4/18/2018

BISNIS SEJAK REMAJA



Didi Darmadi

Background
Sebelumnya perkenalkan, saya Didi Darmadi, usia 30 thn.Mungkin ada yg bertanya, sebanyak apa sih pengalaman anak muda 30 thn?. Mungkin tidak sebanyak yang sudah senior tapi setidaknya saya harap cukup untuk menjadi pembelajaran teman teman yang usianya dibawah saya atau merasa masih terlalu muda untuk ber wira usaha.

Saya berasal dari kota kecil, Stabat - Kab. Langkat di Sumatra Utara bagian Timur, tidak terlalu jauh dari kota Medan.. Saya berasal dari keluarga menengah atas. Ayah saya termasuk orang yang sangat keras dalam mendidik anak anaknya biarpun ekonomi kami ber kecukupan. Uang jajan kami selalu dibawah anak anak seumuran kami. Jika ingin sesuatu seperti sepeda, kami harus menabung sendiri.

Dengan uang jajan pas pasan, kami selalu kesulitan membeli sesuatu yang kami inginkan. Nah disini peran otak yang bekerja, mungkin saking pengennya, jadi kami sejak kecil sudah termasuk pengusaha. Saya disekolah berjualan dengan abang saya. SD kelas 5 dan 6 saya sudah memulai berjualan kelereng kepada teman teman. SMP pensil dan pulpen sampai SMU. Kebetulan ayah saya mempunyai toko Stationery, jadi dengan uang jajan pas pasan saya dan abang membeli barang ayah saya dan menjual di sekolah.


Image result for alat tulis kantor

Kakak saya paling besar menempuh jalur yang lebih hebat lagi. Dia belajar keras dan mengambil beasiswa. Jadi duit beasiswa sekolah itu dipakai untuk tambahan jajan dia. Bahkan yang lebih membanggakan sampai ke kuliah ke negeri Malaysia dari beasiswa. Sekarang kakak saya bekerja di ITnB di Medan dengan posisi dan gaji yang menurut saya sudah tinggi.
Kembali kepada saya, Jika menginginkan sesuatu seperti playstation waktu SMP. Saya dan abang saya sama-sama kongsi membeli. Dari situ kami belajar pentingnya bekerja sama demi tujuan yang sama.Kebiasaan dan didikan ini kami lakukan sampai sekarang.
Masa dimulai kemandirian
Pengalaman terburuk saya waktu kuliah di Malaysia, mengikuti jejak kakak saya. Tapi sayangnya otak saya tidak sepintar kakak saya. Dan ini kesalah terbesar saya karena saya sudah deal dengan ayah saya bahwa biaya sebulan dikirim sekian (dibawah layak untuk anak kuliah) 


Image result for istana raja malaysia kuala lumpur
                Istana Sultan

Kalo ada yang bilang :  “Ah ayah dia kan kaya”, karena mereka belum kenal ayah saya. Saya pernah masuk RS karena malnutrisi. 1 bulan hanya Indomie 1 bungkus untuk 2 hari, karena salah kalkulasi duit bulanan. Toilet paper juga saya curi dari mall karena tidak ada duit untuk membelinya. Ayah saya tidak iba sedikitpun. Di RS dia hanya bilang : “Kalo tidak sanggup, balik saja ke Indonesia”.Tapi tekad saya menyelesaikan kuliah sangat tinggi dan tidak menyerah.
Disitulah saya benar benar berusaha. Saya membeli HP dan laptop dari lowyat, waktu pulang ke Indonesia dan saya jual ke teman karena harga HP disana lebih murah. Apa saja yang bisa saya bawa pulang, mulai dari water heater dsb. Anehnya karena visa student, saya tidak pernah distop custom. Atau mungkin dulu tidak seketat sekarang.

Skip skip skip tamatlah saya kuliah. Hal pertama adalah mencari kerja. Saya bekerja di Malaysia sambil mentunggu visa student expired yang masih ada sisa 6 bulan, sambil berhemat dan menabung. Selanjutnya mencoba di kampung sendiri di Medan.

But the way, saya kuliah interior design lalu di Medan saya bekerja di salah satu kontraktor lokal. Boss saya melihat bakat dagang dan komunikasi saya lebih besar daripada bakat design, jadi saya ditempatkan di bag Humas dan lapangan.
Dari situ saya kenal banyak tukang dan nekad mengambil borongan sendiri yang dikerjakan oleh teman teman, tukang saya. Saat itu saya masih umur 21 thn. Project pertama saya adalah kamar pengantin. Biarpun kata orang masih muda tapi saya selesaikan dengan benar benar pekerjaan saya. Biarpun masih bau kencur tapi saya bisa dapat project dengan trick mencaplok nama boss dengan mengatakan :"Saya bekas karyawan dia dan tukang nya juga semua bekas tukang dia", jadi orang pada yakin.


