4/14/2018

BELAJAR BISNIS DI SINGAPURA



Vivi Hindriasari.

Saya terlahir dari keluarga broken home dari seorang ayah keturunan Jawa dan ibu Palembang . Dari kecil besar dngn didikan militer karena ayah, TNI dan ibu dosen . Tentu untuk uang jajan tidak sulit buat saya. Hanya  hoby saya agak di luar kebiasaan anak anak. Kelas 5 SD setiap pagi jualan telur bebek sebelum ke sekolah, sampai tamat SD. Setelah masuk SMP karna sekolah di sekolah internasional teman teman kebanyakan anak pejabat. Saya manfaatkan setiap jam istirahat berjualan underware, kosmetik dll

Image result for kosmetik


Setiap pulang sekolah saya setor uangnya ke Bank karena orang tua saya sangat keras. Kalau ada sesuatu yang mencurigakan kami akan dapat rotan. Hingga sampai SMA hoby jualan sudah lebih meningkat. Bukan hanya kosmetik dan lainya, saya jadi agen sedunia semua barang, jadi makelar, hingga alhamdullilah kelas 2 SMA sudah bisa beli mobil sendiri.
Perjuangan untuk membeli mobil tidak semudah itu, saat hal itu saya utarakan ayah marah dikira saya salah pergaulan hingga harus kena rotan. Untung teller Bank mau memberi kesaksian, karena dia salah satu pelanggan dagangan saya.

Setelah tamat SMA disini perjuangan yang sebenarnya, karena dianggap bandel, ayah menitipkan saya pada koleganya di Singapore . Sambil ambil sekolah lanjutan, tapi tanpa sepeser pun uang bulanan. Saya membantu ibu angkat saya itu di faktorynya, yang bergerak dibidang fashion.dengan brand Giodano dan Zusbe kiss wear.


Image result for giordano

Tugas sy mengontrol ke 16 pabriknya yang tersebar di beberapa Negara, salah satunya ada di Indonesia. Setiap bulan harus traveling dari satu negara ke negara lainnya bahkan saya sempat hilang di Dhaka city, Bangladesh .

Dari semua itu saya pelajari bagaiman orang China, orang Korea dan orang Bangladesh berbisnis. Akhirnya saya banyak kenal para pembina besar.karna selalu bertemu dengan orang orang baru dalam perjalanan bisnis tersebut.

Satu tahun saya jalani hal tersebut tepat usia 19 tahun, saya bermain bisnis iilegal. Saya kirim minyak solar dari Batam, bongkar di pasir panjang di tengah laut. Main kucing kucingan dengan aparat. Kadang kadang uang setoran tidak cukup. Minyak ditangkap di jalan tetapi saya tidak kapok, karena keuntungannya sangat mengiurkan.

Image result for kapal solar polisi

Selain main minyak, saya juga belanja barang barang bekas pakai di Singapore lalu dijual ke Batam karena di Batam sudah ada yang menampung.

Begitulah saya kerjakan setiap hari sampai saya selesai kuliah. Itu cerita mulusnya, tapi jungkir baliknya banyak sekali. Kadang kadang barang ketangkap. Kadang kadang barang laku tetapi tidak disetor uangnya. Sering juga ditipu, tetapi saya tetap ulangi, lagi dan lagi.

Hal yang banyak menolong saya karna memegang Green card, jadi agak leluasa. Petugas tidak terlalu ketat kalau  pulang balik Batam - Singapore. Thn 2004 Aceh kena musibah tsunami. Semua NGO mengirim volunteer ke Aceh dan saya salah satunya yang berangkat.

Setelah selesai misi bantuan di Aceh, saya melihat peluang yang bagus di Aceh . Saya mulai kirim ikan karang dari Aceh ke Singapore. Sampai saya bisa membeli 2 boat ikan dan mobil operasionalnya. Disini awal kehancuran Saya karena salah memilih orang kepercayaan, saat saya dapat dinas ke luar kota.

