.
.
Tahun 2007 saya diterima sebagai PNS di Kementrian Perhubungan Indonesia dengan golongan 3A, lalu di tempatkan di Sentani-Papua, sementara suami sy di Surabaya.
Anak pertama sy lahir 2010 sy dipindahkan ke Sumenep, Madura tahun 2012. Butuh waktu 5-6 jam untuk ketemu suami dan anak di Surabaya. Praktis saya hanya ketemu anak saya kurang dari 48 jam (Jumat malam pulang ke Surabaya dan balik lagi ke Sumenep minggu siang). Jangan ditanya bagaimana pedihnya ketemu dan main anak hanya kurang dari 24 jam mengingat kurang dari 48 jam saja bisa memandangi dan bermain. Masa tumbuh kembangnya tidak pernah saya tau, kurangnya bonding dan saat anak sakit tapi hanya dengar suara lewat telpon. PEDIH JURAGAAAN!!!
Anak pertama sy lahir 2010 sy dipindahkan ke Sumenep, Madura tahun 2012. Butuh waktu 5-6 jam untuk ketemu suami dan anak di Surabaya. Praktis saya hanya ketemu anak saya kurang dari 48 jam (Jumat malam pulang ke Surabaya dan balik lagi ke Sumenep minggu siang). Jangan ditanya bagaimana pedihnya ketemu dan main anak hanya kurang dari 24 jam mengingat kurang dari 48 jam saja bisa memandangi dan bermain. Masa tumbuh kembangnya tidak pernah saya tau, kurangnya bonding dan saat anak sakit tapi hanya dengar suara lewat telpon. PEDIH JURAGAAAN!!!
Sedikit flash back, Saya ini hobby berjualan, apa saja yang penting bukan narkoba. Sejak SD dulu saya pernah membeli pisang goreng kipas di tetangga lalu dibawa sekolah, dijual ke teman2.
SMP pun demikian beli aneka kue risoles/lumpia goreng udang dititip ke kantin dan terima pesanan dari guru guru kalau lagi ada rapat dsb. Makanya saya dulu dapat julukan tukang kue. Tapi saya tidak merasa ter-bully, justru saya bangga bisa menghasilkan uang sendiri.
Ayah, pegawai BUMN dan ibu sy PNS Departemen Kesehatan. Uang bisa saya peroleh dengan mudah jika minta ke orangtua, tapi tidak dengan saya..
SMU saya malah pernah pinjam modal Rp. 300.000 ke ibu. Beliau tahu betul anaknya hobby-nya aneh, “bikin duit". Jaman SMU booming Meteor Garden, alih-alih ikut keblinger, saya justru melihat peluang. Dengan modal dari ibu, saya beli DVD bajakan 3 set, lalu pernak pernik hingga alat tulis. DVD tsb saya sewakan ke teman teman sekolah dan tempat les, begitu pula aneka aksesoris dan alat tulis. Dalam tempo 2 minggu, modal sudah balik, cash keras ke ibu saya,
Usaha sewa DVD dan jualan untung jutaan, padahal saya masih SMU dan jaman itu cukup besar.
Uang tsb saya tabungkan, namun ibu tidak cukup bangga dengan apa yang saya lakukan tersebut. Waktu kuliah saya menjajal MLM Oriflame dan cukup sukses dgn beberapa anggota aktif dibawah saya.
SMU saya malah pernah pinjam modal Rp. 300.000 ke ibu. Beliau tahu betul anaknya hobby-nya aneh, “bikin duit". Jaman SMU booming Meteor Garden, alih-alih ikut keblinger, saya justru melihat peluang. Dengan modal dari ibu, saya beli DVD bajakan 3 set, lalu pernak pernik hingga alat tulis. DVD tsb saya sewakan ke teman teman sekolah dan tempat les, begitu pula aneka aksesoris dan alat tulis. Dalam tempo 2 minggu, modal sudah balik, cash keras ke ibu saya,
Usaha sewa DVD dan jualan untung jutaan, padahal saya masih SMU dan jaman itu cukup besar.
Uang tsb saya tabungkan, namun ibu tidak cukup bangga dengan apa yang saya lakukan tersebut. Waktu kuliah saya menjajal MLM Oriflame dan cukup sukses dgn beberapa anggota aktif dibawah saya.
Bermodal hobby, pada tahun 2010 itu pula saya membuka online babyshop dengan membuat sebuah website. Jaman dulu belum ada marketplace seperti sekarang.Pada tahun 2011 saya membuat badan usaha agar toko online saya memiliki keunggulan, berbeda dengan toko lain dan agar tampak profesional.
Saya belajar import barang dari Sandiego & California Amerika hingga China. Saya bekerja di Papua, terima orderan, lalu suami saya yang membungkus dan mengirimkan paketan. Semua dikerjakan berdua dan pembantu saya via jarak jauh. Pada tahun. 2012 saya akhirnya di mutasi
Tahun 2013 bermodal untung dari babyshop saya beli freezer lalu saya sewakan ke ibu-ibu menyusui untuk menyimpan ASI. Prinsip saya jangan menaruh sesuatu dalam satu keranjang. Dan target saya adalah 10 tahun usaha harus betul-betul punya pondasi yang kuat dalam usaha baru nikmati usaha dikemudian hari. Jadi tiap dapat untung toko saya belikan freezer.
