saya
2. Disiplin tingkat tinggi
3. Trust.

Jika saya tidak dipercaya pasti tidak akan ada orang yang naruh uang kepada saya, dan sampai saat ini saya berusaha selalu menepati semua ucapan saya. Jika karena sesuatu hal yang tidak bisa saya hindari, saya akan selalu bicara dan minta maaf.

Jadi inti dari wiraswasta adalah disiplin dan kepercayaan. Percayalah, jika orang percaya, maka jalan anda akan terbuka dengan sendirinya.

Sebagai penutup, saya ingin teman teman juga mencoba berusaha. Walau awalnya kecil, jika kita konsisten dan tidak cepat putus asa, pasti akan banyak tangan tangan terulur membantu anda. Itu adalah tangan Tuhan...
Kisah yang agak tidak enak tidak usah diceritakan, biar tidak pada takut untuk berwiraswasta 
😁



Salam wiraswasta 💪

Top of Form




                                    ***










































12/18/2018

ANDA DICARI BUYERS ?


Pilih mana, mencari buyer atau sebaliknya buyer yg cari kita.
Kalau buyer yg cari kita kan nego harganya kita kuat.
Pengalaman anggota PUAN, bpk Jones Hattu dari Cirebon produsen dan exportir furniture seperti ceritanya berikut ini :
Saat ini peran medsos sangat membantu dalam mencari buyer.
Yang saya rasakan saat ini dari INSTAGRAM banyak di contact oleh buyer
Saya juga melakukan direct email ke buyer. Tetapi memang untuk direct email ke buyer kita harus sabar menunggu response dari mereka.
Saya tidak pernah ragu atau kuatir dengan design product saya akan di copy oleh orang. Saya punya keyakinan bahwa kalau kita yang pertama mengeluarkan design secara psikologis kita menang. Karena buyer akan lebih confidance kepada kita.
Sebab kita sudah membuktikan dengan foto product yang kita upload atau share.
Yang sering saya alami Buyer akan bertanya where is your location? Atau I'm interested with your product. Please send your catalogue.
Kemudian saya persilahkan dia untuk visit ke website kita. Disana dia bisa download catalogue dan juga bisa meminta informasi tambahan dengan menulis dan mengirim pesan dari website kita.
Jujur saya baru sekali ikut sebagai peserta pameran IFFINA tahun 2014. Tapi bagi saya pameran yang saya ikut itu tidak terlalu berdampak kepada kita dalam hal mendapat buyer.
Yang sering saya lakukan adalah kemana-mana selalu saya bawa CD catalogue. Terutama kalau ada pameran. Saya akan datang sebagai visitor.
Disana mata dan telinga saya harus betul2 fokus.
Saya bisa melihat dan tahu mana buyer, buyer agent dan mana visitor.
Kalau yang buyer atau buyer agent, biasanya saya akan menunggu dia diluar areal pameran.
Saat dia keluar dari area pameran saya akan ajak kenalan dan ngobrol beberapa menit, setelah sudah agak akrab, saya akan ajak makan atau minum kopi. Saat itulah saya berikan CD catalogue.
Saya punya pengalaman juga mendapat buyer saat di ruang tunggu di bandara.
Saya melihat dia membawa majalah furniture, saya coba dekati dan berkenalan dengan dia. Saya tanya apakah dia punya usaha furniture?
Dia jawab tidak, dia sering membeli furniture dari Indo untuk dijual di negaranya. Disitulah saya menceritakan tentang saya sambil saya berikan CD.
Sebenarnya IG dan Web sama2 efektifnya bu. Hanya IG itu adalah medsos jadi jadi setiap kita posting apa langsung bisa dilihat oleh banyak orang dimanapu. LinkedIn juga cukup efektif.
Kisah ini termasuk dalam kuliah telegram PUAN tgl 16 Desember 2018 dari narasumber Naning Sudiarta.
Tp karena beda pendekatan, dibuat postingan terpisah. Sehingga postingan PUAN semakin kaya tentang Eksporr

JASA SETRIKA, MODAL MINI


Reposting untuk PUAN...….