Image result for ikan karang aceh
               Ikan karang

Semua harta saya ludes dibawa oleh orang kepercayaan saya. Boat, modal pembelian ikan, mobil, sepeda motor, isi rumah dan semua perhiasan habis di bawa kabur orang kepercayaan saya, hingga saya jatuh di titik nol. Karna total semua aset dibawa kabur Rp. 3 milyard lebih. Bahkan tempat tinggal pun saya sudah tidak punya lagi.
Top of Form





4/13/2018

POWER OF EMAK EMAK



Mbak Endah
Karena krisis global tahun 2009 ada PHK massal, maka suami saya mengajak saya kembali ke Biak, Papua. Sebelumnya saya dan keluarga tinggal di Surabaya. .Di Biak orang tua saya tinggal dan punya usaha warung makan Nasi Pecel Kediri.

Sesampai di Biak saya jualan Es doger dan Es campur, karena jualan saya bergabung dengan usaha ibu, jadi tidak begitu sulit dan pelanggan pun sudah banyak. Di tambah lagi yang saya jual termasuk Es model baru yang belum pernah ada di kota Biak.
Pendapatan saya lumayan, disamping saya punya usaha lain MLM, sepertii Shopie Martin, Oriflame dll. Kemudian ada adik saya yang di Surabaya kirim baju untuk saya jual. Jadi semakin banyak pendapatan saya.

No automatic alt text available.

Akhirnya saya punya inisiatif pinjam uang di Bank untuk mecari kontrakan rumah sendiri. Dan modal saya pakai belanja baju langsung ke Surabaya  setiap 6 bln sekali untuk belanja seperti baju, sprei, sepatu, sandal,tas dan juga HP, yang memang sudah pesanan pembeli
.
Barang yang saya beli bukan dari pasar grosir, tetapi dari Mall atau distro. Karena pembeli tidak mau barang yang di beli itu kembar atau murahan. Jadi harga berapapun mreka akan beli asal barang bagus dan tdk ada yang menyaingi.


Related image

Cuma saja cara saya berjualan yang salah. Yaitu mengkreditkan dan saya selalu kalah kalau menagih hutang, saya sering mengalah.. Akibatnya bnyk yang berhutang bayar seenaknya, bahkan ada yang tidak membayar. Lama kelamaan saya hancur sendiri.
Dalam kejatuhan saya, kondisi rumah tangga juga hancur dimana  suami pergi meninggalkan anak yang masih kecil kecil dan hutang bank yang lumayanan Usaha saya bangkrut. Tahun 2012 adalah tahun yang sangat suram bagi saya.
Teman saya menolong untuk bekerja, ikutan jadi MITRA di kantor BPS. Padahal saya sedang sembunyi dari para penagih hutang karena saya merasa tidak punya muka dan harga diri di lihat orang..
Tetapi pada akhirnya saya mau bekerja di BPS dan sana saya kumpulkan modal lagi. Saya berjualan Es goder, juice dan bubur ayam. Saya mulai dari awal lagi sambil mengangsur hutang saya di 2 Bank dan rentenir. Saya bayar semampu saya yaitu dengan bekerja jadi Mitra BPS.
Jualan masih jatuh bangun, berganti ganti masakan atau menu saya jalani. Jualan sop buah, warung kopi, nasi kuning, nasi rainbow dll. Tetapi masih belum menghasilkan yang ideal.
Thn 2016 bulan februari. usaha ibu saya jatuh hancur karena hutang di rentenir. Akhirnya Ibu pulang ke Jawa meninggalkan beban yang berat dan membuat ku gelap. Berjuang seorang diri, biaya anak, biaya rumah sewa, listrik,air dan para penagih hutang yang harus saya hadapi..Saya terpuruk untuk yang ke dua kalinya.  Ada perasaan putus asa disana.
Ada seorang teman, memberikan nasehat, jika saya bisa membayar tanggungan Ibu saya dan tetap berusaha untuk anak anak saya, Tuhan pasti kasih jalan. Apa yang saya lakukan adalah sebagai bakti anak terhadap orang tua.
Dari sana saya bangkit dan,teman di BPS selalu memberi jalan dan support yang luar biasa.
Saya buka warung Nasi PECEL dan menu masakan rumahan sambil tetap kerja di BPS, plus kerja setrika baju di rumah org, Rangkap rangkap kerja saya jalani. 

No automatic alt text available.

