Didi Darmadi
Background
Sebelumnya
perkenalkan, saya Didi Darmadi, usia 30 thn.Mungkin ada yg bertanya, sebanyak apa sih pengalaman anak muda 30 thn?. Mungkin tidak sebanyak yang sudah senior tapi setidaknya saya harap cukup untuk
menjadi pembelajaran teman teman yang usianya dibawah saya atau merasa masih
terlalu muda untuk ber wira usaha.
Saya berasal dari kota kecil, Stabat - Kab. Langkat di Sumatra Utara bagian Timur, tidak terlalu jauh dari kota Medan.. Saya
berasal dari keluarga menengah atas. Ayah saya termasuk orang yang
sangat keras dalam mendidik anak anaknya biarpun ekonomi kami ber kecukupan.
Uang jajan kami selalu dibawah anak anak seumuran kami. Jika ingin sesuatu
seperti sepeda, kami harus menabung sendiri.
Dengan uang jajan pas pasan, kami selalu kesulitan membeli sesuatu yang kami
inginkan. Nah disini peran otak yang bekerja, mungkin saking pengennya, jadi
kami sejak kecil sudah termasuk pengusaha. Saya disekolah berjualan dengan
abang saya. SD kelas 5 dan 6 saya sudah memulai berjualan kelereng kepada teman
teman. SMP pensil dan pulpen sampai SMU. Kebetulan ayah saya mempunyai toko
Stationery, jadi dengan uang jajan pas pasan saya dan abang membeli barang ayah
saya dan menjual di sekolah.
Kakak saya paling besar menempuh jalur yang
lebih hebat lagi. Dia belajar keras dan mengambil beasiswa. Jadi duit beasiswa
sekolah itu dipakai untuk tambahan jajan dia. Bahkan yang lebih membanggakan
sampai ke kuliah ke negeri Malaysia dari beasiswa. Sekarang kakak saya bekerja
di ITnB di Medan dengan posisi dan gaji yang menurut saya sudah tinggi.
Kembali kepada
saya, Jika menginginkan sesuatu seperti playstation waktu SMP. Saya dan abang
saya sama-sama kongsi membeli. Dari situ kami belajar pentingnya bekerja sama
demi tujuan yang sama.Kebiasaan dan didikan ini kami lakukan sampai sekarang.
Masa
dimulai kemandirian
Pengalaman terburuk saya waktu kuliah di Malaysia, mengikuti jejak
kakak saya. Tapi sayangnya otak saya tidak sepintar kakak saya. Dan ini kesalah
terbesar saya karena saya sudah deal dengan ayah saya bahwa biaya sebulan dikirim sekian (dibawah layak untuk anak kuliah)
Istana Sultan
Kalo ada yang
bilang : “Ah ayah dia kan kaya”, karena mereka
belum kenal ayah saya. Saya pernah masuk RS karena malnutrisi. 1 bulan hanya Indomie
1 bungkus untuk 2 hari, karena salah kalkulasi duit bulanan. Toilet paper juga
saya curi dari mall karena tidak ada duit untuk membelinya. Ayah saya tidak iba sedikitpun. Di
RS dia hanya bilang : “Kalo tidak sanggup, balik saja ke Indonesia”.Tapi tekad saya
menyelesaikan kuliah sangat tinggi dan tidak menyerah.
Disitulah
saya benar benar berusaha. Saya membeli HP dan laptop dari lowyat, waktu pulang
ke Indonesia dan saya jual ke teman karena harga HP disana lebih murah. Apa saja
yang bisa saya bawa pulang, mulai dari water heater dsb. Anehnya karena visa
student, saya tidak pernah distop custom. Atau mungkin dulu tidak seketat
sekarang.
Skip skip skip tamatlah saya kuliah. Hal pertama adalah mencari kerja.
Saya bekerja di Malaysia sambil mentunggu visa student expired yang masih ada
sisa 6 bulan, sambil berhemat dan menabung. Selanjutnya mencoba di kampung
sendiri di Medan.
But the way, saya kuliah interior design lalu di Medan saya bekerja di salah satu
kontraktor lokal. Boss saya melihat bakat dagang dan komunikasi saya lebih
besar daripada bakat design, jadi saya ditempatkan di bag Humas dan
lapangan.
Dari situ saya kenal banyak tukang dan nekad mengambil borongan
sendiri yang dikerjakan oleh teman teman, tukang saya. Saat itu saya masih umur
21 thn. Project pertama saya adalah kamar pengantin. Biarpun kata orang masih
muda tapi saya selesaikan dengan benar benar pekerjaan saya. Biarpun masih bau
kencur tapi saya bisa dapat project dengan trick mencaplok nama boss dengan mengatakan :"Saya bekas karyawan dia dan tukang nya juga semua bekas
tukang dia", jadi orang pada yakin.
Interior design
Semua project yg berhasil, saya bagi persenan dengan tukang, bukan sistem gaji, biarpun saya yang mendapatkan project tersebut supaya adil dan mereka lebih
semangat kerjanya. Jadi posisi kami sederajat. Terus tidak lama dapat lagi
dapur dsbnya berlanjut sampai 2 thn.