Muhammad Ikhsan


Setelah sedikit bertukar pikiran dgn istri, akhirnya saya memutuskan untuk membuka usaha apa saja, asalkan harus dibidang jasa ( karena saya menganggap peluang bisnis dibidang jasa lebih jelas, nyata dan tidak ada matinya ) . “Tapi kiran kira apa ya ?”, kata saya kepada istri. Istri masih tetap dengan pendiriannya membuka laundry, Hmmm, the power of emak emak sedikit mulai diterapkan olehnya.

Saya diam sejenak dan lalu panggil istri lagi dan bertaanya :” Yakin kamu mau buka laundry lagi ?”.
“ Iya yakin”,  jawabnya. 
“Sekarang modal kita tidak lebih dari Rp. 8 juta. Saat itu, kebetulan saya dapat pesangon peralihan kontrak kerja dari perusahan lama ke perusahaan baru, pemenang tender transportasi di perusahan minyak tersebutt.
“Apakah cukup uang segini untk buka laundry, sementara disekeliling kita sudah menjamur usaha laundry kiloan dengan teknologi yang sudah cukup mumpuni ?.
“Saya ada kalung & gelang emas, kita jual saja ini untk tambahin modalnya”
“Masih tidak cukup itu, kalau bisa emas yang ada jangan di jual, apalagi itukan emas turun temurun dari orang tua kamu dek”.


L alu saya kembali bertanya :” Kamu kan ibu Rumah tangga, kira kira pekerjaan rumah tangga apa yang paling menyita waktu ?.
“ Menggosok” jawabnya singkat.
Ting.., seperti mendapatkan sebuah hidayah, lalu saya bilang :
“Dek gimana kalau kita buka jasa setrika pakaian saja, sistem tetap sama kiloan seperti laundry, yang mana resiko lebih kecil, tidak memikirkan kain orang kena luntur, tidak diumpat pelanggan karena pakaian mereka kurang bersih”

Secara disetiap rumah tangga pasti sudah mempunyai mesin cuci, yang mana mereka pasti tidak begitu repot dalam pekerjaan itu, tinggal letakkan kain kotor ke mesin, isi air lalu tambahin detergen sesuai keinginan mereka. Tapi jelas tidak dengan menggosok pakaian yang telah mereka cuci. Pasti waktu mereka akan tersita untk itu,


Dan kebetulan Ruko kita ini dikelilingi perumahan yang kebanyakan dari mereka adalah pekerja baik itu suami ataupun istrinya. Kemarin saya ada lihat iklan setrika uap yang menggunakan gas elpiji hasil setrikanya lebih rapi dari setrika listrik, lebih cepat & aman.

Dana yg ada saat ini lebih dari cukup untuk membelinya, Rp.6 juta sudah sama ongkos kirimi, sedangsisanya bisa dipakai untuk menyetak spanduk & brosur untuk disebar ke perumahan perumahan.

Seiring berjalannya waktu, usaha ini bergeliat, tepat pada Januari 2017, apa yang saya cemaskan sebagai karyawan kontrak terjdadi, kontrak kerja hampir 800 orang karyawan jasa transportasi ditempat saya bekerja tidak diperpanjang dan saya termasuk di didalamnya.

Alhamdulillah, walaupun saya berhenti bekerja tetapi tidak membuat kami berhenti berpenghasilan. Sekarang saya dan istri fokus pada usaha kecil kami ini. Saya juga tidak canggung pada peralihan ini, karena dulu saat masih bekerja, dihari off, saya selalu fokus membenahi setiap kekurangan dari usaha yang telah kami rintis ini.

Alhamdulillah penghasilan kami saat ini jauh lebih baik dari saat saya masih menjadi seorang pekerja kontrak diperusahaan Migas tersebut. Maka dr itu nikmat ALLAH mana lagi yang akan kami dustakan ?.

Maaf jika tulisan saya ini agak belepotan, krn memang saya bukanlah seorang penulis, dan mudah mudahan bisa menjadi inspirasi buat rekan rekan yang ingin membuka usaha dgengan modal terbatas seperti saya. Saat ini perbulan nya kami bisa meraih untung kotor  Rp. 12  - 15 juta perbulannya diluar gaji kryawn..