Saya bertekad ingin keluar dan tidak mau berlarut larut dalam masalah ini.
Dua tahun berlalu, tanpa terasa saya berdiri tegar dengan anak anak saya, jualan Warung makan Nasi Pecel Kediri.

Saya sudah menyelesaikan hutang ibu sebagian besar, dan bisa beli motor sendiri, punya tabungan walupun tidak banyak. Dan yang lebih senang adalah terbebas dari segala hutang. Saya jadikan pelajaran kejatuhan itu agar berhati hati benar mengelola uang.
Warung Pecel Kediri, melayani catering, pesanan nasi kotak, pesanan prasmanan untuk acara dan melayani pesan antar minimal Rp. 50.000 khusus kota Biak. Kadang juga jualan baju, kue atau apa saja yg menghasilkan keuntungan.
Saya belumlah sukses secara finansial,karena rumah masih sewa. Tapi saya merasa sukses karena bisa keluar dari masalah.
Badai pasti berlalu. Sekarang sedang mempersiapkan kuliahnya anak saya. Dan saya sedang menjalin rekanan usaha dengan beberapa teman. Semoga Allah senantiasa membukakan pintu rejeki untuk kami limpahan rahmat untuk keluarga saya... Aamiin

MAKANAN DAERAH ASAL

Image result for lontong kupang surabaya
Lontong Kupang, Surabaya
Memories are the treasures that we keep locked deep within the storehouse of our souls, to keep our hearts warm when we are lonely.” — Becky Aligada.
Sekitar tahun 2004 saya di undang ke Dubai, setelah turun dari pesawat, melewati duty free store , saya terkagum kagum
Sebelumnya di Surabaya yang saya tau hanya becak, bemo dan ojek, di Dubay saya melihat dan menyentuh Rollroyce Phantom. Mobil yang hanya saya lihat di majalah “autobild”, langganan saya. Mobil itu di pajang sebagai hadiah undian bila belanja di duty free
.
Image result for dubai welcome
Kegaguman saya belum berahir, ketika keluar ke tempat parkir, Lamborgini, Mustang, Ferrari, Bentley, Lincoln, Cadilac , Porche,GMC wow wow wow .. OMG.
Saya tinggal kurang lebih 1.5 bulan menikmati jalan2, hingga suatu saat tahu ada sebuah supermarket yang unik, dimana didalamnya menjual barang barang dan makanan Indonesia .
Lumpang, alu kecil, cobek, ulek2, krupuk sarmiler, krupuk emping, manga gadung, rambutan, kacang mentah segar siap rebus, nangka dll. Disitu ingatan melayang kembali ke desa,di mana saya dulu berasal.
Saya bertanya dalam hati kenapa ada orang menjual barang barang beginian dengan harga fantastis. anda bisa membayangkan rambutan isi 4 butir, kalo di belikan di Surabaya bisa dapat ber kilo kilo, apa lagi ulek ulek.
Jawabannya adalah di Dubai banyak warga Indonesia yang menetap dan ada juga yang menikah dengan orang local Mereka kangen tempat aslinya, peluang ini di tangkap pe bisnis, sehingga menghasilkan uang dari ingatan masa lalu .
Dari tanyangan youtube, saya melihat orang jualan rujak, nasi campur, indomie dengan harga lebih mahal dari makanan McDonald, di Amerika Serikat dan laris manis.
Seorang teman memberi tahu di Jakarta lontong kupang dan masakan makanan Surabaya begitu laris, padahal mungkin harganya berlipat lipat dari kota asalnya, Surabaya .
Kenapa orang tetap mau beli, karena yang di cari bukan kenyang tapi kenangan.
Di Surabaya sendiri banyak restoran Manado, Palembang, Padang, Batak dan daerah lain yang ramai pembeli dari orang orang yang kangen kampung halaman.Ini adalah potensi yang bisa kita gali sehingga menghasilkan uang Kita bisa mengamati populasi orang luar daerah atau luar negeri.