Skip skip tahun 2011 booming Warnet. Duit yang saya kumpulkan saya buka warnet
di kampung saya Stabat dengan awal 18 PC. Karena ramai, saya tambah jadi 50 PC
dengan jual makanan dan jajanan dan pulsa serta voucher game.
Kalau orang Stabat pasti tahu warnet saya dulu, warnet terbesar waktu itu. Usia saya baru
23 thn. Income saya sebulan bersih sudah mencapai Rp. 20 juta. Pencapaian luar
biasa untuk anak seusia saya dengan modal sendiri tanpa pinjaman siapapun
termasuk orang tua.
Warnet juga usahanya tidak gampang, banyak masalah dan sering bergadang. Karena
tidak sanggup lagi bekerja, saya putuskan fokus mengurus usaha.
Masa
kebangkrutan.
Setelah 2 thn usaha warnet, datang masalah internal. Mama saya pisah ranjang
dengan papa. Mama tinggal di atas warnet yang saya sewa. Saya sempat down
melihat mama saya sehingga kurang fokus. Belum lagi persaingan, equip PC yang
makin perlu pembaruan dan PLN yang mati 8 jam sehari pada zaman SBY.
Tapi saya tidak menyerah. Saya beralih ke ISP. Menjual internet ke kampung yg
belum terjamah. Again, bisnis is good. Duitnya kencang karena momentum pas.
Kampung kampung terpencil lagi booming warnet tapi tidak mempunyai akses
internet. Membangun tower triangle saja sudah untung, belum iuran bulanan, saya
menjual PC ke mereka, setting billing dsbnya. Ke mana pun saya pergi sampai
hutan juga oke selama dapat duit.
Skip skip lagi dengan persaingan ketat, razia ISP illegal serta banyak yang
sudah mengerti networking, menjadikan bisnis ISP tidak bergairah lagi dan
bangkrutlah bisnis saya.
Memulai lagi dari awal
Setelah bangkrut, saya bingung memutar otak mau usaha apa lagi. Karena
desperate saya buka saja usaha yang sama dengan papa saya, stationery. Toh saya
sudah hapal luar dalam karena dari kecil sudah membantu. Kebetulan saat mencari
ruko, ada yg baru dibangun dan murah. Mulailah dengan sisa duit saya semua, saya ambil kredit KPR selama 2 unit dan memulai bisnis stationery. Duit habis habisan bener asli kandas.
Awal buka, kadang kadang pernah sehari omset Rp, 5.000, serius hanya Rp 5000.
Ada hari dimana saya tidak menjual apapun. Tapi saya tidak pernah menyerah. Untung barang stasionary dikasih hutang dari boss. Setelah terjual, saya untuk bayar kredit KPR, lalu sambil nyambi
kerjaan lama, design lagi untuk bayar hutang barang stasionery. Pokoknya betul betul susah, sering
tidak tidur untuk lembur demi membayar KPR. Dengan kerja keras membuahkan hasil, sambil kerja design dan juga ambil borongan dan terus membuka toko, saya jalankan semua sekaligus.
Lama lama hasilnya pun keliahatan. Karena toko saya sudah lumayan banyak customer, boss senang order saya banyak. Kebetulan anak ceweknya sering
bantu di toko, beda umur 2 tahun. Saya jadikan teman dan sering saya ajak keluar.
Keluarga mereka senang, karena saya jomblo sudah mempunyai ruko sendiri dari hasil
sendiri biarpun masih KPR.
Akhirnya anak perempuan boss menjadi
istri, menikah di umur 26 thn. Setelah menikah barang dagangan saya
tambah lancar karena diberi keringanan setelah menjadi menantu. Toko saya
termasuk paling besar di kota Stabat. Umur saya sekarang masih 30 tahun dengan 2
anak, satu cewek usia 2 thn 2 bulan dan cowok usia 8 bulan. Sisa KPR saya 4 thn
lagi, sedang nilai stok barang dengan perputaran yang aman.
Target saya ke depan mau memproduksi bon faktur skala besar tapi tunggu sampai anak
anak agak besar dulu. Untuk sekarang saya fokus ke anak dulu dan hanya satu usaha, usaha
stationery karena anak lebih berharga dari apapun.
Untuk yang masih muda, jangan sia siakan masa muda. Dulu teman masih pada main game PC Dota dan PB saya sudah wira usaha. Mereka
begadang main game, saya bergadang dapat duit. Sekarang malah saya kayak anak
muda main game android sambil nunggu anak tidur..
Sekian,
kalo ada yg domisili Sumatra Utara dan mau bertanya barang ATK, monggo saya
referensikan ke mertua saya. Mereka agen besar dan lumayan terkenal di Medan
dengan penjualan lintas provinsi, mana tau cocok. Pokoknya akan saya bantu sebisa
saya supaya berhasil. Kalo ada yang di Langkat terutama Stabat mudah mudahan pasti tahu
siapa saya.
Sekian kisah hidup saya yang tidak seberapa. Saya sadar akan usia dan pengalaman saya yang tidak seberapa. Mudah
mudahan tetap bermanfaat.
Terima kasih.