Related image
                   Interior design


Semua project yg berhasil, saya bagi persenan dengan tukang, bukan sistem gaji, biarpun saya yang mendapatkan project tersebut supaya adil dan mereka lebih semangat kerjanya. Jadi posisi kami sederajat. Terus tidak lama dapat lagi dapur dsbnya berlanjut sampai 2 thn.

Skip skip tahun 2011 booming Warnet. Duit yang saya kumpulkan saya buka warnet di kampung saya Stabat dengan awal 18 PC. Karena ramai, saya tambah jadi 50 PC dengan jual makanan dan jajanan dan pulsa serta voucher game. 
Kalau orang Stabat pasti tahu warnet saya dulu, warnet terbesar waktu itu. Usia saya baru 23 thn. Income saya sebulan bersih sudah mencapai Rp. 20 juta. Pencapaian luar biasa untuk anak seusia saya dengan modal sendiri tanpa pinjaman siapapun termasuk orang tua.
Warnet juga usahanya tidak gampang, banyak masalah dan sering bergadang. Karena tidak sanggup lagi bekerja, saya putuskan fokus mengurus usaha.


Related image

Masa kebangkrutan.
Setelah 2 thn usaha warnet, datang masalah internal. Mama saya pisah ranjang dengan papa. Mama tinggal di atas warnet yang saya sewa. Saya sempat down melihat mama saya sehingga kurang fokus. Belum lagi persaingan, equip PC yang makin perlu pembaruan dan PLN yang mati 8 jam sehari pada zaman SBY.

Tapi saya tidak menyerah. Saya beralih ke ISP. Menjual internet ke kampung yg belum terjamah. Again, bisnis is good. Duitnya kencang karena momentum pas. Kampung kampung terpencil lagi booming warnet tapi tidak mempunyai akses internet. Membangun tower triangle saja sudah untung, belum iuran bulanan, saya menjual PC ke mereka, setting billing dsbnya. Ke mana pun saya pergi sampai hutan juga oke selama dapat duit.
Skip skip lagi dengan persaingan ketat, razia ISP illegal serta banyak yang sudah mengerti networking, menjadikan bisnis ISP tidak bergairah lagi dan bangkrutlah bisnis saya.
Related image


Memulai lagi dari awal
Setelah bangkrut, saya bingung memutar otak mau usaha apa lagi. Karena desperate saya buka saja usaha yang sama dengan papa saya, stationery. Toh saya sudah hapal luar dalam karena dari kecil sudah membantu. Kebetulan saat mencari ruko, ada yg baru dibangun dan murah. Mulailah dengan sisa duit saya semua, saya ambil kredit KPR selama 2 unit dan memulai bisnis stationery. Duit habis habisan bener asli kandas.

Awal buka, kadang kadang pernah sehari omset Rp, 5.000, serius hanya Rp 5000. Ada hari dimana saya tidak menjual apapun. Tapi saya tidak pernah menyerah. Untung barang stasionary dikasih hutang dari boss. Setelah terjual, saya untuk bayar kredit KPR, lalu sambil nyambi kerjaan lama, design lagi untuk bayar hutang barang stasionery. Pokoknya betul betul susah, sering tidak tidur untuk lembur demi membayar KPR. Dengan kerja keras membuahkan hasil, sambil kerja design dan juga ambil borongan dan terus membuka toko, saya jalankan semua sekaligus. 


Related image


Lama lama hasilnya pun keliahatan. Karena toko saya sudah lumayan banyak customer, boss senang order saya banyak. Kebetulan anak ceweknya sering bantu di toko, beda umur 2 tahun. Saya jadikan teman dan sering saya ajak keluar. Keluarga mereka senang, karena saya jomblo sudah mempunyai ruko sendiri dari hasil sendiri biarpun masih KPR. 

Akhirnya anak perempuan boss menjadi istri, menikah di umur 26 thn. Setelah menikah barang dagangan saya tambah lancar karena diberi keringanan setelah menjadi menantu. Toko saya termasuk paling besar di kota Stabat. Umur saya sekarang masih 30 tahun dengan 2 anak, satu cewek usia 2 thn 2 bulan dan cowok usia 8 bulan. Sisa KPR saya 4 thn lagi, sedang nilai stok barang dengan perputaran yang aman.

Target saya ke depan mau memproduksi bon faktur skala besar tapi tunggu sampai anak anak agak besar dulu. Untuk sekarang saya fokus ke anak dulu dan hanya satu usaha,  usaha stationery karena anak lebih berharga dari apapun.

Untuk yang masih muda, jangan sia siakan masa muda. Dulu teman masih pada main game PC Dota dan PB saya sudah wira usaha. Mereka begadang main game, saya bergadang dapat duit. Sekarang malah saya kayak anak muda main game android sambil nunggu anak tidur.. 