Image result for empek empek
                   Empek empek

Image result for sate madura
                        Sate Madura

Image result for bubur manado
                    Bubur Manado

Kemudian menyajikan menu sesuai daerahnya se otentik mungkin, maka uang akan mengalir ke kantong kita dari orang orang yang merindukan romantisme masalalu dan biasanya tidak banyak pesaing di segmen ini .Perlu keseriusan dan upaya besar menghadirkan sentuhan ini, tapi sebanding dengan hasilnya .
Silahkan amati pelajari dan paling penting melangkah mengambil resiko menggali potensi ini agar benar2 bisa mengisi kantong kita .
Image may contain: 2 people, people smiling, people standing and closeup
     Burhan Green Crab


BISNIS BATU SABUN

Image may contain: food

Dion Bustaman

"Kabarnya kamu bisnis batu?"
"Iya, Bos. Makanya tempo hari saya bisa lunasin hutang. Mumpung banyak orang Cina yang ngidam batu ini."
"Kok kamu nggak ngajak sih?"
"Aduh, Bos, tempo hari saya minta bos bayar batu sabun yg segede helm itu bos kan nggak mau, Itu kan cuma sejuta."
"Oya. masih ada nggak? Saya mau tuh."
"Walah, dah laku, bos, saya jual 48 juta."

Dia terdiam karena saya tega benar bilang begitu. Tapi biarlah, habis sudah terlanjur. Saya ingat waktu mengajak si Bos 'hunting' batu sabun. Pas dapat, saya minta dia bayar batu itu, dia menolak.
"Saya pinjam aja sama bos sejuta. Secepatnya saya ganti, nggak sampai seminggu kok."
"Nggak ah. Yang 200 aja kamu blon bayar."
Saya diam, apa boleh buat karena usaha saya lagi benar benar bangkrut, hutang menumpuk, sampai beras pun hutang di warung.

Esoknya saya main di rumah teman sependeritaan yang sama sama bangkrut. Di situ lagi ramai karena ada orang lokasi yang minta dijualkan dua bongkah batu sabunnya, dimasukkan kedalam dua dus bekas supermi.


No automatic alt text available.


"Nah, ini orangnya.", sambil teman nunjuk saya.
"Kamu tetangga sama orang Taiwan kan? Nih ada batu sabun, tawarin gih!"
Saya perhatikan kedua batunya, warnanya orange matang ketika disorot dengan lampu senter.
"35 juta aja, kalau laku potong 5% buat komisi."
"Mahal ya. Saya musti tawarin berapa dong? Saya awam harga."
"Ya berapa aja, terserah, mau seratus, dua ratus, tergantung beraninya. Pokoknya gini aja, setor 32 juta aja, 10% tuh.".


Karena butuh, langsung batu itu saya angkut pakai Vespa tua kesayangan. Lalu saya minta nomor HP pemilik barang buat nanti kalau ada penawaran.
"Berapa ini mau jual?" bos Taiwan langsung tanya ketika saya sodorkan kedua batu itu. Saya bingung, berapa harus buka harga, Rp 100 juta kemahalan ?. Jangan jangan bos Taiwan tidak mau atau bisa bisa saya langsung disuruh pergi.


Image result for vespa tua


"Berapa bos berani?", tanya saya.
Setelah bolak-balik disenter, dia mengacungkan 2 jari. Dia tahu saya tidak fasih bahasa Mandarin walau mata saya sipit juga. Jadi dengan kode tangan pun cukuplah.
“Dua jari artinya dua puluh juta bos. Waduh, modalnya lebih bos."
"Dua ratus juta.!!", katanya setengah berteriak.
Saya cuma sekali nawar. Karena saya bingung, lalu sedikit menjauh untuk kontak pemilik barang dengan HP jadul. Singkat saja saya tanya.
"Habisnya berapa?"
"Potong 10%, ya 32 lah. Atau gini aja. 30 juta, tuan rumah nanti bagi."
Jantung saya berdebar seketika karena sudah ada kepastian. Tapi coba coba lagi deh..
"Bisa nawar lebih nggak bos?"
"Sudah. 210 juta aja, saya bayar kontan, kalau tidak bawa lagi sana. Kamu tetangga saya. jual batu bagus, daripada bikin mebel rumahan seperti kamu."


