Fadhil Arif
Waktu awal-awal saya berbisnis, yang paling saya utamakan adalah omset, Karena percuma walaupun kita pandai mengelola cash flow tetapi tidak ada uang yang masuk. Dan memang pada waktu itu saya tidak paham sama sekali soal cash flow. Yang saya paham hanya online marketing dan networking saja
Namun ketika omset masuk, keinginan kita untuk beli ini-itu tidak terbendung lagi
“Duh stok kayaknya harus ditambah nih, mumpung masih ngetrend”
"Marketing harus ditambah budgetnya, biar omset tambah banyak"
"Wah ini sih kita kayaknya butuh karyawan lagi nih, biar kayak kata orang: bisnis jalan, ownernya jalan-jalan" dan sebagainya
"Marketing harus ditambah budgetnya, biar omset tambah banyak"
"Wah ini sih kita kayaknya butuh karyawan lagi nih, biar kayak kata orang: bisnis jalan, ownernya jalan-jalan" dan sebagainya
Belum lagi kebutuhan hidup yang mendesak, anak sakit, cicilan rumah masih panjang dan Hutang lainnya juga harus dibayar bulan ini. Pada akhirnya cash yang tersisa hanyalah sedikit.
Cash yang sedikit ini tidak sebanding dengan waktu & energi yang sudah terbuang, seakan-akan bisnis yang kita bangun hanya untuk bayar karyawan saja
Ternyata kita kerja banting tulang cuma untuk menghidupi karyawan, yang tadinya mau berbisnis karena ingin bebas finansial, tapi kok malah jadi tambah berat beban hidup ini
Ternyata kita kerja banting tulang cuma untuk menghidupi karyawan, yang tadinya mau berbisnis karena ingin bebas finansial, tapi kok malah jadi tambah berat beban hidup ini
Kenapa hal ini bisa terjadi?
Saya sudah ikut workshop sana sini tentang cash flow management, tapi yang ada bikin saya tambah bingung. Ternyata memang guru yang paling efektif adalah dari pengalaman buruk kita sendiri
Setelah saya bangkrut lebih dari 5x, akhirnya saya menemukan polanya, terutama pola manajemen cash flow
Itu disebabkan karena Profitnya tidak diambil duluan. Coba dipikir lagi deh, bisnis-bisnis kita kok profit diambil sisanya?
"Lho emang bisa profit diambil duluan?". Ya bisalah,, itu namanya budgetting
Setiap akhir bulan, saya selalu membuat budget untuk bulan depannya. Dan di dalam budget tersebut, selalu saya pisahkan paling pertama adalah net profit
Kenapa net profit harus dipisah duluan?. Ini disebabkan karena manusia punya behaviour yang sulit dihilangkan, yaitu selalu berusaha menghabiskan resource yang ada.
Saya kasih contoh.
Dulu waktu kita gajian tiap akhir bulan, rasanya senang sekali bukan?. Tapi ternyata dalam waktu kurang dari seminggu uang itu sudah ludes habis tak tersisa, disebabkan karena rekeningnya cuma satu, tidak dipisah-pisah
Ibarat kalau kita lagi mau diet, yang betul itu kurangi ukuran piringnya, bukan tidak makan nasi sama sekali. Kalau biasa makan nasi terus pas diet langsung tanpa nasi, dijamin pasti ga akan bertahan lama dietnya
Makanya banyak pengusaha sukses yang bilang rekening bisnis harus dipisah dengan rekening pribadi
Tapi menurut saya itu belum cukup karena bisnis pun punya peruntukannya masing-masing
Banyak pengusaha yang sudah memisahkan rekening pribadinya dari rekening bisnis, tapi tetap saja "bocor"
Banyak pengusaha yang sudah memisahkan rekening pribadinya dari rekening bisnis, tapi tetap saja "bocor"
Untuk setiap bisnis, saya selalu buat minimal 10 rekening dan untuk kebutuhan pribadi saya juga buat 10 rekening. Soal apa peruntukannya dan berapa percentage-nya itu menyesuaikan kebutuhan masing-masing
Yang penting poinnya adalah Profit harus diambil duluan. Dengan demikian, maka kita jadi lebih bijak dalam mengalokasikan biaya operasional kita
Mudah-mudahan bermanfaat