Sekian, kalo ada yg domisili Sumatra Utara dan mau bertanya barang ATK, monggo saya referensikan ke mertua saya. Mereka agen besar dan lumayan terkenal di Medan dengan penjualan lintas provinsi, mana tau cocok. Pokoknya akan saya bantu sebisa saya supaya berhasil. Kalo ada yang di Langkat terutama Stabat mudah mudahan pasti tahu siapa saya.

Sekian kisah hidup saya yang tidak seberapa. Saya sadar akan usia dan pengalaman saya yang tidak seberapa. Mudah mudahan tetap bermanfaat. 
Terima kasih.

Image result for icon stabat kota




















4/14/2018

KEBERSAMAAN DNG KELUARGA

No automatic alt text available.
               Mencoba Jack pot di Las Vegas
Hari Sabtu dan hari Minggu boleh menulis diluar bisnis semoga bisa memotivasi para anggota group. Saya mau cerita kebersamaan baik bisnis maupun activitas keluarga.
Kalau saya training, seminar atau lihat pameran ke luar Negeri, hampir tidak pernah pergi sendiri. Selalu bawa keluarga, kalau tidak bersama istri, ya bersama 1 anak atau ber ramai ramai. 
Kenapa demikian ? Karena saya masih ingat janji suci pernikahan :  "susah senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat ataupun sakit untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus.”.
Image may contain: one or more people, ocean, bridge, sky, outdoor and water
                                      Golden gate, San Fransisco
Waktu training di Bangkok selama satu bulan, seminggu sebelum pulang istri datang. Hal yang sama terjadi ketika sebuln training di Philadelphia, Amrik, istri menyusul. Tentu tidursekamar. Tida pernah lupa kejadian lucu di kedua bandara kedatangan.
Di bandara Bangkok, jemput di bandara. Penumpang sudah keluar kok istri saya tidak ada, Melongok kiri kanan jantung mulai berdebar :Äpa yg terjadi ?". 15 menit kemudian dia keluar dengan seorang pria. Haaaa. "Tadi dipesawat lupa isi form kedatangan, jadi saya dibawa ke ruang imigrasi untuk mengisi, bapak ini membantu mengisi", katanya.
Image may contain: 3 people
       Ke 4 anak di Los Angeles
Ketika saya jemput di bandara Philadelphia, saya bisa masuk hingga dekat ke mulut pintu keluar. Semua penumpang sudah keluar, istri saya tidak ada. Lalu saya lari ke telpon umum, ga punya koin, tetapi dengan Credit Card bisa menelpon ke apartmen 3 anak saya di sekitar Los Angeles, Amrik. "Kami sudah ngebut ke bandara, tetapi telat, besok saya datang", katanya ketawa. Disini sudah jantungan disana ketawa ketiwi.
Image may contain: sky, cloud and outdoor
Naik tangga sampai tangan Liberty
Pernah study banding ke Manila dan Bangkok bersama seorang konsulltan di kantor saya. Anak saya kelas 2 saya bawa. Ketika tugas dia sendiri ke maa mana agar dia berani. Setahun kemudian anak laki laki kedua pergi sekolah ke Amrik.
Image may contain: people standing, skyscraper and sky
Di depan gedung PBB, New York
Kebersamaan dengan anak isteri kami rasakan ketika disela sela training, pameran dan seminar di Amerika, kami sekeluarga wisata ke berbagai tempat tujuan wisata baik naik mobil sendiri, naik Kereta Api maupun pesawat. Menjelajahi Hollywood, Los Angeles,tempat perjudian dn pertandingan tinju Las Vegas hingga jembatan Golden gate di San Fransisco di sebelah Barat. Mengunjungi ibu kota Washington DC, makam Kennedy di Arlington, Air terjun Niagara sampai ke gedung PBB dan patung Liberty New York di sebelah Timur Amerika.
Image may contain: one or more people, people standing and outdoor
      Air terjun Niagara

Kemudian mengantarkan anak kliah ke Utara, Washington state (beda dengan Washington DC). Dilanjutkan lagi ke Amerika bagian Selatan Florida mengunjungi Kennedy space center dan banyak tujuan wisata terkenal di Florida,
Image may contain: 2 people, including Pinondang Situmeang, people standing, ocean, bridge, sky, outdoor and water
Jembatan Golden gate bersama isteri
Kali kedua ke Hong Kong saya pergi berdua dengan seorang konsultan Amerika ke Hong Kon tanpa istri atau anak. Saya tidak pernah lupa keluarga dimana sayaa beli berlian kecil untuk istri tercinta
Image may contain: sky and outdoor
 Bersama anakbungsu di Florida  





BELAJAR BISNIS DI SINGAPURA



Vivi Hindriasari.