Image result for lembaran rp 100000 uang kertas tumpukan


Saya ingat, dialah yg menyarankan saya bisnis batu. Kalau lagi booming pasti untung gede, lamunan saya waktu itu.
Dengan sedikit gemetar, saya hanya mengitung gepokan uang seratus ribuan, yang bos kasih. 21 gepok. Lalu saya minta kantong kresek.
"Cukup! Xie xie, laopan!" Saya beranikan diri mengucapkan terimakasih dengan bahasa Mandarin. Dia pun tersenyum.
" Kalau ada lagi, cepat bawa sini, lusa saya pulang ke Taiwan."
Saya mengangguk dengan senyum sumingrah. Bakal lunas semua hutang saya ke warung dan juga ke yang lain. Semua akan saya lunasin, pasti ini cukup.

Tapi bagaimana ya saya setor ke pemilik barang. Katanya cukup Rp. 30 juta. Waduh, kurang dari sejam untung kok sampe Rp. 180 juta. Gede banget. Kalau ketahuan saya jual begitu mahal gimana ya? Terus terang, apa jangan?. Rasanya tidak enak juga kalau ketahuan.

Saya mampir si Rumah Makan Padang, beli 5 bungkus nasi rendang perkedel, sambil menunggu, otak saya terus berputar.


Related image

Setelah parkir Vespa, saya masuk ke rumah kawan sambil menenteng 2 keresek besar.
"Wah, apaan tuh, duit?"
"Nasi padang bos, 5 bungkus nasi, yang satu ini buat di rumah saya. Oya, ini uang batu. 30 juta ya."
Saya menyerahkan 3 gepokan uang merah. Mereka bertiga sama sama menggitung. Lalu yg satu berdiri, menyodorkan tangan untuk salaman.
"Kalau ada lagi gimana? Taiwannya masih mau?"
"Kayaknya sih mau, tapi lusa dia dah pulang Taiwan."
Setelah basa-basi, mereka pamit. Tinggal saya dengan tuan rumah dan Asiung, teman sependeritaan yang baru datang.  Nama samaranlah.

"Laku 32 apa 35?", tanya nyonya rumah sambil sibuk mengurus baju jemuran. Saya menyerahkan uang Rp. 2 juta sedang Asiung Rp 500 ribu sebagai uang kaget.
Keduanya senang. Nyonya rumah percaya saya walau tidak bilang berapa lakunya. Kalau pun tidak, apa urusannya, pikir saya.


Tapi di jalan pulang, saya jadi tidak enak hati, masak saya untung Rp.180 juta, nyonya rumah cuma kasih Rp. 2 juta?. Dengan ikhlas saya serahkan lagi tambahan Rp. 27 juta. Nyonya rumah melongo.
"Gede bener? Untung berapa sih, laku berapa?"
Nah, ini dia. Kalau saya terbuka pasti jadi masalah. Saya hanya senyum.
"Terima ajalah, cukup bayar utang kan?"
Beres disitu, saya pulang, serahkan semua uang keuntungan. Setengah percaya dihitungnya uang itu.


Anak bungsu saya langsung nyeletuk: " Bisa buat nebus ijasah dong Pah?"
Saya cuma mengangguk. Ingat waktu itu sudah 4 bulan dia lulus SMA dengan ranking 3. Bea siswa yang didapat tentu sudah kelewat. Terpaksa tunggu tahun depan.
"Beli beras 20 karung, lalu terus bagikan tetangga. Yang Rp. 100 juta simpan untuk modal kuliah nanti."

Baru jam satu siang waktu itu, saya nekad dengan Vespa butut ke Sagaranten, lokasi batu sabun. Saya temui pemilik batu sabun segede helm yg tempo hari dia minta Rp. 1 juta.
Dasar rejeki, batunya masih ada dan cukup bayar Rp 800.000 saja.
Hampir jam 9 malam, saya langsung temuin bos Taiwan. Saya tidak buka harga, biarkan dia saja yang menilai karena memang saya awam soal batu. Ada lebih syukur, balik modal juga tidak apa apa.Ternyata rejeki memang tidak bisa ditolak. Bos langsung bayar Rp.  48 juta.
Wow! Duit lagi....!


Beres transaksi, bos langsung menawarkan minum Kao Liang Phi Ciu, alkohol 58 %. Hadeuh, penyakit lama kambuh. Tapi lantaran dengan bos jadi tetangga, mana lagi untung gede, minumlah saya malam itu sampai mabuk.
Tawaran: " kan pei..."
" Kan pei ",sambil diiringi lagu mandarin "Phei Ciu...."