Tahun 2014 saya mengajukan mutasi dari Sumenep ke Surabaya, mengingat sedang hamil anak kedua. Jungkir balik rasanya menghadap pimpinan agar bisa diijinkan pindah.
Dan memang jiwa saya tidak di PNS, saya tidak suka diperintah/diatur pimpinan tapi suka mengatur orang. Pada tahun 2014 tersebut saya resign PNS dengan golongan terakhir 3B. Tak ayal Ibu marah, kecewa dan sedih dengan keputusan yg saya buat. Namun pertimbangan ingin dekat dengan suami dan anak itulah yg menguatkan saya, ditambah suami saya sangat mendukung penuh usaha yg saya lakukan.
Terutama saat usaha saya roller coaster, cukup sukses menjadi penguat dan penopang mental dan tenaga saya. Kalau uang sedikit sedikit saja, karena keuangan usaha tidak boleh bercampur dengan uang pribadi.
Terutama saat usaha saya roller coaster, cukup sukses menjadi penguat dan penopang mental dan tenaga saya. Kalau uang sedikit sedikit saja, karena keuangan usaha tidak boleh bercampur dengan uang pribadi.
Praktis sejak 2014 saya murni wirausaha dibidang babyshop dan sewa freezer ASI. Dengan ratusan jenis item barang perlengkapan baby saya pasarkan melalui online dan juga toko langsung. Saya sudah memiliki total 46 freezer dengan daya serap sewa 60-80% tersewa tiap bulan.
Baby shopMempunyai beberapa karyawan dan ada yang loyal sejak sya merintis usaha ini. Mereka tahu persis bagaimana keringat dan airmata ini tumpah buat kehidupan pribadi saya dan di usaha ini. Salah satu dari mereka pernah sedikit berlinang airmata saat saya beri gaji, menyampaikan rasa terima kasihnya sudah bisa bekerja dengan saya.
Mungkin karena saya suka memberi keringanan kasbon atau pinjaman tanpa bunga, hanya rutin potong gaji bulanan mereka. Nah karyawan tersebut punya anak yang sakit, ada yang pinjam biaya nikah, hingga buat bayar cicilan motor karyawan yang nunggak. Saya tersadar, usaha yang saya buat ini adalah pintu nafkah bagi karyawan saya, dan saya juga membutuhkan mereka. Bahagia tidak terhingga itu ketika bisa bermanfaat bagi orang lain dengan membuka lapangan kerja.
Baby shopMempunyai beberapa karyawan dan ada yang loyal sejak sya merintis usaha ini. Mereka tahu persis bagaimana keringat dan airmata ini tumpah buat kehidupan pribadi saya dan di usaha ini. Salah satu dari mereka pernah sedikit berlinang airmata saat saya beri gaji, menyampaikan rasa terima kasihnya sudah bisa bekerja dengan saya.
Mungkin karena saya suka memberi keringanan kasbon atau pinjaman tanpa bunga, hanya rutin potong gaji bulanan mereka. Nah karyawan tersebut punya anak yang sakit, ada yang pinjam biaya nikah, hingga buat bayar cicilan motor karyawan yang nunggak. Saya tersadar, usaha yang saya buat ini adalah pintu nafkah bagi karyawan saya, dan saya juga membutuhkan mereka. Bahagia tidak terhingga itu ketika bisa bermanfaat bagi orang lain dengan membuka lapangan kerja.
Lebih dekat dengan suami dan anak-anak itu bahagia tidak terkira. Saat lelah kerja disambut wangi dan senyum 2 berlian hati saya itu tidak bisa diuangkan berapapun jumlahnya. Pagi tetap antar sekolah, jam pulang sekolah saya jemput, kadang pulang sekolah mereka ikut ke toko. Di toko ada 1 kamar khusus mereka beristirahat, main dan tidur siang.
Toko seperti rumah kedua buat anak-anak saya. Selain ingin mengenalkan dunia usaha, namun saya ingin selalu dekat dengan mereka, apapun yang terjadi saya tidak ingin terpisah seperti dulu lagi.
Tidak hanya manis cerita saya kali ini karena namanya dunia usaha itu rasa naik roller coaster.Dug Dag stok mangkrak, omset drop dll tidak usah dibahas pasti kalian tahu lah.
Hari ini orang semakin mudah buka toko online, persaingan sangat ketat dan sejak 2016 ada 2 usaha sewa freezer yg sama yang buka di tempat saya. Anehnya sifat hobi "game bikin duit" sejak sy kecil itu membuat saya tidak putus ide. Saya merasa di tantang buat menaklukan masalah dan tidak boleh menyerah.
Saya mau menunjukan ke Ibu saya bahwa PNS itu bukan satu-satu nya pekerjaan di dunia ini. Saya masih berjuang dan berusaha hingga saat ini dan kedepannya.