Saya terlahir dari keluarga broken home dari seorang ayah keturunan Jawa dan ibu Palembang . Dari kecil besar dngn didikan militer karena ayah, TNI dan ibu dosen . Tentu untuk uang jajan tidak sulit buat saya. Hanya  hoby saya agak di luar kebiasaan anak anak. Kelas 5 SD setiap pagi jualan telur bebek sebelum ke sekolah, sampai tamat SD. Setelah masuk SMP karna sekolah di sekolah internasional teman teman kebanyakan anak pejabat. Saya manfaatkan setiap jam istirahat berjualan underware, kosmetik dll

Image result for kosmetik


Setiap pulang sekolah saya setor uangnya ke Bank karena orang tua saya sangat keras. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan kami akan dapat rotan. Hingga sampai SMA hoby jualan sudah lebih meningkat. Bukan hanya kosmetik dan lainya, saya jadi agen sedunia semua barang, jadi makelar, hingga alhamdullilah kelas 2 SMA sudah bisa beli mobil sendiri.
Perjuangan untuk membeli mobil tidak semudah itu, saat hal itu saya utarakan ayah marah dikira saya salah pergaulan hingga harus kena rotan. Untung teller Bank mau memberi kesaksian, karena dia salah satu pelanggan dagangan saya.

Setelah tamat SMA disini perjuangan yang sebenarnya, karena dianggap bandel, ayah menitipkan saya pada koleganya di Singapore . Sambil ambil sekolah lanjutan, tapi tanpa sepeser pun uang bulanan. Saya membantu ibu angkat saya itu di faktorynya, yang bergerak dibidang fashion.dengan brand Giodano dan Zusbe kiss wear.


Image result for giordano

Tugas sy mengontrol ke 16 pabriknya yang tersebar di beberapa Negara, salah satunya ada di Indonesia. Setiap bulan harus traveling dari satu negara ke negara lainnya bahkan saya sempat hilang di Dhaka city, Bangladesh .

Dari semua itu saya pelajari bagaiman orang China, orang Korea dan orang Bangladesh berbisnis. Akhirnya saya banyak kenal para pembina besar.karna selalu bertemu dengan orang orang baru dalam perjalanan bisnis tersebut.

Satu tahun saya jalani hal tersebut tepat usia 19 tahun, saya bermain bisnis iilegal. Saya kirim minyak solar dari Batam, bongkar di pasir panjang di tengah laut. Main kucing kucingan dengan aparat. Kadang kadang uang setoran tidak cukup. Minyak ditangkap di jalan tetapi saya tidak kapok, karena keuntungannya sangat mengiurkan.

Image result for kapal solar polisi

Selain main minyak, saya juga belanja barang barang bekas pakai di Singapore lalu dijual ke Batam karena di Batam sudah ada yang menampung.

Begitulah saya kerjakan setiap hari sampai saya selesai kuliah. Itu cerita mulusnya, tapi jungkir baliknya banyak sekali. Kadang kadang barang ketangkap. Kadang kadang barang laku tetapi tidak disetor uangnya. Sering juga ditipu, tetapi saya tetap ulangi, lagi dan lagi.

Hal yang banyak menolong saya karna memegang Green card, jadi agak leluasa. Petugas tidak terlalu ketat kalau  pulang balik Batam - Singapore. Thn 2004 Aceh kena musibah tsunami. Semua NGO mengirim volunteer ke Aceh dan saya salah satunya yang berangkat.

Setelah selesai misi bantuan di Aceh, saya melihat peluang yang bagus di Aceh . Saya mulai kirim ikan karang dari Aceh ke Singapore. Sampai saya bisa membeli 2 boat ikan dan mobil operasionalnya. Disini awal kehancuran Saya karena salah memilih orang kepercayaan, saat saya dapat dinas ke luar kota.

Image result for ikan karang aceh
               Ikan karang

Semua harta saya ludes dibawa oleh orang kepercayaan saya. Boat, modal pembelian ikan, mobil, sepeda motor, isi rumah dan semua perhiasan habis di bawa kabur orang kepercayaan saya, hingga saya jatuh di titik nol. Karna total semua aset dibawa kabur Rp. 3 milyard lebih. Bahkan tempat tinggal pun saya sudah tidak punya lagi.
Top of Form





4/13/2018

POWER OF EMAK EMAK



Mbak Endah
Karena krisis global tahun 2009 ada PHK massal, maka suami saya mengajak saya kembali ke Biak, Papua. Sebelumnya saya dan keluarga tinggal di Surabaya. .Di Biak orang tua saya tinggal dan punya usaha warung makan Nasi Pecel Kediri.

Sesampai di Biak saya jualan Es doger dan Es campur, karena jualan saya bergabung dengan usaha ibu, jadi tidak begitu sulit dan pelanggan pun sudah banyak. Di tambah lagi yang saya jual termasuk Es model baru yang belum pernah ada di kota Biak.
Pendapatan saya lumayan, disamping saya punya usaha lain MLM, sepertii Shopie Martin, Oriflame dll. Kemudian ada adik saya yang di Surabaya kirim baju untuk saya jual. Jadi semakin banyak pendapatan saya.