Image may contain: Dion Boestaman, outdoor

4/12/2018

TIDAK PUNYA MODAL ?

Image may contain: Pinondang Situmeang
Om Pino bawakan puisi
 
Jika Anda mengamati komen komen di group Wirausaha Pemula Indonesia, WPI atau jika bertemu dengan teman atau keluarga dan bertanya :" Mengapa tidak buka usaha sendiri ?". Banyak yang menjawab :"Tidak punya modal".

Namun jika dilakukan pembicaraan lebih dalam, maka mereka akan cerita bahwa mereka sebenarnya mempunyai sesuatu yang berharga untuk dipakai sebagai Modal kerja.
Sebut saja, mempunyai Tabungan di Bank, punya perhiasan, punya kendaraan lebih dari satu, punya beberapa bidang tanah kosong atau beberapa rumah, ada juga tagihan pada beberapa orang. 

Related image
Related image


Semua kekayaan tersebut sebenarnya merupakan faktor yang dapat dijadikan Modal kerja. Bahkan family dekat bisa menjadi sumber modal, jika Character kita baik, dapat dipercaya.
Penghasilan bunga dari Tabungan relatif tidak seberapa jika dibandingkan dengan keuntungan dari usaha. Perhiasan dilemari atau di Brandkas, yang hanya dipakai sesekali, tidak menghasilkan apa apa, atau jika dimaksudkan sebagai Investasi, kenaikan harganya belum tentu sebesar profit dari usaha sendiri.
Kendaraan roda dua atau roda empat lebih dari satu bahkan lebih dari dua, hanya untuk mempertahankan gengsi sosial, bukan menghasilkan, tetapi justru membebani biaya operasional dan pemeliharaan. Bahkan nilai jual/nilai pasarnya semakin kecil dari tahun ketahun. Oleh sebab itu lebih baik naik angkutan umum dan Asset tersebut diswitch menjadi modal kerja.
Asset berupa tanah atau rumah bisa dimanfaatkan dengan menjualnya atau bisa juga digunakan sebagai Jaminan pinjaman ke Bank, tentu dengan meningkatkan status kepemilikan haknya dari Letter C atau Akte Jual beli menjadi Sertifikat Hak milik atau Hak Guna Usaha/Guna Bangunan.
Image may contain: plant
          Om Pino, villa Cipanas

Dari pengalaman saya kerja sebagai executive Bank, demikian juga pandangan sesama Bankir, maka yang menjadi kendala utama justru apa pada faktor "Marketting". Pemasaran adalah ujung tombak kelangsungan hidup suatu usaha. Jika pasar produk/jasa sudah jelas, maka pihak Bank akan menilai peryaratan lainnya. Dengan terjaminnya pasar, maka penghasilan usaha akan mampu untuk membayar kembali pinjaman beserta bunganya. Yang menjadi kendala kedua adalah ketiadaan Collateral atau Jaminan.
Tentu fihak Bank akan menilai faktor faktor lainnya dari calon peminjam dan perusahaannya. Faktor ini disebut sebagai "Lima C" dengan urut urutan prioritas 1. Charakter, 2. Capasitas, 3. Capital/Modal 4. Condition (Economic) dan 5. Collateral (Jaminan). Dan yang menjadi prioritas pertama ada pada factor Character atau nama baik, sedangkan C yang terakhir adalah Collateral atau Jaminan. Jika punya Character atau bisa dipercaya, Colateral itu merupakan factor pendukung.
Tentu Anda bisa menyampaikan beberapa faktor kendala lain seperti Jenis usaha yang minim risiko atau profit yang relatif tinggi, lokasi tempat usaha, pengalaman dan beberapa faktor lainny





4/11/2018

MENYEWAKAN RUMAH


Image may contain: house, tree, plant and outdoor
Ida de meester

Kami memiliki sebuah rumah di daerah Pejaten Barat dekat Kemang Timur, biasanya saya datang sekali-sekali saja kesana kalau lagi ke Jakarta.
Ada beberapa guru dari Australian International School yang kost disana, dan kelihatan tahun-tahun terakhir tinggal satu pasangan saja.
Saya kemudian merenovasi kolam renang, mencat ulang seluruh rumah, dan membersihkan semua ruang dan kamar, menata dan mendaftarkannya pada Airbnb, setelah pasangan Australia yang menyewa kamar pindah ke Australia.