Ruko tidak sewa, jika rekan rekan ingin mencoba usaha yang sama tetapi belum sanggup menyewa tempat, manfaatkan saja ruangan yang ada dirumah, bisa itu paviliun, gudang, ruangan kosong dsb, yang penting sirkulasi ruangan tersebut harus ada & terbuka untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan dari kesalahan & kelalaian kita dalam menggunakan gas elpiji.

Semoga bermanfaat bagi anggota grup PUAN

Mau join di  grup FB PUAN, Google saja Pasar Usaha Anak Negeri





                                                ***

















 

KUE LAPIS NENEK JAY, 70 THN



Dian Ismaya, Surabaya



Saya bekerja sebagai karyawati di bagian Finance, tapi sebenarnya sudah lama ingin mempunyai usaha sendiri. Untuk mengobati kegalauan, sekarang saya ikut pelatihan UMK (Usaha Micro Kecil) di tempat saya tinggal.

Waktu awal awal mendaftar sempat merasa minder karena sudah berumur tapi belum bisa apa apa di bidang usaha. Tiap kali pertemuan ada 2 sesi, yang pertama sesi seminar tentang digital marketing dan lanjut ke success stories para pelaku usaha.

Sesi ke 2 pelatihan membuat produknya. Bagi yang sudah punya produk, dimasukkan ke kelas lanjutan yaitu untuk peningkatan mutu dan membuat produk baru. Bagi yang elumpunya produk dimasukkan kelas basic, sesuai minat peserta masing-masing.

Pada sesi seminar ada seorang ibu yang bagi saya menginspirasi banget. Beliau sudah berusia 70 tahun waktu pertama kali ikut pelatihan, tapi semangatnya luar biasa seperti usia 17 tahun, namanya Bu Jai.
Beliau sering suntuk di rumah karena anak anaknya bekerja semua, sedangkan cucunya juga sibuk sekolah dan kuliah.

Setiap selesai sesi digital marketing beliau selalu antusias bertanya kepada para pelatih bagaimana caranya bikin FB dan instagram untuk promosi usahanya. Yang repot pelatihnya ini, nenek nenek pasti gampang lupa Pada akhirnya pelatih punya akal, Waktu pelatihan marketing disuruh mengajak anak atau cucunya yang paham tentang internet. Akhirnya ada salah satu cucunya yang bersedia mengajar Bu Jai di dunia Maya untuk menghandle pemasaran produk neneknya.

Bu Jai sendiri focus untuk membuat produk yang akan dipasarkan. Karena beliau hobby bikin kue, produk andalan Bu Jai Lapis Surabaya dan Coklat.

Nama usahanya Dapur Flamboyan. Pada acara akhir tahun 2017, yang diadakan oleh Pemkod Surabaya bertajuk “Mlaku mlaku Nang Tunjungan, omzetnya Bu Jai tembus Rp. 7.000.000 dlm 1 hari mulai jam 10 pagi s/d jam 9 malam, belum sampai malam produk beliau sudah habis.

Banyak yang meragukan kalau kue atau coklat yang membikin dia sendiri.
Sampai ada Bapak bapak beli sambil kepo kepo saking tidak percayanya dengan produktifitas Bu Jai, mengetes dengan cara menanyakan cara bikin dan apa saja resepnya Bu Jai dengan sabar menjelaskan dan ujung ujungnya si bapak borong kue lapisnya.

Bu Jai yang dulu bekerja sendiri, kini sudah punya enam asisten. Pelanggannya di banyak daerah, terutama Jakarta. Alhamdulillah, tahun ini, Bu Jai bisa membiayai anaknya menunaikan ibadah umrah. Barokallah.

Jadi kesimpulannya jangan jadi mentri kehutanan yang hobby bikin alas (maksudnya jangan banyak alas an) keterbatasan tenaga, usia, modal dan waktu, jangan dijadikan menjadi kendala untuk memulai.
Ayo yang mau pensiun atau menjelang pensiun cepatan wujudkan mimpimu, gunakan waktu yang tersisa untuk meraih mimpi yang bisa membanggakan keluarga dan lingkungan anda.


Om Pino saya nulis ini karena saya belum banyak  pengalaman, masih baru di tempat pelatihan kami tapi Alhamdulilah sudah punya produk dan berusaha focus untuk produksi. Tantangan kelas kami tahun ini menciptakan souvenirs khas untuk kota tempat kita tinggal.

                                    ***