No automatic alt text available.

Akhirnya saya punya inisiatif pinjam uang di Bank untuk mecari kontrakan rumah sendiri. Dan modal saya pakai belanja baju langsung ke Surabaya  setiap 6 bln sekali untuk belanja seperti baju, sprei, sepatu, sandal,tas dan juga HP, yang memang sudah pesanan pembeli
.
Barang yang saya beli bukan dari pasar grosir, tetapi dari Mall atau distro. Karena pembeli tidak mau barang yang di beli itu kembar atau murahan. Jadi harga berapapun mreka akan beli asal barang bagus dan tdk ada yang menyaingi.


Related image

Cuma saja cara saya berjualan yang salah. Yaitu mengkreditkan dan saya selalu kalah kalau menagih hutang, saya sering mengalah.. Akibatnya bnyk yang berhutang bayar seenaknya, bahkan ada yang tidak membayar. Lama kelamaan saya hancur sendiri.
Dalam kejatuhan saya, kondisi rumah tangga juga hancur dimana  suami pergi meninggalkan anak yang masih kecil kecil dan hutang bank yang lumayanan Usaha saya bangkrut. Tahun 2012 adalah tahun yang sangat suram bagi saya.
Teman saya menolong untuk bekerja, ikutan jadi MITRA di kantor BPS. Padahal saya sedang sembunyi dari para penagih hutang karena saya merasa tidak punya muka dan harga diri di lihat orang..
Tetapi pada akhirnya saya mau bekerja di BPS dan sana saya kumpulkan modal lagi. Saya berjualan Es goder, juice dan bubur ayam. Saya mulai dari awal lagi sambil mengangsur hutang saya di 2 Bank dan rentenir. Saya bayar semampu saya yaitu dengan bekerja jadi Mitra BPS.
Jualan masih jatuh bangun, berganti ganti masakan atau menu saya jalani. Jualan sop buah, warung kopi, nasi kuning, nasi rainbow dll. Tetapi masih belum menghasilkan yang ideal.
Thn 2016 bulan februari. usaha ibu saya jatuh hancur karena hutang di rentenir. Akhirnya Ibu pulang ke Jawa meninggalkan beban yang berat dan membuat ku gelap. Berjuang seorang diri, biaya anak, biaya rumah sewa, listrik,air dan para penagih hutang yang harus saya hadapi..Saya terpuruk untuk yang ke dua kalinya.  Ada perasaan putus asa disana.
Ada seorang teman, memberikan nasehat, jika saya bisa membayar tanggungan Ibu saya dan tetap berusaha untuk anak anak saya, Tuhan pasti kasih jalan. Apa yang saya lakukan adalah sebagai bakti anak terhadap orang tua.
Dari sana saya bangkit dan,teman di BPS selalu memberi jalan dan support yang luar biasa.
Saya buka warung Nasi PECEL dan menu masakan rumahan sambil tetap kerja di BPS, plus kerja setrika baju di rumah org, Rangkap rangkap kerja saya jalani. 

No automatic alt text available.

Saya bertekad ingin keluar dan tidak mau berlarut larut dalam masalah ini.
Dua tahun berlalu, tanpa terasa saya berdiri tegar dengan anak anak saya, jualan Warung makan Nasi Pecel Kediri.

Saya sudah menyelesaikan hutang ibu sebagian besar, dan bisa beli motor sendiri, punya tabungan walupun tidak banyak. Dan yang lebih senang adalah terbebas dari segala hutang. Saya jadikan pelajaran kejatuhan itu agar berhati hati benar mengelola uang.
Warung Pecel Kediri, melayani catering, pesanan nasi kotak, pesanan prasmanan untuk acara dan melayani pesan antar minimal Rp. 50.000 khusus kota Biak. Kadang juga jualan baju, kue atau apa saja yg menghasilkan keuntungan.
Saya belumlah sukses secara finansial,karena rumah masih sewa. Tapi saya merasa sukses karena bisa keluar dari masalah.
Badai pasti berlalu. Sekarang sedang mempersiapkan kuliahnya anak saya. Dan saya sedang menjalin rekanan usaha dengan beberapa teman. Semoga Allah senantiasa membukakan pintu rejeki untuk kami limpahan rahmat untuk keluarga saya... Aamiin