Image result for airbnb
Berkomunikasi kepada penyewa, mengatur pembantu, terkadang menata menu dll, membuat saya sibuk, kegiatan yang sangat menyenangkan, karena setiap kali kita bertemu dengan orang baru, kharakter baru dan tentu saja dengan persiapan baru.
Saya tidak bertemu mereka secara langsung, tapi berkomunikasi lewat e-mail atau WA, ada rombongan dari Korea yang dengan percaya diri sewa mobil dan tersesat saat ketempat kami. Lucunya dia kirim gambar lokasi dia, padahal saya di benua Eropa dan dia di pasar minggu, mereka tidak bisa bahasa Inggris dengan baik. Akhirnya berbekal foto lokasi, saya minta satpam menjemput mereka dengan sepeda motor, dan akhirnya bisa membawa mereka kerumah, untung mereka berfoto dengan latar belakang Pejatenmall.
Image result for satpam ganteng

Ada yang membuat acara keluarga, ada yang sekedar ngumpul bersama teman, ada yang mau BBQ, atau berenang bersama sambil menginap. Tempat kami cukup luas untuk tempat berkumpul keluarga. anda dapat melihatnya pada page Roemah Ida, atau Airbnb Roemah Ida. 
Kesimpulan:
Teruslah mencari potensi yang dapat di eksplorasi, jangan lupa untuk belajar dan mempelajari apa saja hal yang dapat kita lakukan.
Keterbatasan saya adalah jarak, yang dapat di jembatani oleh teknologi masa kini yaitu internet, pegawai disana bisa menghubungi saya kapan saja, demikian pula tamu, sehingga komunikasi berjalan dengan lancar.


Image result for barbeque
Bisnis on line.
Jangan terlalu alergi dengan internet, atau mendiskreditkan mereka yang selalu memegang gadget , ada banyak hal yang dapat kita pelajari secara gratis lewat internet.
Semua tergantung kebutuhan kita, dan manfaat baik hanya akan anda temui pada bacaan yang positif , hindari membuka tulisan hoax, maka internet akan menjadi jendela dunia.
Terdampar di negri suami tidak membuat saya surut dalam melangkah, meskipun saya tidak boleh bekerja, (suami melarang saya jadi tukang bersih/sektor informal lain) karena saya tidak bersekolah disana, maka peluang kerja hanya pada jenjang tertentu.
Menerima pesanan makanan adalah bagian daripada kegiatan saya yang menyenangkan, karena memasak dan makan enak adalah hobby sekaligus memberi penghasilan tambahan buat saya.
Di saat putri sulung memutuskan untuk keluar dari rumah, maka kamarnya yang berupa studio, terletak di lantai paling atas rumah kami kosong, saya membersihkan dan menatanya, kemudian mendaftarkannya pada Airbnb.

Image may contain: indoor
Percaya atau tidak studio tersebut hampir tidak pernah kosong, begitu laris, mungkin karena lokasi rumah kami yang hanya dalam radius 2KM dari pusat kota dan stasiun KA.

Kamar yang di lengkapi tempat tidur double bed dan dua singel bed berbentuk drawer, dapur mini dengan peralatan memasak lengkap, toilet, sofa set, dan meja makan.
Perlengkapan handuk, wifi dan pada lemari es kami menyediakan minuman untuk di jual, juga makanan kecil, bahkan bagi yang menginginkan kuliner Indonesia bisa memesannya, dan saya memasak buat mereka.
Sebenarnya saya lebih suka menyewakannya kepada pelajar Indonesia yang sedang belajar di kota kami. Kota tempat saya menetap adalah sebuah kota pelajar dan terkenal dengan pusat kota sebagai medieval city atau kota abad pertengahan, lengkap dengan gedung tua, sehingga berasa seperti sedang berada pada masa lalu.
Studio Ida Gent, nama yang kami pakai, anda bisa melihatnya pada page FB juga pada Airbnb, hanya sekarang studio sedang snooze di Airbnb, karena ada mahasiswi Indonesia yang menyewa.