MAKANAN DAERAH ASAL

Image result for lontong kupang surabaya
Lontong Kupang, Surabaya
Memories are the treasures that we keep locked deep within the storehouse of our souls, to keep our hearts warm when we are lonely.” — Becky Aligada.
Sekitar tahun 2004 saya di undang ke Dubai, setelah turun dari pesawat, melewati duty free store , saya terkagum kagum
Sebelumnya di Surabaya yang saya tau hanya becak, bemo dan ojek, di Dubay saya melihat dan menyentuh Rollroyce Phantom. Mobil yang hanya saya lihat di majalah “autobild”, langganan saya. Mobil itu di pajang sebagai hadiah undian bila belanja di duty free
.
Image result for dubai welcome
Kegaguman saya belum berahir, ketika keluar ke tempat parkir, Lamborgini, Mustang, Ferrari, Bentley, Lincoln, Cadilac , Porche,GMC wow wow wow .. OMG.
Saya tinggal kurang lebih 1.5 bulan menikmati jalan2, hingga suatu saat tahu ada sebuah supermarket yang unik, dimana didalamnya menjual barang barang dan makanan Indonesia .
Lumpang, alu kecil, cobek, ulek2, krupuk sarmiler, krupuk emping, manga gadung, rambutan, kacang mentah segar siap rebus, nangka dll. Disitu ingatan melayang kembali ke desa,di mana saya dulu berasal.
Saya bertanya dalam hati kenapa ada orang menjual barang barang beginian dengan harga fantastis. anda bisa membayangkan rambutan isi 4 butir, kalo di belikan di Surabaya bisa dapat ber kilo kilo, apa lagi ulek ulek.
Jawabannya adalah di Dubai banyak warga Indonesia yang menetap dan ada juga yang menikah dengan orang local Mereka kangen tempat aslinya, peluang ini di tangkap pe bisnis, sehingga menghasilkan uang dari ingatan masa lalu .
Dari tanyangan youtube, saya melihat orang jualan rujak, nasi campur, indomie dengan harga lebih mahal dari makanan McDonald, di Amerika Serikat dan laris manis.
Seorang teman memberi tahu di Jakarta lontong kupang dan masakan makanan Surabaya begitu laris, padahal mungkin harganya berlipat lipat dari kota asalnya, Surabaya .
Kenapa orang tetap mau beli, karena yang di cari bukan kenyang tapi kenangan.
Di Surabaya sendiri banyak restoran Manado, Palembang, Padang, Batak dan daerah lain yang ramai pembeli dari orang orang yang kangen kampung halaman.Ini adalah potensi yang bisa kita gali sehingga menghasilkan uang Kita bisa mengamati populasi orang luar daerah atau luar negeri.


Image result for empek empek
                   Empek empek

Image result for sate madura
                        Sate Madura

Image result for bubur manado
                    Bubur Manado

Kemudian menyajikan menu sesuai daerahnya se otentik mungkin, maka uang akan mengalir ke kantong kita dari orang orang yang merindukan romantisme masalalu dan biasanya tidak banyak pesaing di segmen ini .Perlu keseriusan dan upaya besar menghadirkan sentuhan ini, tapi sebanding dengan hasilnya .
Silahkan amati pelajari dan paling penting melangkah mengambil resiko menggali potensi ini agar benar2 bisa mengisi kantong kita .
Image may contain: 2 people, people smiling, people standing and closeup
     Burhan Green Crab


BISNIS BATU SABUN

Image may contain: food

Dion Bustaman

"Kabarnya kamu bisnis batu?"
"Iya, Bos. Makanya tempo hari saya bisa lunasin hutang. Mumpung banyak orang Cina yang ngidam batu ini."
"Kok kamu nggak ngajak sih?"
"Aduh, Bos, tempo hari saya minta bos bayar batu sabun yg segede helm itu bos kan nggak mau, Itu kan cuma sejuta."
"Oya. masih ada nggak? Saya mau tuh."
"Walah, dah laku, bos, saya jual 48 juta."

Dia terdiam karena saya tega benar bilang begitu. Tapi biarlah, habis sudah terlanjur. Saya ingat waktu mengajak si Bos 'hunting' batu sabun. Pas dapat, saya minta dia bayar batu itu, dia menolak.
"Saya pinjam aja sama bos sejuta. Secepatnya saya ganti, nggak sampai seminggu kok."
"Nggak ah. Yang 200 aja kamu blon bayar."
Saya diam, apa boleh buat karena usaha saya lagi benar benar bangkrut, hutang menumpuk, sampai beras pun hutang di warung.

Esoknya saya main di rumah teman sependeritaan yang sama sama bangkrut. Di situ lagi ramai karena ada orang lokasi yang minta dijualkan dua bongkah batu sabunnya, dimasukkan kedalam dua dus bekas supermi.


No automatic alt text available.


"Nah, ini orangnya.", sambil teman nunjuk saya.
"Kamu tetangga sama orang Taiwan kan? Nih ada batu sabun, tawarin gih!"
Saya perhatikan kedua batunya, warnanya orange matang ketika disorot dengan lampu senter.
"35 juta aja, kalau laku potong 5% buat komisi."
"Mahal ya. Saya musti tawarin berapa dong? Saya awam harga."
"Ya berapa aja, terserah, mau seratus, dua ratus, tergantung beraninya. Pokoknya gini aja, setor 32 juta aja, 10% tuh.".


Karena butuh, langsung batu itu saya angkut pakai Vespa tua kesayangan. Lalu saya minta nomor HP pemilik barang buat nanti kalau ada penawaran.
"Berapa ini mau jual?" bos Taiwan langsung tanya ketika saya sodorkan kedua batu itu. Saya bingung, berapa harus buka harga, Rp 100 juta kemahalan ?. Jangan jangan bos Taiwan tidak mau atau bisa bisa saya langsung disuruh pergi.


Image result for vespa tua


"Berapa bos berani?", tanya saya.
Setelah bolak-balik disenter, dia mengacungkan 2 jari. Dia tahu saya tidak fasih bahasa Mandarin walau mata saya sipit juga. Jadi dengan kode tangan pun cukuplah.
“Dua jari artinya dua puluh juta bos. Waduh, modalnya lebih bos."
"Dua ratus juta.!!", katanya setengah berteriak.
Saya cuma sekali nawar. Karena saya bingung, lalu sedikit menjauh untuk kontak pemilik barang dengan HP jadul. Singkat saja saya tanya.
"Habisnya berapa?"
"Potong 10%, ya 32 lah. Atau gini aja. 30 juta, tuan rumah nanti bagi."
Jantung saya berdebar seketika karena sudah ada kepastian. Tapi coba coba lagi deh..
"Bisa nawar lebih nggak bos?"
"Sudah. 210 juta aja, saya bayar kontan, kalau tidak bawa lagi sana. Kamu tetangga saya. jual batu bagus, daripada bikin mebel rumahan seperti kamu."


Image result for lembaran rp 100000 uang kertas tumpukan


Saya ingat, dialah yg menyarankan saya bisnis batu. Kalau lagi booming pasti untung gede, lamunan saya waktu itu.
Dengan sedikit gemetar, saya hanya mengitung gepokan uang seratus ribuan, yang bos kasih. 21 gepok. Lalu saya minta kantong kresek.
"Cukup! Xie xie, laopan!" Saya beranikan diri mengucapkan terimakasih dengan bahasa Mandarin. Dia pun tersenyum.
" Kalau ada lagi, cepat bawa sini, lusa saya pulang ke Taiwan."
Saya mengangguk dengan senyum sumingrah. Bakal lunas semua hutang saya ke warung dan juga ke yang lain. Semua akan saya lunasin, pasti ini cukup.

Tapi bagaimana ya saya setor ke pemilik barang. Katanya cukup Rp. 30 juta. Waduh, kurang dari sejam untung kok sampe Rp. 180 juta. Gede banget. Kalau ketahuan saya jual begitu mahal gimana ya? Terus terang, apa jangan?. Rasanya tidak enak juga kalau ketahuan.

Saya mampir si Rumah Makan Padang, beli 5 bungkus nasi rendang perkedel, sambil menunggu, otak saya terus berputar.


Related image

Setelah parkir Vespa, saya masuk ke rumah kawan sambil menenteng 2 keresek besar.
"Wah, apaan tuh, duit?"
"Nasi padang bos, 5 bungkus nasi, yang satu ini buat di rumah saya. Oya, ini uang batu. 30 juta ya."
Saya menyerahkan 3 gepokan uang merah. Mereka bertiga sama sama menggitung. Lalu yg satu berdiri, menyodorkan tangan untuk salaman.
"Kalau ada lagi gimana? Taiwannya masih mau?"
"Kayaknya sih mau, tapi lusa dia dah pulang Taiwan."
Setelah basa-basi, mereka pamit. Tinggal saya dengan tuan rumah dan Asiung, teman sependeritaan yang baru datang.  Nama samaranlah.

"Laku 32 apa 35?", tanya nyonya rumah sambil sibuk mengurus baju jemuran. Saya menyerahkan uang Rp. 2 juta sedang Asiung Rp 500 ribu sebagai uang kaget.
Keduanya senang. Nyonya rumah percaya saya walau tidak bilang berapa lakunya. Kalau pun tidak, apa urusannya, pikir saya.


Tapi di jalan pulang, saya jadi tidak enak hati, masak saya untung Rp.180 juta, nyonya rumah cuma kasih Rp. 2 juta?. Dengan ikhlas saya serahkan lagi tambahan Rp. 27 juta. Nyonya rumah melongo.
"Gede bener? Untung berapa sih, laku berapa?"
Nah, ini dia. Kalau saya terbuka pasti jadi masalah. Saya hanya senyum.
"Terima ajalah, cukup bayar utang kan?"
Beres disitu, saya pulang, serahkan semua uang keuntungan. Setengah percaya dihitungnya uang itu.


Anak bungsu saya langsung nyeletuk: " Bisa buat nebus ijasah dong Pah?"
Saya cuma mengangguk. Ingat waktu itu sudah 4 bulan dia lulus SMA dengan ranking 3. Bea siswa yang didapat tentu sudah kelewat. Terpaksa tunggu tahun depan.
"Beli beras 20 karung, lalu terus bagikan tetangga. Yang Rp. 100 juta simpan untuk modal kuliah nanti."