Image may contain: 2 people, people smiling, eyeglasses, child, selfie, closeup and outdoor

HANCUR BERMAIN FOREX

Image result for forex trading
        Vivi Hindriasari, Banda Aceh
Saya sangat down di daerah orang, tidak ada sanak keluarga sendiri ditimpa musibah yang menurut saya sangat berat. Akibat masalah tersebut saya jadi sering tidak kekantor karna harus bolak balik ke kantor polisi dan berupaya mencari si pengemplang. Dan akhir nya saya mengundurkan diri. Saya benar benar terpuruk, uang ditangan makin lama makin habis, kerja tidak ada, hingga makan pun kadang kadang tidak sekali sehari.

Mau mengadu ke orang tua takut stroek. Semua saya tanggung sendiri., sambil cari kerja lain. Untung ada seseorang yg care terhadap saya, yang mau membantu tanpa pamrih. Saya disewakan sebuah rumah kontrakan, makan tiap hari dikasih, sebelumnya hari 3 kali, sambil dibantu cari kerja. Dia adalah suami saya sekarang.
Image may contain: 4 people, people smiling, selfie and closeup


Ternyata cobaan belum berlalu, baru sebulan tinggal di rumah kontrakan, tengah malam bapak yang punya kontrakan mencoba masuk ke dalam rumah dan mencoba berbuat tidak senonoh kepada saya. Untung Allah masih melindungi,meski saya trauma.
Singkat cerita saya kembali mendapat kerja di sebuah Bank pemerintah, dan hidup saya mulai membaik kembali sedikit demi sedikit. Hoby bisnis mulai kembali.
Image result for teller bank

Saya mengirim sayur sayuran ke Batam, kentang cabe, wortel, tomat dll.
Bisnis mulai stabil, saya mulai melirik tranding forex. Ini awal kehancuran saya yang ke 2, dan ini lebih berdarah darah.
Saya yang back ground perbankan bisa salah memilih investasi, sungguh miris.karena selain uang tabungan, ada beberapa uang teman teman yang di percayakan kepada saya di bawa kabur oleh seseorang yg mengaku sangat piawai dalam tranding.
Image result for sayur mayur
Belum lagi beliau ambil kredit mobil atas nama saya, karena pakai KK dan KTP saya. Saya hampir gila, karena selain dikejar kejar oleh Leasing, saya juga di kejar kejar oleh teman teman yang uangnya dibawa kabur oleh oknum tersebut. Nilainya sangat fantastik lebih dari  Rp. 5 milyard.

Akhirnya sampai juga masalah ke kantor polisi.dan saat itu saya baru melahirkan. Sangat hancur hidup saya. Untung punya suami yang luar biasa, selalu ada di depan saya, meski saya salah. Tiap hari bolak balik di ambil ke kantor polisi. Sampai sampai saya tidak berani jumpa sama tetangga.

Untung a Allah melindungi orang yang benar, si oknum tertangkap. Tetapi entah mengapa sehari kemudian di lepas lagi. Walau begitu saya masih bersyukur karena saya tidak bertanggung jawab llagi atas dana teman teman tersebut. Tinggal  berurusan dengan Leasing, karena pakai nama saya. Akhirnya mobilnya ketemu dan saya bisa ambil alih kredit.

Selesai masalah, ternyata tidak karena hidup saya sudah terlanjur kacau. Tagihan kartu kredit di ambang batas limit dan mata pencaharian kembali ke nol. Karna selama proses dengan polisi kami berdua tidak dapat kerja dan mencari rejeki...

Disinilah saya mencoba melawan keputusan atasan, melawan semua rasa yang sebenarnya sudah tidak sanggup saya tanggung. Tetapi saya coba bangkit hanya semata mata demi anak saya yang baru berumur 3 bln. Saya tarik sisa limit Credit card yang tinggal Rp. 200.000,-.  Saya coba berbisnis sabun setiap hari keliling dari satu rumah ke rumah yang lain. Banyak penolakan dari pada terima. Tetapi saya terus melangkah, hingga suatu hari ada seorang anggota dewan yg memanggil saya ke kantornya.


Image may contain: drink