Baru jam satu siang waktu itu, saya nekad dengan Vespa butut ke Sagaranten, lokasi batu sabun. Saya temui pemilik batu sabun segede helm yg tempo hari dia minta Rp. 1 juta.
Dasar rejeki, batunya masih ada dan cukup bayar Rp 800.000 saja.
Hampir jam 9 malam, saya langsung temuin bos Taiwan. Saya tidak buka harga, biarkan dia saja yang menilai karena memang saya awam soal batu. Ada lebih syukur, balik modal juga tidak apa apa.Ternyata rejeki memang tidak bisa ditolak. Bos langsung bayar Rp.  48 juta.
Wow! Duit lagi....!


Beres transaksi, bos langsung menawarkan minum Kao Liang Phi Ciu, alkohol 58 %. Hadeuh, penyakit lama kambuh. Tapi lantaran dengan bos jadi tetangga, mana lagi untung gede, minumlah saya malam itu sampai mabuk.
Tawaran: " kan pei..."
" Kan pei ",sambil diiringi lagu mandarin "Phei Ciu...."


Image may contain: Dion Boestaman, outdoor

4/12/2018

TIDAK PUNYA MODAL ?

Image may contain: Pinondang Situmeang
Om Pino bawakan puisi
 
Jika Anda mengamati komen komen di group Wirausaha Pemula Indonesia, WPI atau jika bertemu dengan teman atau keluarga dan bertanya :" Mengapa tidak buka usaha sendiri ?". Banyak yang menjawab :"Tidak punya modal".

Namun jika dilakukan pembicaraan lebih dalam, maka mereka akan cerita bahwa mereka sebenarnya mempunyai sesuatu yang berharga untuk dipakai sebagai Modal kerja.
Sebut saja, mempunyai Tabungan di Bank, punya perhiasan, punya kendaraan lebih dari satu, punya beberapa bidang tanah kosong atau beberapa rumah, ada juga tagihan pada beberapa orang. 

Related image
Related image


Semua kekayaan tersebut sebenarnya merupakan faktor yang dapat dijadikan Modal kerja. Bahkan family dekat bisa menjadi sumber modal, jika Character kita baik, dapat dipercaya.
Penghasilan bunga dari Tabungan relatif tidak seberapa jika dibandingkan dengan keuntungan dari usaha. Perhiasan dilemari atau di Brandkas, yang hanya dipakai sesekali, tidak menghasilkan apa apa, atau jika dimaksudkan sebagai Investasi, kenaikan harganya belum tentu sebesar profit dari usaha sendiri.
Kendaraan roda dua atau roda empat lebih dari satu bahkan lebih dari dua, hanya untuk mempertahankan gengsi sosial, bukan menghasilkan, tetapi justru membebani biaya operasional dan pemeliharaan. Bahkan nilai jual/nilai pasarnya semakin kecil dari tahun ketahun. Oleh sebab itu lebih baik naik angkutan umum dan Asset tersebut diswitch menjadi modal kerja.
Asset berupa tanah atau rumah bisa dimanfaatkan dengan menjualnya atau bisa juga digunakan sebagai Jaminan pinjaman ke Bank, tentu dengan meningkatkan status kepemilikan haknya dari Letter C atau Akte Jual beli menjadi Sertifikat Hak milik atau Hak Guna Usaha/Guna Bangunan.
Image may contain: plant
          Om Pino, villa Cipanas

Dari pengalaman saya kerja sebagai executive Bank, demikian juga pandangan sesama Bankir, maka yang menjadi kendala utama justru apa pada faktor "Marketting". Pemasaran adalah ujung tombak kelangsungan hidup suatu usaha. Jika pasar produk/jasa sudah jelas, maka pihak Bank akan menilai peryaratan lainnya. Dengan terjaminnya pasar, maka penghasilan usaha akan mampu untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Yang menjadi kendala kedua adalah ketiadaan Collateral atau Jaminan.
Tentu fihak Bank akan menilai faktor faktor lainnya dari calon peminjam dan perusahaannya. Faktor ini disebut sebagai "Lima C" dengan urut urutan prioritas 1. Charakter, 2. Capasitas, 3. Capital/Modal 4. Condition (Economic) dan 5. Collateral (Jaminan). Dan yang menjadi prioritas pertama ada pada factor Character atau nama baik, sedangkan C yang terakhir adalah Collateral atau Jaminan. Jika punya Character atau bisa dipercaya, Colateral itu merupakan factor pendukung.
Tentu Anda bisa menyampaikan beberapa faktor kendala lain seperti Jenis usaha yang minim risiko atau profit yang relatif tinggi, lokasi tempat usaha, pengalaman dan beberapa faktor lainny